7
7. Penggunaan Sertifikat Bukti HMETD
Sertifikat Bukti HMETD adalah bukti hak yang diberikan Perseroan kepada pemegangnya untuk membeli Saham Baru. Sertifikat Bukti HMETD hanya diterbitkan bagi pemegang saham yang belum
melakukan konversi saham dan digunakan untuk memesan Saham Baru. Sertifikat Bukti HMETD tidak dapat ditukarkan dengan uang atau apapun pada Perseroan, serta tidak dapat diperdagangkan
dalam bentuk fotokopi. Bukti kepemilikan HMETD untuk pemegang HMETD dalam Penitipan Kolektif KSEI akan diberikan oleh KSEI melalui Anggota BEI atau Bank Kustodiannya.
8. Pecahan HMETD
Berdasarkan Peraturan No. IX.D.1 bahwa dalam hal pemegang saham memiliki HMETD dalam bentuk pecahan, maka HMETD tersebut tidak diserahkan kepada pemegang saham, namun akan
dikumpulkan oleh Perseroan untuk dijual sehingga Perseroan akan mengeluarkan HMETD dalam bentuk bulat, dan selanjutnya hasil penjualan HMETD pecahan tersebut dimasukkan ke dalam
rekening Perseroan. 9. Lain-lain
Syarat dan kondisi HMETD ini berada dan tunduk pada hukum yang berlaku di Negara Republik Indonesia. Segala biaya yang timbul dalam rangka pemindahan hak atas pemindahan HMETD
menjadi beban tanggungan Pemegang Sertifikat Bukti HMETD atau calon pemegang HMETD.
DALAM KURUN WAKTU 12 DUA BELAS BULAN SETELAH EFEKTIFNYA PERNYATAAN PENDAFTARAN DALAM RANGKA PUT I INI, PERSEROAN TIDAK AKAN MENERBITKAN
ATAU MENCATATKAN SAHAM BARU ATAU EFEK LAINNYA YANG DAPAT DIKONVERSIKAN MENJADI SAHAM DI LUAR YANG DITAWARKAN DALAM PUT I INI, KECUALI PENERBITAN
ATAU PENCATATAN SAHAM BARU YANG DILAKUKAN DALAM RANGKA MEMENUHI KETENTUAN DANATAU PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DARI OTORITAS YANG
BERWENANG YANG BERLAKU BAGI PERSEROAN DANATAU PEMEGANG SAHAMNYA. APABILA DI KEMUDIAN HARI PERSEROAN BERMAKSUD MELAKUKAN HAL TERSEBUT,
MAKA PERSEROAN AKAN MENGIKUTI SEMUA KETENTUAN DANATAU PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU DARI OTORITAS YANG BERWENANG.
8
II. RENCANA PENGGUNAAN DANA
Dana yang diperoleh Perseroan dari hasil PUT I ini setelah dikurangi dengan seluruh biaya yang terkait dengan PUT I akan digunakan seluruhnya untuk modal kerja Perseroan.
Perseroan akan mempertanggungjawabkan kepada Rapat Umum Pemegang Saham dan melaporkan secara berkala kepada OJK sesuai dengan Peraturan Bapepam Nomor X.K.4 Lampiran
Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-81PM1996 tanggal 17 Januari 1996 yang diubah dengan Nomor Kep-15PM1997 tanggal 30 April 1997 dan terakhir diubah dengan Nomor Kep-27PM2003
tanggal 17 Juli 2003 tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum “Peraturan Bapepam No. X.K.4”.
Apabila Perseroan bermaksud untuk mengubah rencana penggunaan dana hasil PUT I ini maka Perseroan harus terlebih dahulu i melaporkannya ke OJK disertai dengan alasan dan
pertimbangannya dan ii meminta persetujuan terlebih dahulu dari RUPS sesuai dengan Peraturan Bapepam No. X.K.4.
Apabila penggunaan dana yang dimaksud merupakan transaksi material dan perubahan kegiatan usaha utama dan atau transaksi afiliasi atau transaksi benturan kepentingan, maka Perseroan akan
memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bapepam-LK No. IX.E.1 tentang Transaksi Afiliasi dan benturan Kepentingan Transaksi Tertentu dan No. IX.E.2 tentang Transaksi
Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama. Dana hasil Penawaran Umum Saham Perdana telah seluruhnya direalisasikan oleh Perseroan sesuai
dengan rencana penggunaan dana hasil penawaran umum sebagaimana dinyatakan dalam Prospektus Penawaran Umum Saham Perdana dan telah dilaporkan kepada OJK melalui surat
No. 036hdf.tpcs-bapepamXII2011 tanggal 28 Desember 2011. Sesuai dengan Surat Edaran yang diterbitkan oleh Bapepam dan LK nomor SE-05BL2006 tanggal
29 September 2006 tentang Keterbukaan Informasi Mengenai Biaya yang Dikeluarkan Dalam Rangka Penawaran Umum, total biaya yang dikeluarkan oleh Perseroan adalah sekitar 2,79 dari nilai PUT I
yang meliputi: 1.
Biaya jasa Profesi penunjang Pasar Modal sebesar 0,40, terdiri dari Akuntan Publik sebesar 0,27, Konsultan Hukum sebesar 0,08 dan Notaris sebesar 0,05;
2. Biaya jasa Lembaga Penunjang Pasar Modal yaitu Biro Administrasi Efek sebesar 0,03;
3. Biaya jasa Konsultan Keuangan sebesar 1,28;
4. Biaya RUPSLB, biaya pencatatan di bursa, auditor penjatahan, biaya percetakan, biaya
pemasangan iklan surat kabar dan biaya-biaya lainnya yang berhubungan dengan proses PUT I ini sebesar 1,00; dan
5. Biaya pungutan oleh OJK sebesar 0,08.
9
III. PERNYATAAN HUTANG
Tabel di bawah ini menyajikan posisi liabilitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 yang bersumber dari laporan keuangan audit Perseroan tanggal 31 Desember 2014, yang tercantum
dalam Prospektus ini dan telah diaudit oleh KAP Purwantono, Suherman Surja, akuntan publik independen, berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat wajar tanpa
pengecualian. Saldo liabilitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp2.244.860 juta dengan rincian
sebagai berikut:
dalam jutaan Rupiah
URAIAN 31 Desember 2014
PINJAMAN - pihak ketiga
1.804.132
UTANG PENYALUR KENDARAAN - pihak ketiga 24.178
UTANG PREMI ASURANSI - neto
3.147
BEBAN AKRUAL 24.760
UTANG IMBALAN KERJA KARYAWAN JANGKA PENDEK 3.298
UTANG PAJAK
2.313
UTANG LAIN-LAIN
Pihak ketiga 14.365
Pihak berelasi 40.214
Total utang lain-lain 54.579
WESEL BAYAR JANGKA MENEGAH - neto 216.802
UTANG PEMEGANG SAHAM
102.000
ESTIMASI LIABILITAS IMBALAN KERJA KARYAWAN JANGKA PANJANG 9.650
TOTAL LIABILITAS 2.244.860
1. Pinjaman Penjalasan pinjaman adalah sebagai berikut:
PT Bank Permata Tbk Permata
Pada tanggal 8 Desember 2006, Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman melalui skema Consumer Asset Purchase Recourse dari Permatayang dapat diperpanjang dengan jumlah maksimum
penarikan sebesar Rp20.000 juta. Fasilitas ini telah diperbaharui dengan jumlah maksimum sebesar Rp50.000 juta yang jatuh tempo pada tanggal 28 September 2008.
Pada tanggal 16 Juli 2008, fasilitas ini telah diperbaharui dengan jumlah maksimum sebesar Rp100.000 juta. Selanjutnya, pada tanggal 21 Agustus 2009, fasilitas ini telah diperbaharui dengan
jumlah maksimum sebesar Rp200.000 juta. Fasilitas ini dapat ditarik selama 12 dua belas bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian kredit dan memiliki jatuh tempo maksimum 36 tiga puluh
enam bulan sejak tanggal penarikan. Pada tanggal 8 April 2010, perjanjian pinjaman ini telah berakhir dan seluruh pinjaman Perseroan
telah dialihkan ke perjanjian pinjaman baru tertanggal 30 Maret 2010 dengan Permata dan perubahan fasilitas menjadi Pinjaman atas Piutang Pembiayaan Kendaraan Revolving Installment - Receivable
Financing dengan jumlah maksimum fasilitas sebesar Rp250.000 juta dan berlaku sampai dengan tanggal 30 Maret 2011. Selanjutnya, pada tanggal 26 Mei 2011, fasilitas ini telah diperbaharui dengan
jumlah maksimum sebesar Rp300.000 juta. Jangka waktu fasilitas diperpanjang sampai dengan tanggal 12 September 2015. Fasilitas ini dapat ditarik selama 12 dua belas bulan sejak tanggal
penandatanganan perjanjian kredit dan memiliki jatuh tempo maksimum 36 tiga puluh enam bulan sejak tanggal penarikan.Fasilitas ini dijamin dengan jaminan fidusia atas piutang pembiayaan
konsumen sekurang-kurangnya 100 dari jumlah pokok fasilitas.
Pada tanggal 22 Desember 2011, Perseroan memperoleh fasilitas Pinjaman Berjangka Term- Installment facility 1 TL 1 dengan jumlah maksimum sebesar Rp100.000 juta, pada tanggal
12 September 2013, Perseroan memperoleh fasilitas Pinjaman Berjangka Term-Installment facility 2 TL2 dengan jumlah maksimum sebesar Rp30.000 juta dan pada tanggal 2 Desember 2014,
Perseroan memperoleh fasilitas Pinjaman Berjangka Term-Installment facility 3 dan 4 TL3 dan TL4 dengan jumlah maksimum masing-masing sebesar Rp30.000 juta. Fasilitas TL 1, TL 2, TL 3
10 dan TL 4 dapat ditarik selama 6 enam bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian kredit dan
akan jatuh tempo maksimum 36 tiga puluh enam bulan sejak tanggal penarikan.Fasilitas ini dijamin dengan jaminan fidusia atas piutang pembiayaan konsumen sekurang-kurangnya 100 dari jumlah
pokok fasilitas. Pada tanggal 31 Desember 2014, fasilitas ini dijamin dengan fidusia atas piutang pembiayaan konsumen sejumlah Rp11.427 juta. Perseroan juga memperoleh fasilitas
cerukanrekening koran dengan jumlah maksimum sebesar Rp5.000 juta. Fasilitas ini diberikan untuk keperluan modal kerja dalam rangka pembiayaan konsumen. Fasilitas cerukanrekening koran akan
jatuh tempo pada tanggal 12 September 2015. Perseroan juga memperoleh fasilitas Forex Line Tetap sejumlah USD500.000. Pada tanggal
5 September 2014, Perseroan memperoleh tambahan fasilitas Forex Line Tetap sebesar USD3.050.000. Selanjutnya, pada tanggal 29 Desember 2014, fasilitas ini telah diperbaharui dengan
jumlah maksimum sebesar USD8.050.000. Jangka waktu fasilitas telah diperpanjang sampai dengan tanggal 12 September 2015.
Pada tanggal 2 Desember 2014, Perseroan memperoleh fasilitas Pinjaman Money Market MM dengan jumlah maksimum sebesar Rp20.000 juta. Fasilitas MM dapat ditarik selama 12 dua belas
bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian kredit dan akan jatuh tempo pada tanggal 2 Desember 2015. Fasilitas ini diberikan untuk keperluan modal kerja dalam rangka pembiayaan
konsumen. Fasilitas ini dijamin dengan jaminan fidusia atas piutang pembiayaan konsumen sekurang-kurangnya 100 dari jumlah pokok fasilitas.
Berdasarkan persyaratan-persyaratan dalam perjanjian, Perseroan diharuskan untuk mempertahankan jumlah ekuitas minimal sejumlah Rp250.000 juta, tingkat gearing ratio maksimum
8,5 delapan koma lima kali dan memberikan pemberitahuan secara tertulis kepada bank sehubungan dengan, antara lain, perubahan anggaran dasar; pengalihan pembiayaan ke pihak lain
dan perubahan susunan dewan komisaris dan direksi. PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk BNI
Pada tanggal 18 Januari 2010, Perseroan memperoleh fasilitas kredit modal kerja dari BNI dengan jumlah maksimum sebesar Rp75.000 juta. Tujuan dari fasilitas kredit ini adalah untuk membiayai
tambahan modal kerja pembiayaan kredit kendaraan bermotor roda dua baru. Fasilitas ini dapat ditarik selama jangka waktu perjanjian kredit dan penarikan pertama dilakukan paling lambat 3 tiga
bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian kredit. Pada tanggal 18 Maret 2011, fasilitas ini telah diperbaharui dengan jumlah maksimum sebesar
Rp150.000 juta. Selanjutnya, pada tanggal 30 Juni 2011, fasilitas ini diperbaharui dengan jumlah maksimum sebesar Rp250.000 juta. Pada tanggal 5 Februari 2014, jangka waktu penarikan fasilitas
telah diperpanjang sampai dengan tanggal 17 Januari 2015. Fasilitas ini dapat ditarik selama 12 dua belas bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian kredit dan memiliki jatuh tempo maksimum
36 tiga puluh enam bulan sejak tanggal penarikan. Fasilitas ini dijamin dengan jaminan fidusia atas piutang pembiayaan konsumen.
Pada tanggal 31 Desember 2014, fasilitas ini dijamin dengan fidusia atas piutang pembiayaan konsumen sejumlah Rp248.358 juta.
Berdasarkan persyaratan-persyaratan dalam perjanjian, Perseroan diharuskan untuk mempertahankan tingkat gearing ratio maksimum 10 sepuluh kali dan current ratio minimum 1 satu
kali, serta memberikan pemberitahuan secara tertulis kepada bank sehubungan dengan, antara lain, perubahan anggaran dasar; perubahan susunan pemegang saham danatau pengurus; pembagian
dividen; dan meminta persetujuan secara tertulis dari bank, dalam hal, melakukan penggabungan usaha; akuisisi dan investasi baru yang tidak berkaitan atau mengubah kegiatan usaha Perseroan;
memindahkan danatau menyewakan sebagian kegiatan usaha kepada pihak lain; melakukan pembayaran utang kepada pemegang saham; memberikan pinjaman kepada pihak lain; mengalihkan
sebagian atau seluruh hak dan liabilitas dari perjanjian ke pihak lain; membubarkan Perseroan atau mengajukan permohonan untuk dinyatakan pailit dan melakukan interfinancing antar Perseroan
dalam satu grup.
11
PT Bank Danamon Indonesia Tbk Danamon
Pada tanggal 19 Januari 2011, Perseroan memperoleh fasilitas Pinjaman Kredit Angsuran Berjangka KAB dari Danamon dengan jumlah maksimum sebesar Rp100.000 juta. Selanjutnya, pada tanggal
24 Februari 2014, fasilitas ini diperbaharui dengan jumlah maksimum sebesar Rp200.000 juta. Jangka waktu fasilitas telah diperpanjang sampai dengan tanggal 19 Januari 2015. Fasilitas ini dapat
ditarik selama 12 dua belas bulan sejak penandatanganan perjanjian kredit dan akan jatuh tempo maksimal dalam 36 tiga puluh enam bulan sejak tanggal penarikan. Fasilitas ini dijamin dengan
jaminan fidusia atas piutang pembiayaan konsumen. Pada tanggal 31 Desember 2014, fasilitas ini dijamin dengan fidusia atas piutang pembiayaan
konsumen sejumlah Rp211.459 juta. Berdasarkan persyaratan-persyaratan dalam perjanjian, Perseroan diharuskan untuk
mempertahankan gearing ratio maksimum 7 tujuh kali, serta memperoleh persetujuan tertulis sebelumnya dari bank sehubungan dengan, antara lain, menjual atau mengalihkan seluruh atau
sebagian besar aset bukan untuk menjalankan kegiatan usaha; menjaminkan aset; memberikan pinjaman kepada pihak lain, kecuali untuk pelaksanaan kegiatan usaha; bertindak sebagai penjamin
utang-utang pihak lain, kecuali merupakan transaksi yang lazim; perubahan kegiatan usaha; melakukan penggabungan usaha; konsolidasi dan akuisisi; dan melakukan pembayaran utang
kepada pemegang saham. PT Bank CIMB Niaga Tbk CIMB
Pada tanggal 29 Juni 2007, Perseroan memperoleh fasilitas kredit modal kerja dari CIMB dengan jumlah maksimum sebesar Rp15.000 juta. Fasilitas ini dapat ditarik selama 12 dua belas bulan sejak
penandatanganan perjanjian kredit dan akan jatuh tempo maksimal dalam 36 tiga puluh enam bulan sejak tanggal penarikan. Perseroan telah melunasi pinjaman atas fasilitas ini seluruhnya pada tanggal
8 Agustus 2012. Pada tanggal 6 Februari 2008 dan 28 Juli 2008, Perseroan memperoleh tambahan fasilitas pinjaman
masing-masing sebesar Rp20.000 juta dan Rp10.000 juta. Fasilitas ini dapat ditarik selama 12 dua belas bulan sejak tanggal penandatanganan penjanjian kredit dan akan jatuh tempo maksimum
dalam 36 tiga puluh enam bulan sejak tanggal penarikan. Perseroan telah melunasi pinjaman atas fasilitas ini seluruhnya pada tanggal 12 Agustus 2010 dan 14 Maret 2011.
Pada tanggal 8 Januari 2010, Perseroan memperoleh fasilitas kredit modal kerja dari CIMB dengan jumlah maksimum sebesar Rp25.000 juta. Pada tanggal 17 Maret 2011, Perseroan memperoleh
tambahan fasilitas pinjaman sebesar Rp50.000 juta. Fasilitas ini dapat ditarik selama 12 dua belas bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian kredit dan akan jatuh tempo maksimum dalam 36
tiga puluh enam bulan sejak tanggal penarikan. Selanjutnya, pada tanggal 25 Juli 2012, Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman sebesar Rp70.000 juta dan pada tanggal 16 Mei 2014, Perseroan
memperoleh tambahan fasilitas pinjaman sebesar Rp150.000 juta. Fasilitas ini dapat ditarik selama 12 dua belas bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian kredit dan akan jatuh tempo
maksimum dalam 36 tiga puluh enam bulan sejak tanggal penarikan. Fasilitas ini dijamin dengan jaminan fidusia atas piutang pembiayaan konsumen sekurang-kurangnya
100 dari jumlah pokok fasilitas.
Pada tanggal 31 Desember 2014, fasilitas ini dijamin dengan fidusia atas piutang pembiayaan konsumen sejumlah Rp134.897 juta.
Berdasarkan persyaratan-persyaratan dalam perjanjian, Perseroan diharuskan untuk mempertahankan tingkat gearing ratio maksimum 8 delapan kali, serta memperoleh persetujuan
tertulis sebelumnya dari bank sehubungan dengan, antara lain, melakukan penggabungan usaha, akuisisi dan konsolidasi; mengalihkan, menghibahkan danatau menjaminkan sebagian besar harta
ke pihak lain; memberikan pinjaman kepada pihak lain kecuali untuk kegiatan usaha; merubah anggaran dasar, susunan dewan komisaris dan direksi; merubah kegiatan usaha atau status hukum
Perseroan; mengadakan investasi baru atau pernyataan kepada pihak lain dan mengalihkan sebagian atau seluruh hak dan liabilitas dari perjanjian pihak lain.
12
PT Bank ICBC Indonesia ICBC Pada tanggal 18 Juli 2011, Perseroan memperoleh fasilitas Pinjaman Tetap Installment PTI dari
ICBC dengan jumlah maksimum sebesar Rp80.000 juta. Selanjutnya pada tanggal 21 Desember 2011, Perseroan memperoleh tambahan fasilitas Pinjaman Tetap Installment dengan jumlah
maksimum sebesar Rp50.000 juta. Pada tanggal 15 Juni 2012, Perseroan memperoleh fasilitas Pinjaman Tetap Installment 2 PTI 2 dengan jumlah maksimum sebesar Rp30.000 juta.
Pada tanggal 7 Januari 2013 Perseroan memperoleh fasilitas Pinjaman Tetap on Demand - B PTD- B dengan jumlah maksimum sebesar Rp50.000 juta. Selanjutnya pada tanggal 30 Oktober 2014,
Perseroan memperoleh tambahan fasilitas Pinjaman Tetap on Demand Non Revolving PTD-NR dengan jumlah maksimum sebesar Rp100.000 juta. Fasilitas PTD-B dan PTD-NR ini dapat ditarik
selama 3 tiga bulan sejak penandatanganan perjanjian kredit dan akan jatuh tempo maksimal dalam 36 tiga puluh enam bulan sejak tanggal penarikan. Fasilitas ini dijamin dengan jaminan fidusia atas
piutang pembiayaan konsumen sekurang-kurangnya 100 dari jumlah pokok fasilitas. Pada tanggal 31 Desember 2014, fasilitas ini dijamin dengan fidusia atas piutang pembiayaan
konsumen sejumlah Rp124.131 juta. Berdasarkan persyaratan-persyaratan dalam perjanjian, Perseroan diharuskan untuk
mempertahankan rasio utang terhadap ekuitas maksimum 8 delapan kali serta memberikan pemberitahuan secara tertulis kepada bank sehubungan dengan, antara lain, memberikan pinjaman
kepada pihak lain; bertindak sebagai penjamin utang-utang pihak lain, kecuali untuk kegitan usaha; perubahan bentuk hukum dan kegiatan usaha; pembagian dividen; melakukan penggabungan usaha;
akuisisi dan investasi baru. PT Bank OCBC NISP Tbk OCBC
Pada tanggal 30 April 2013, Perseroan memperoleh fasilitas Commited Demand Installment dari OCBC dengan jumlah maksimum sebesar Rp63.000 juta. Tujuan dari fasilitas pinjaman ini adalah
untuk modal kerja Perseroan. Fasilitas pinjaman jatuh tempo pada tanggal 30 April 2014. Pada 28 April 2014 berdasarkan perubahan atas perjanjian pinjaman, jangka waktu fasilitas pinjaman telah
diperpanjang dan akan jatuh tempo pada tanggal 17 Januari 2015. Selanjutnya, pada tanggal 10 Januari 2014, Perseroan mendapat fasilitas tambahan berupa Commited Demand Installment 2
sebesar Rp50.000 juta dan akan jatuh tempo pada tanggal 17 Januari 2015. Kedua fasilitas pinjaman ini dijamin dengan deposito berjangka milik PT Tiara Marga Trakindo, pemegang saham, dengan nilai
penjaminan sebesar jumlah fasilitas pinjaman. Pada tanggal 17 Januari 2015, Perseroan melunasi fasilitas Commited Demand Installment 2
sebesar Rp50.000 juta dan fasilitas Commited Demand Installment 1 sebesar Rp27.000juta dari OCBC.
Pada tanggal 18 Januari 2015, berdasarkan perubahan atas perjanjian pinjaman, jumlah fasilitas Committed Demand Installment 1 diturunkan menjadi sejumlah Rp36.000 juta dan fasilitas
Committed Demand Installment 2 ditutup. Jangka waktu fasilitas Committed Demand Installment 1 telah diperpanjang sampai dengan tanggal 30 April 2015.
Pada tanggal 28 April 2015, Perseroan menandatangani perubahan perjanjian pinjaman dengan OCBC untuk memperpanjang jangka waktu fasilitas Commited Demand Installment 1 sampai dengan
30 April 2016. Berdasarkan persyaratan-persyaratan dalam perjanjian, Perseroan diharuskan memberikan
pemberitahuan secara tertulis kepada bank sehubungan dengan, antara lain, perubahan susunan dewan komisaris dan direksi; perubahan susunan pemegang saham bukan publik dan pengendali;
terjadinya perkara perdata maupun pidana, sengketa, dan yang secara material merugikan bagi Perseroan; serta memperoleh persetujuan tertulis sebelumnya dari bank sehubungan dengan, antara
lain memberikan atau menerima pinjaman kepada atau dari pihak lain kecuali untuk kegiatan usaha; dan menjaminkan harta ke pihak lain kecuali untuk mendukung kegiatan usaha.
13
PT Bank DBS Indonesia DBS Pada tanggal 29 November 2011, Perseroan memperoleh fasilitas Pinjaman Berjangka
Term-Installment dari DBS dengan jumlah maksimum sebesar Rp100.000 juta. Fasilitas ini dapat ditarik selama 12 dua belas bulan sejak penandatanganan perjanjian. Fasilitas ini dijamin dengan
jaminan fidusia atas piutang pembiayaan konsumen sekurang-kurangnya 100 dari jumlah pokok fasilitas.
Pada tanggal 9 Januari 2014, berdasarkan perubahan atas perjanjian pinjaman, jangka waktufasilitas pinjaman telah diperpanjang dan akan jatuh tempo pada tanggal 29 November 2014 dan secara
otomatis diperpanjang sementara 3 tiga bulan sampai dengan 24 Februari 2015.
Pada tanggal 31 Desember 2014, fasilitas ini dijamin dengan fidusia atas piutang pembiayaan konsumen sejumlah Rp100.065 juta.
Pada tanggal 12 Februari 2015, Perseroan penandatangani perubahan perjanjian pinjaman dengan DBS untuk memperpanjang jangka waktu fasilitas sampai dengan tanggal 29 November 2015.
Berdasarkan persyaratan-persyaratan dalam perjanjian, Perseroan
diharuskan untuk mempertahankan gearing ratio maksimum 10 sepuluh kali, rasio lancar minimum 1 satu kali dan
persentase kepemilikan saham pengendali baik langsung maupun tidak langsung minimum sebesar 51, serta memberikan pemberitahuan secara tertulis kepada bank sehubungan dengan, antara lain,
terjadinya perkara perdata maupun pidana; perubahan anggaran dasar; membagikan danatau membayar dividen; mengubah status hukum Perseroan; melakukan likuidasi, peleburan,
penggabungan danatau pembubaran usaha; menerima pinjaman baru dan mensubordinasikan pinjaman.
PT BPD Kalimantan Selatan BPD Kalsel Pada tanggal 4 Agustus 2014, Perseroan memperoleh fasilitas kredit modal kerja dari BPD Kalsel
dengan jumlah maksimum Rp100.000 juta. Tujuan dari fasilitas kredit ini adalah untuk pembiayaan modal kerja Perseroan. Fasilitas ini dapat ditarik selama 12 dua belas bulan sejak penandatangan
perjanjian dan akan jatuh tempo maksimal dalam 36 tiga puluh enam bulan sejak tanggal penarikan. Fasilitas pinjaman dijamin dengan jaminan fidusia atas piutang pembiayaan konsumen dengan nilai
penjaminan sekurang-kurangnya 100 dari jumlah pokok fasilitas. Pada tanggal 31 Desember 2014, fasilitas ini dijamin dengan fidusia atas piutang pembiayaan
konsumen sejumlah Rp90.764 juta. Berdasarkan persyaratan-persyaratan dalam perjanjian, Perseroan diharuskan untuk
mempertahankan tingkat gearing ratio sebesar kurang dari 8.5 delapan koma lima kali dan current ratio lebih besar atau sama dengan 1 satu kali serta Perseroan diharuskan memperoleh persetujuan
tertulis sebelumnya dari bank sehubungan dengan, antara lain, melakukan investasi, penyertaan modal danatau pengambilalihan Perseroan lain dengan skema apapun; membuka jenis usaha baru
selain usaha yang sudah berjalan; melakukan penggabungan usaha konsolidasi dengan Perseroan lain; mengubah bentuk atau status hukum Perseroan.
PT Bank Syariah Mandiri Bank Syariah Mandiri Pada tanggal 15 Agustus 2014, Perseroan memperoleh fasilitas pembiayaan Line Facility Al-
Murabahah dari Bank Syariah Mandiri dengan jumlah maksimum Rp100.000 juta. Tujuan dari fasilitas kredit ini adalah untuk pembiayaan modal kerja Perseroan. Fasilitas ini dapat ditarik selama 12 dua
belas bulan sejak penandatangan perjanjian dan akan jatuh tempo maksimal dalam 36 tiga puluh enam bulan sejak tanggal penarikan. Fasilitas pinjaman dijamin dengan jaminan fidusia atas piutang
pembiayaan konsumen dengan nilai penjaminan sekurang-kurangnya 100 dari jumlah pokok fasilitas.
Pada tanggal 31 Desember 2014, fasilitas ini dijamin dengan fidusia atas piutang pembiayaan konsumen sejumlah Rp89.776 juta.
14 Berdasarkan persyaratan-persyaratan dalam perjanjian, Perseroan diharuskan untuk
mempertahankan gearing ratio maksimum 10 sepuluh kali, rasio lancar minimum 1 satu kali, emperoleh persetujuan tertulis sebelumnya dari bank sehubungan dengan, antara lain, melakukan
investasi, penyertaan modal danatau pengambilalihan Perseroan lain dengan skema apapun; membuka jenis usaha baru selain usaha yang sudah berjalan; melakukan penggabungan usaha
konsolidasi dengan Perseroan lain; mengubah bentuk atau status hukum Perseroan. PT Bank Negara Indonesia Syariah BNI Syariah
Pada tanggal 6 Juni 2014, Perseroan memperoleh fasilitas pembiayaan Line Facility Murabahah dari BNI Syariah dengan jumlah maksimum Rp100.000 juta. Tujuan dari fasilitas kredit ini adalah untuk
pembiayaan modal kerja Perseroan. Fasilitas ini dapat ditarik selama 12 dua belas bulan sejak penandatangan perjanjian dan akan jatuh tempo maksimal dalam 36 tiga puluh enam bulan sejak
tanggal penarikan. Fasilitas pinjaman dijamin dengan jaminan fidusia atas piutang pembiayaan konsumen dengan nilai penjaminan sekurang-kurangnya 100 dari jumlah pokok fasilitas.
Pada tanggal 31 Desember 2014, fasilitas ini dijamin dengan fidusia atas piutang pembiayaan konsumen sejumlah Rp86.328 juta.
Berdasarkan persyaratan-persyaratan dalam perjanjian, Perseroan diharuskan untuk mempertahankan tingkat gearing ratio sebesar kurang dari 10 sepuluh kali, current ratio lebih besar
atau sama dengan 1 satu kali dan net credit loss minimal 5, serta Perseroan diharuskan memperoleh persetujuan tertulis sebelumnya dari bank sehubungan dengan, antara lain, melakukan
investasi, penyertaan modal danatau pengambilalihan Perseroan lain dengan skema apapun; membuka jenis usaha baru selain usaha yang sudah berjalan; melakukan penggabungan usaha
konsolidasi dengan Perseroan lain; mengubah bentuk atau status hukum Perseroan. Bank of China Limited, Cabang Jakarta Bank of China
Pada tanggal 22 Februari 2012, Perseroan memperoleh fasilitas Pinjaman Berjangka dan cerukanrekening koran dari Bank of China dengan jumlah maksimum masing-masing sebesar
Rp45.000 juta dan Rp5.000 juta. Tujuan dari fasilitas kredit ini adalah untuk membiayai pembiayaan atas piutang pembiayaan konsumen dan tambahan modal kerja Perseroan. Pada tanggal 17 April
2014, Perseroan memperoleh tambahan fasilitas Pinjaman Berjangka sebesar Rp60.000 juta. Fasilitas pinjaman berjangka dapat ditarik sampai dengan 6 bulan sejak penandatanganan perjanjian
kredit dan memiliki jatuh tempo maksimum 36 tiga puluh enam bulan sejak tanggal penarikan, sedangkan fasilitas pinjaman cerukanrekening koran telah jatuh tempo pada tanggal 22 April 2014
dan telah diperpanjang sampai dengan tanggal 22 Februari 2015. Fasilitas pinjaman dijamin dengan jaminan fidusia atas piutang pembiayaan konsumen dengan nilai penjaminan sekurang-kurangnya
100 dari jumlah pokok fasilitas.
Pada tanggal 31 Desember 2014, fasilitas ini dijamin dengan fidusia atas piutang pembiayaan konsumen sejumlah Rp50.937 juta.
Pada tanggal 22 Februari 2015, Perseroan menandatangani perubahan perjanjian pinjaman dengan Bank of China, untuk memperpanjang jangka waktu penarikan fasilitas cerukanrekening koran
sampai dengan tanggal 22 April 2016. Berdasarkan persyaratan-persyaratan dalam perjanjian, Perseroan diharuskan untuk
mempertahankan tingkat gearing ratio maksimum 10 sepuluh kali, serta memperoleh persetujuan tertulis sebelumnya dari bank sehubungan dengan, antara lain, memberikan pinjaman kepada pihak
lain kecuali untuk kegiatan usaha; menjaminkan sebagian besar harta ke pihak lain; melakukan pengurangan atas modal dasar dan atau modal disetor; mengalihkan semua atau sebagian besar
harta ke pihak lain; melakukan penggabungan usaha; akuisisi dan konsolidasi; mengubah kegiatan usaha, mengubah anggaran dasar, susunan dewan komisaris dan direksi; dan merubah struktur
permodalan.
15
PT Bank Maybank Syariah Pada tanggal 27 Oktober 2014, Perseroan memperoleh fasilitas pembiayaan Line Facility Murabahah
dari PT Bank Maybank Syariah Indonesia dengan jumlah maksimum Rp 50.000 juta. Tujuan dari fasilitas kredit ini adalah untuk pembiayaan modal kerja Perseroan. Fasilitas ini dapat ditarik selama
12 dua belas bulan sejak penandatangan perjanjian dan akan jatuh tempo maksimal dalam 36 tiga puluh enam bulan sejak tanggal penarikan.
Pada tanggal 31 Desember 2014, fasilitas ini dijamin dengan fidusia atas piutang pembiayaan konsumen sejumlah Rp45.882 juta.
Berdasarkan persyaratan-persyaratan dalam perjanjian, Perseroan diharuskan untuk mempertahankan tingkat gearing ratio sebesar kurang dari 8 delapan kali. Fasilitas pinjaman dijamin
dengan jaminan fidusia atas piutang pembiayaan konsumen dengan nilai penjaminan sekurang- kurangnya 110 dari jumlah 100 pokok fasilitas ditambah 10 margin.
PT Bank Pan Indonesia Tbk Panin Pada tanggal 13 April 2012, Perseroan memperoleh fasilitas kredit dari Panin dengan jumlah
maksimum Rp100.000 juta. Selanjutnya pada tanggal 2 September 2014, Perseroan memperoleh fasilitas Pinjaman Tetap 2 PT 2 dengan jumlah maksimum Rp50.000 juta. PT 2 dapat ditarik sampai
dengan 3 tiga bulan sejak penandatanganan perjanjian kredit, memiliki jatuh tempo maksimum 24 dua puluh empat bulan sejak tanggal penarikan dan akan jatuh tempo maksimum 27 dua puluh
tujuh bulan sejak penandatangan Perjanjian Kredit. Tujuan dari fasilitas kredit dan PT 2 adalah untuk modal kerja pembiayaan konsumen Perseroan. Fasilitas kredit dan PT 2 dijamin dengan jaminan
fidusia atas piutang pembiayaan konsumen dengan nilai penjaminan sekurang-kurangnya 100 dari jumlah pokok fasilitas. Per 31 Desember 2014, fasilitas ini dijamin dengan fidusia atas piutang
pembiayaan konsumen sejumlah Rp 34.765 juta. Pada tanggal 30 Juli 2012, Perseroan juga memperoleh fasilitas cerukanrekening koran dengan
jumlah maksimum sebesar Rp30.000 juta. Pada tanggal 21 Juni 2013, Perseroan telah melakukan perubahan atas perjanjian fasilitas kredit dengan Panin dengan menurunkan fasilitas
cerukanrekening koran sebesar Rp18.000 juta, sehingga, jumlah fasilitas cerukanrekening koran menjadi Rp12.000 juta.
Berdasarkan persyaratan-persyaratan dalam perjanjian, Perseroan diharuskan untuk mempertahankan tingkat gearing ratio maksimum 8,5 delapan koma lima kali, serta tidak diijinkan
untuk, antara lain, melakukan penggabungan usaha atau konsolidasi atau restrukturisasi yang mengubah kepemilikan saham Perseroan; memberikan pinjaman kepada pihak lain kecuali untuk
kegiatan usaha; melakukan likuidasi; menjual atau mengalihkan sebagian besar harta ke pihak lain; melakukan perluasan atau penyempitan usaha atau mengadakan investasi baru; menurunkan modal
yang telah disetor; melakukan kelalaian atas perjanjian pinjaman dengan bank atau lembaga keuangan lain; mengalihkan sebagian atau seluruh hak danatau kewajiban Perseroan kepada pihak
lain; mempergunakan dana fasilitas pinjaman untuk tujuan lain dan; mengubah anggaran dasar mengenai perubahan maksud dan tujuan usaha serta penurunan modal.
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk Muamalat Pada tanggal 5 Oktober 2012, Perseroan memperoleh fasilitas pembiayaan Line Facility
Al-Mudharabah dari Muamalat dengan jumlah maksimum Rp100.000 juta. Tujuan dari fasilitas kredit ini adalah untuk pembiayaan modal kerja Perseroan. Fasilitas ini dapat ditarik selama 12 dua belas
bulan sejak penandatangan perjanjian dan akan jatuh tempo maksimal dalam 36 tiga puluh enam bulan sejak tanggal penarikan. Fasilitas pinjaman dijamin dengan jaminan fidusia atas piutang
pembiayaan konsumen dengan nilai penjaminan sekurang-kurangnya 100 dari jumlah pokok fasilitas.
Pada tanggal 15 Maret 2013, Perseroan telah melakukan perubahan atas perjanjian dengan menurunkan fasilitas pembiayaan Line Facility Al-Mudharabah menjadi sebesar Rp60.000 juta. Pada
tanggal 25 Oktober 2013, jangka waktu fasilitas telah diperpanjang dan dapat ditarik selama 18 delapan belas bulan sejak penandatangan perjanjian dan akan jatuh tempo pada 5 April 2017.
16 Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, fasilitas ini dijamin dengan fidusia atas piutang
pembiayaan konsumen sejumlah Rp34.283 juta. Berdasarkan persyaratan-persyaratan dalam perjanjian, Perseroan diharuskan untuk memperoleh
persetujuan tertulis sebelumnya dari bank sehubungan dengan, antara lain, bertindak sebagai penjamin utang-utang pihak lain, kecuali untuk kegiatan usaha yang normal; mengalihkan, semua
atau sebagian besar harta ke pihak lain kecuali untuk kegiatan usaha; menjaminkan sebagian besar harta ke pihak lain kecuali untuk kegiatan usaha; investasi baru yang tidak berkaitan atau
menjalankan kegiatan usaha lain; mengajukan permohonan untuk dinyatakan pailit; melakukan penggabungan usaha; akuisisi dan konsolidasi; membubarkan Perseroan serta memberikan
pemberitahuan secara tertulis kepada bank sehubungan dengan, antara lain, merubah struktur permodalan; merubah susunan dewan komisaris dan direksi; dan pembagian dividen.
PT Bank Commonwealth Commonwealth Pada tanggal 25 September 2012, Perseroan memperoleh fasilitas Pinjaman Berjangka dari
Commonwealth dengan jumlah maksimum Rp90.000 juta. Tujuan dari fasilitas pinjaman ini adalah untuk modal kerja Perseroan. Fasilitas pinjaman berjangka dapat ditarik secara sampai dengan 8
delapan bulan sejak penandatanganan perjanjian kredit dan memiliki jatuh tempo maksimum 36 tiga puluh enam bulan sejak tanggal penarikan. Fasilitas pinjaman dijamin dengan jaminan fidusia
atas piutang pembiayaan konsumen dengan nilai penjaminan sekurang-kurangnya 100 dari jumlah pokok fasilitas.
Pada tanggal 31 Desember 2014, fasilitas ini dijamin dengan fidusia atas piutang pembiayaan konsumen sejumlah Rp26.411 juta.
Berdasarkan persyaratan-persyaratan dalam perjanjian, Perseroan diharuskan untuk mempertahankan tingkat total net worthtotal tangible assets minimum 12, interest coverage
minimum 1,1 kali, gearing ratio maksimum 10, serta memberitahukan secara tertulis kepada bank sehubungan dengan pembagian dividen.
Perseroan juga dilarang untuk, antara lain, menjual atau mengalihkan semua atau sebagian besar harta ke pihak lain kecuali untuk kegiatan usaha; menjaminkan sebagian besar harta ke pihak lain;
memberikan atau menerima pinjaman kepada atau dari pihak lain kecuali untuk kegiatan usaha; mengubah kegiatan usaha; mengubah susunan dewan komisaris dan direksi dan nilai saham
Perseroan; dan melakukan penggabungan usaha atau akuisisi. PT Bank Central Asia Tbk BCA
Pada tanggal 29 November 2007, Perseroan memperoleh fasilitas kredit modal kerja dari BCA berupa Fasilitas Installment Installment Idengan jumlah maksimum sebesar Rp50.000 juta. Pada
tanggal 26 Mei 2008, Perseroan memperoleh tambahan fasilitas pinjaman berupa Fasilitas Installment Installment II sebesar Rp100.000 juta.
Pada tanggal 29 Mei 2009, 4 Agustus 2009 dan 17 September 2009, secara bertahap Perseroan memperoleh tambahan fasilitas pinjaman berupa Fasilitas Installment Installment III sebesar
Rp25.000 juta, Rp30.000 juta dan Rp20.000 juta. Pada tanggal 19 April 2010, Perseroan memperoleh tambahan fasilitas pinjaman berupa Fasilitas Installment Installment IV sebesar Rp150.000 juta.
Fasilitas ini dapat ditarik selama 6 enam bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian kredit dan akan jatuh tempo maksimum 36 tigapuluh enam bulan sejak tanggal penarikan.
Pada tanggal 12 Mei 2010, Perseroan mengubah perjanjian kredit dengan BCA dimana atas permohonan Perseroan, pihak BCA setuju untuk:
Menurunkan jumlah fasilitas Installment Installment IV sebesar Rp10.000 juta, sehingga, jumlah fasilitas Installment Installment IV menjadi Rp140.000 juta.
Memberikan fasilitas kredit lokal cerukanrekening koran sebesar Rp10.000 juta. Dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian Kredit, maka fasilitas Installment
Installment I - III telah berakhir, sedangkan untuk fasilitas Installment Installment IV telah berakhir pada tanggal 31 Desember 2010.
17 Pada tanggal 27 Agustus 2010, Perseroan telah melakukan perubahan atas perjanjian kredit dengan
BCA dengan menurunkan fasilitas Installment Installment IV sebesar Rp10.000.000 dan menaikkan fasilitas kredit lokal cerukanrekening koran sebesar Rp10.000 juta, sehingga, jumlah fasilitas
Installment Installment IV menjadi Rp130.000 juta dan jumlah fasilitas kredit lokal rekening koran menjadi Rp20.000 juta. Dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian Kredit,
fasilitas Installment Installment I - IV telah dilunasi, masing-masing pada tanggal 29 April 2008, 26 November 2008, 18 September 2012 dan 9 Mei 2013.
Pada tanggal 2 Agustus 2011, Perseroan memperoleh tambahan fasilitas berupa fasilitas Installment Installment V sebesar Rp200.000 juta dan menurunkan fasilitas kredit lokal cerukanrekening koran
menjadi sebesar Rp10.000 juta yang akan berakhir pada tanggal 12 Mei 2015. Fasilitas Installment Installment V ini dijamin dengan jaminan fidusia atas piutang pembiayaan
konsumen sekurang-kurangnya 100 dari jumlah pokok fasilitas. Selanjutnya, pada tanggal 2 Februari 2012, berdasarkan perjanjian perubahan atas perjanjian kredit, jangka waktu penarikan
fasilitas Installment Installment V telah diperpanjang sampai dengan tanggal 2 Mei 2012.
Pada tanggal 31 Desember 2014, fasilitas ini dijamin dengan fidusia atas piutang pembiayaan konsumen sejumlah Rp13.415 juta.
Pada tanggal 28 Februari 2015, angsuran fasilitas Installment Installment V dari BCA telah dibayar lunas oleh Perseroan.
Berdasarkan persyaratan-persyaratan dalam perjanjian, Perseroan diharuskan untuk mempertahankan tingkat gearing ratio sebesar kurang dari 10 sepuluh kali dan liquidity ratio lebih
besar atau sama dengan 1 satu kali, serta memberikan pemberitahuan secara tertulis kepada bank sehubungan dengan, antara lain, perubahan susunan dewan komisaris dan direksi; terjadinya
perkara perdata maupun pidana; dan memperoleh persetujuan tertulis sebelumnya dari bank sehubungan dengan, antara lain, pernyataankeadaan pailit oleh pihak lain; memberikan pinjaman
kecuali untuk kegiatan usaha; melakukan transaksi dengan pihak lain di luar kegiatan usaha; mengajukan permohonan pailit dan penundaan pembayaran atas nama Perseroan; melakukan
investasi atau melakukan kegiatan usaha baru; menjual atau melepaskan harta tidak bergerak bukan untuk menjalankan kegiatan usaha; melakukan peleburan, penggabungan, pengambilalihan atau
pembubaran usaha; mengubah anggaran dasar; menjaminkan Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor “BPKB” atas jaminan piutang pembiayaan konsumen ke kreditur lain dan menggunakan
fasilitas pinjaman untuk pelunasan ke bank lain. 2. Utang Penyalur Kendaraan
Pembiayaan konsumen yang telah disetujui namun belum dibayarkan kepada penyalur kendaraan pihak ketiga pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp24.178 juta, yang disajikan
sebagai bagian dari akun Utang Penyalur Kendaraan – Pihak Ketiga. 3. Utang Premi Asuransi
Perseroan mengadakan perjanjian kerjasama dengan PT Asuransi Jasa Indonesia Persero, PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 dan PT Asuransi Sinarmas dalam rangka menutupi
asuransi kendaraan bermotor yang dibiayai. Perseroan melakukan penutupan asuransi atas kendaraan bermotor demi kepenting Perseroan dalam kapasitasnya sebagai penyedia pembiayaan.
Pada tanggal 31 Desember 2014, saldo utang premi asuransi adalah sebesar Rp3.147 juta. 4. Beban Akrual
Pada tanggal 31 Desember 2014, saldo beban akrual adalah sebesar Rp24.760 juta, yang terdiri dari:
dalam jutaan Rupiah
URAIAN 31 Desember 2014
Bunga pinjaman bank 8.671
Komisi 6.978
Bunga Wesel Bayar Jangka Menengah 4.937
Iklan dan promosi 1.580
Perizinan 711
Jasa tenaga ahli 637
Bunga utang pihak berelasi 286
18
dalam jutaan Rupiah
URAIAN 31 Desember 2014
Telepon, fax dan jaringan 283
Bunga utang pemegang saham 226
Jasa pengambilan uang 133
Perlengkapan kantor 82
Lain-lain 236
Total 24.760
5. Utang Imbalan Kerja Karyawan Jangka Pendek Pada tanggal 31 Desember 2014, saldo utang imbalan kerja karyawan jangka pendek adalah sebesar
Rp3.298 juta. Utang imbalan kerja karyawan jangka pendek merupakan akrual atas beban gaji dan kesejahteraan karyawan yang terhutang.
6. Utang Pajak
Pada tanggal 31 Desember 2014, saldo utang pajak adalah sebesar Rp2.313 juta, yang terdiri dari:
dalam jutaan Rupiah
URAIAN 31 Desember 2014
Pajak penghasilan: Pasal 21
916 Pasal 23
259 Pasal 4 2
15 Pasal 25
279 Pasal 29
844
Total 2.313
7. Utang Lain-lain Pada tanggal 31 Desember 2014, saldo utang lain-lain adalah sebesar Rp54.579 juta, yang terdiri
dari:
dalam jutaan Rupiah
URAIAN 31 Desember 2014
Pihak ketiga Perolehan aset
10.211 Sewa pembiayaan
1.132 Laba ditangguhkan atas transaksi jual dan sewa usaha kembali – neto
816 Klaim asuransi
843 Lain-lain
1.363
Subtotal 14.365
Pihak berelasi PT Chandra Sakti Utama Leasing
Anjak piutang with recourse 13.329
Pembiayaan konsumen 11.500
Pengalihan piutang secara cessie 9.731
Sewa pembiayaan 5.654
Subtotal 40.214
Total 54.579
8. Wesel Bayar Jangka Menegah Pada tanggal 31 Desember 2014, saldo wesel bayar jangka menengah adalah sebesar Rp216.802
juta. Pada tanggal 17 September 2014 dan 7 Oktober 2014, Perseroan menerbitkan Wesel Bayar Jangka
Menengah Radana Finance Tahun 2014 Seri A MTN Seri A dengan nilai nominal seluruhnya sebesar USD1.400.000 dan Seri B MTN Seri B dengan nilai nominal sebesar USD8.500.000 dan
menunjuk PT Mandiri Sekuritas sebagai arranger. MTN Seri A ini akan jatuh tempo pada tanggal 17 Maret 2016 dan MTN Seri B akan jatuh tempo pada tanggal 6 April 2016. MTN Seri A dan Seri B
dikenakan suku bunga tetap sebesar 5 per tahun.
19 Pembayaran bunga MTN Seri A dan Seri B dibayarkan setiap 3 tiga bulan sekali dengan
pembayaran pertama bunga MTN Seri A pada tanggal 17 Desember 2014 dan terakhir dilakukan bersamaan dengan pelunasan pokok MTN Seri A. Sedangkan, pembayaran pertama bunga MTN
Seri B adalah pada tanggal 7 Januari 2015 dan terakhir dilakukan bersamaan dengan pelunasan pokok MTN Seri B. Berdasarkan perjanjian MTN, Perusahaan diwajibkan memberikan jaminan fidusia
berupa piutang pembiayaan konsumen sebesar 50 dari nilai pokok MTN Seri A dan MTN Seri B yang telah diterbitkan atau sebesar USD4.950.398 nilai penuh ekuivalen Rp59.811 juta dan
jaminan perusahaan dari PT Tiara Marga Trakindo sebesar jumlah saham yang dimiliki pada Perseroan.
Sehubungan dengan risiko yang berkaitan dengan fluktuasi mata uang asing dan suku bunga mengambang dari pinjaman ini, Perseroan menggunakan instrument keuangan derivatif untuk
melindungi risiko tersebut. MTN Seri A dan Seri B ini dilindung nilai dengan kontrak swap mata uang dan suku bunga sejumlah USD9.900.000 dengan Bank Permata.
Pada tanggal 31 Oktober 2012, Perseroan menerbitkan Wesel Bayar Jangka Menengah HD Finance I Tahun 2012 MTN I dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp100.000 juta dan menunjuk
PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas sebagai arranger. MTN I ini akan jatuh tempo pada tanggal 31 Oktober 2015 dengan tingkat bunga tetap sebesar 10 per tahun.
Pembayaran bunga MTN I dibayarkan setiap 3 tiga bulan sekali dengan pembayaran pertama pada tanggal 31 Januari 2013 dan terakhir dilakukan bersamaan dengan pelunasan pokok masing-masing
seri MTN I. Berdasarkan perjanjian MTN, Perseroan diwajibkan memberikan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen sebesar 50 dari nilai pokok MTN I yang telah diterbitkan. Pada
tanggal 31 Desember 2014 jumlah piutang pembiayaan konsumen yang dijaminkan adalah sebesar Rp50.000 juta.
Selain itu, selama pokok MTN I, MTN Seri A dan MTN Seri B belum dilunasi, Perseroan tidak diperkenankan, antara lain, menjaminkan harta kekayaan Perseroan ke pihak lain kecuali untuk
kegiatan usaha; melakukan penggabungan usaha dan konsolidasi yang berakibat negatif; menjual atau mengalihkan atau memindahkan 50 dari total aset kecuali telah disetujui oleh pemegang
saham; merubah bidang usaha; mengurangi modal dasar, ditempatkan dan disetor; dan mengubah tujuan penggunaan dana hasil penerbitan MTN I, MTN Seri A dan MTN Seri B tanpa persetujuan dari
PT Bank Mandiri Persero Tbk sebagai Agen Pemantau dan Agen Jaminan serta dari Rapat Umum Pemegang MTN.
Pada tanggal 31 Desember 2014, Perseroan telah memenuhi seluruh persyaratan yang disebutkan dalam perjanjian MTN.
Pada tanggal 31 Oktober 2012, MTN I mendapat peringkat BBB+ dari PT Pemeringkat Efek Indonesia Pefindo.
Beban bunga atas MTN berjumlah Rp13.600 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014, sedangkan beban bunga akrual atas MTN berjumlah Rp4.937 juta.
9. Utang Pemegang Saham
Pada tanggal 31 Desember 2014, saldo utang pemegang saham adalah sebesar Rp102.000 juta, yang terdiri dari:
dalam jutaan Rupiah
URAIAN 31 Desember 2014
PT Tiara Marga Trakindo 77.000
PT HD Corpora 25.000
Total 102.000
Perseroan memperoleh pinjaman subordinasi dari PT Tiara Marga Trakindo, pemegang saham, sebesar Rp77.000 juta pada tanggal 17 Desember 2014 yang digunakan untuk modal kerja
Perseroan dan dikenakan bunga per tahun sebesar 10,50 per tahun pada tahun 2014. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 17 Desember 2019.
20 Perseroan memperoleh pinjaman dari PT HD Corpora, pemegang saham, sebesar Rp25.000 juta
yang digunakan untuk pembiayaan kegiatan operasional Perusahaan dan dikenakan bunga per tahun sebesar 10,50 pada tahun 2014. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 7 Nopember 2015.
Beban bunga atas utang pemegang saham berjumlah Rp3.337 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014. Sedangkan beban bunga akrual atas utang pemegang saham berjumlah
Rp226 juta pada tanggal 31 Desember 2014. 10. Estimasi Liabilitas Imbalan Kerja Karyawan Jangka Panjang
Pada tanggal 31 Desember 2014, saldo estimasi liabilitas imbalan kerja karyawan jangka panjang adalah sebesar Rp9.650 juta. Estimasi liabilitas imbalan kerja karyawan jangka panjang dihitung oleh
PT Dayamandiri Dharmakonsilindo, aktuaris independen, dengan menggunakan metode Projected Unit Credit dengan asumsi-asumsi pokok berikut:
URAIAN 31 Desember 2014
Tingkat bunga diskonto tahunan 8,60
Tingkat kenaikan gaji tahunan 6,00
Tabel mortalitas TMI III
Umur pensiun 55 tahun
Mutasi nilai kini dari liabilitas adalah sebagai berikut:
dalam jutaan Rupiah
URAIAN 31 Desember 2014
Saldo awal 7.150
Beban jasa kini 3.334
Kerugian keuntungan aktuaris 2.436
Beban bunga 689
Ekspektasi imbalan yang dibayarkan 423
Dampak perubahan asumsi 333
Saldo akhir 12.853
Estimasi liabilitas imbalan kerja karyawan jangka panjang yang diakui di laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut:
dalam jutaan Rupiah
URAIAN 31 Desember 2014
Nilai kini liabilitas 12.853
Kerugian aktuarial yang belum diakui 3.203
Liabilitas diakui di laporan posisi keuangan 9.650
KOMITMEN DAN KONTIJENSI Sampai dengan tanggal laporan keuangan tanggal 31 Desember 2014 dan untuk tahun yang berakhir
pada tanggal tersebut beserta laporan auditor independen tertanggal 18 Juni 2015, Perseroan tidak memiliki komitmen dan kontijensi yang signifikan pada tanggal 31 Desember 2014.
PERSEROAN TELAH MEMENUHI SELURUH PERSYARATAN DAN PEMBATASAN ATAS PINJAMAN YANG DITERIMA OLEH PERSEROAN.
SELURUH LIABILITAS PERSEROAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 TELAH DIUNGKAPKAN DALAM PROSPEKTUS INI. SAMPAI DENGAN TANGGAL DITERBITKANNYA
PROSPEKTUS INI, PERSEROAN TELAH MELUNASI SELURUH LIABILITASNYA YANG TELAH JATUH TEMPO.
DENGAN ADANYA PENGELOLAAN YANG SISTEMATIS ATAS ASET DAN KEWAJIBAN SERTA
PENINGKATAN HASIL OPERASI DI MASA MENDATANG, PERSEROAN BERKEYAKINAN DAN MENYATAKAN KESANGGUPAN UNTUK DAPAT MENYELESAIKAN
SELURUH KEWAJIBANNYA SESUAI DENGAN PERSYARATAN SEBAGAIMANA MESTINYA. MANAJEMEN DALAM HAL INI BERTINDAK UNTUK DAN ATAS NAMA PERSEROAN SERTA
SEHUBUNGAN DENGAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWABNYA DALAM PERSEROAN DENGAN INI MENYATAKAN KESANGGUPANNYA UNTUK MEMENUHI KEWAJIBAN-
KEWAJIBANNYA YANG TELAH DIUNGKAPKAN DALAM LAPORAN KEUANGAN SERTA DISAJIKAN DALAM PROSPEKTUS INI.
21
I III hun
50 34
36 689
3 3
.853
.853 3
50
S TELAH
AN TIDAK TERDAPAT PEMBATASAN-PEMBATASAN NEGATIVE COVENANTS YANG DAPAT
MERUGIKAN PEMEGANG SAHAM PUBLIK.
22
IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN
Analisis dan pembahasan oleh manajemen yang disajikan di bawah ini disusun berdasarkan laporan keuangan auditan Perseroan pada dan untuk tahun-tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2014,
2013 dan 2012. Laporan keuangan Perseroan tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 telah diaudit oleh Kantor
Akuntan Publik “KAP” Purwantono, Suherman Surja, akuntan publik independen, berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.
A. UMUM
Perseroan didirikan dengan nama PT Indonesia Lease Corporation berdasarkan Akta Pendirian No. 41 tanggal 20 September 1972, dibuat di hadapan Frederik Alexander Tumbuan, S.H., Notaris
di Jakarta, yang telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.Y.A. 524425 tanggal 20 Nopember 1972 dan telah didaftarkan di Kantor
Pengadilan Negeri Jakarta di bawah No.3116 tanggal 24 Nopember 1972, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.7 tanggal 23 Januari 1973, Tambahan No.56.
Perseroan mendapat Izin Usaha Perseroan Pembiayaan “PT Niaga Leasing” berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 187KMK.062001 tanggal 15 April 2001. Dengan
berlakunya keputusan Menteri Keuangan Tersebut, maka keputusan Menteri Keuangan Nomor Kep- 86DJMIII5.51975 tentang Pemberian Izin Usaha Lembaga Pembiayaan kepada “PT Indonesia
Lease Corporation” sebagaimana diperpanjang terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 053.KM.131898 dinyatakan tidak berlaku.
Pada saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan bergerak dalam bidang pembiayaan konsumen dimana Perseroan mempunyai 48 kantor cabang yang tersebar di Pulau Jawa dan Sumatera.
Faktor perkembangan industri otomotif dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi yang tercermin pada daya beli, tingkat inflasi dan tingkat suku bunga mengingat sebagian besar penjualan kendaraan
bermotor nasional dilakukan secara kredit. Industri otomotif di Indonesia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari industri pembiayaan kendaraan bermotor itu sendiri. Perkembangan industri
otomotif tentu akan berdampak secara langsung pada kondisi keuangan industri pembiayaan kendaraan bermotor, pada saat industri otomotif mengalami pertumbuhan maka akan berdampak
positif pada industri pembiayaan kendaraan-kendaraan bermotor dan berlaku sebaliknya. Dalam menghadapi hal tersebut, Perseroan menerapkan langkah-langkah seperti mempererat hubungan
dengan dealer dan menerapkan manajemen risiko mengikuti kondisi dari perkembangan industri otomotif.
Faktor pemasaran memegang peranan penting dalam industri pembiayaan dimana masing-masing Perseroan pembiayaan berupaya memperluas basis konsumen, meningkatkan pangsa pasar dan
menghadapi persaingan di masa mendatang, sehingga Perseroan selalu berusaha menciptakan aktivitas pemasaran yang dapat menarik konsumen, seperti melakukan promosi ke konsumen, dealer
dan penambahan jaringan usaha. Intensitas persaingan di dalam industri pembiayaan kendaraan bermotor cukup tinggi, terutama dari
Perseroan pembiayaan yang memiliki afiliasi dengan ATPM dan yang memiliki afiliasi dengan Bank. Untuk menghadapi persaingan, Perseroan dengan konsisten menerapkan strategi dealer relationship
dan operational excellence untuk mendapatkan yang lebih efektif, biaya yang efisien dan sumber daya yang produktif sehingga dapat memberikan nilai terbaik bagi konsumen.
Sehubungan dengan perubahan kondisi perekonomian seperti nilai tukar dan tingkat suku bunga maka Perseroan menerapkan kebijakan tingkat bunga secara konsisten dengan menyesuaikan
tingkat bunga terhadap tingkat bunga pinjaman dan beban dana. Dengan pola aktivitas usaha yang dijalankan Perseroan saat ini, maka diharapkan dampak dari tingkat suku bunga adalah minimal.
Sedangkan langkah-langkah Perseroan untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya adalah fokus kepada portofolio dengan tingkat pengembalian yang tinggi, menerapkan Manajemen Risiko,
komitmen untuk produktivitas dan efisiensi, menjaga hubungan yang kuat dan erat, perluasan
23 jaringan usaha, pengembangan teknologi informasi dan sumber daya manusia.
Efektif tanggal 1 Januari 2010, Perseroan menerapkan PSAK No. 50 Revisi 2006, ”Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, dan PSAK No. 55 Revisi 2006, ”Instrumen Keuangan:
Pengakuan dan Pengukuran”. Per tanggal 1 Januari 2008, Perseroan melakukan perubahan metode amortisasi untuk beban tangguhan dari metode garis lurus menjadi metode suku bunga efektif.
Perubahan ini dilakukan untuk pembiayaan baru yang diperoleh Perseroan sejak tanggal 1 Januari 2008 dan diterapkan secara prospektif, oleh karena manajemen Perseroan berpendapat bahwa
penyesuaian terhadap saldo laba awal periode dengan metode suku bunga efektif tidak dapat ditentukan secara akurat dan tidak praktis karena keadaan dari sistem akuntansinya. Oleh
karenanya, beban tangguhan yang berasal dari pembiayaan yang diperoleh sebelum tanggal 1 Januari 2008 tetap diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus.
Dalam meningkatkan pelayanan kepada konsumen, Perseroan senantiasa mengembangkan teknologi untuk memberikan kemudahan bagi konsumen Perseroan dalam mengakses pembiayaan
dan melakukan proses pembayaran secara online melalui payment point. Selain itu, Perseroan juga memantau tingkat kepuasan konsumen dengan menggunakan Customer Satisfaction Index yang
dilakukan oleh pihak ketiga. Pada saat ini, Perseroan masih menggunakan metode pembiayaan yang sesuai dengan kondisi
pasar serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. Jika terjadi perubahan dalam metode pembiayaan, Perseroan akan melakukan penyesuaian atas perjanjian pembiayaan sehingga
Perseroan memastikan kepatuhan terhadap peraturan serta kebutuhan bisnis Perseroan. Strategi pemasaran yang dilakukan oleh Perseroan saat ini adalah mengembangkan pembiayaan sesuai
dengan Peraturan OJK No. 29POJK.052014, dimana Perseroan akan lebih fokus dalam mengembangkan pembiayaan multiguna.
Perseroan dihadapkan pada risiko tingkat bunga, dimana risiko tingkat bunga adalah risiko bahwa nilai wajar atau arus kas masa datang atas instrumen keuangan akan berfluktuasi karena perubahan
dalam tingkat bunga pasar. Risiko yang dihadapi Perseroan sehubungan dengan perubahan tingkat bunga pasar. Perseroan mengelola risiko tingkat bunga dengan melakukan kontrak pertukaran mata
uang dan suku bunga dan diversifikasi sumber dana dengan mendapatkan pinjaman tingkat bunga tetap untuk meminimalkan mismatch dengan pembayaran.
Pada tahun 2014, Perseroan melakukan diversifikasi usaha dengan membuka pembiayaan kendaraan motor roda empat bekas. Dalam melakukan diversifikasi usaha, Perseroan berusaha
meningkatkan segmen pasar dan memperluas jaringan konsumen dengan mempertimbangkan kebutuhan dari para konsumen Perseroan. Perseroan
Selain itu, faktor pengembangan produk baru juga memiliki peranan yang penting di dalam industri pembiayaan. Pengembangan produk baru seperti jenis pembiayaan baru dilakukan oleh Perseroan-
Perseroan pembiayaan untuk memperluas basis konsumen, mempertahankan pangsa pasar dan menghadapi persaingan di masa mendatang.Perseroan senantiasa berusaha untuk mengetahui
kebutuhan konsumennya dan mengembangkan produk-produk baru untuk menanggapi kebutuhan tersebut yang diharapkan dapat berdampak langsung pada hasil usaha Salah satu upaya untuk
mengetahui kebutuhan konsumen, Perseroan. menggunakan Customer Satisfaction Index yang dilakukan oleh pihak ketiga.
B. ANALISIS KINERJA KEUANGAN Laporan Laba Rugi Komprehensif
dalam jutaan Rupiah
URAIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2014 2013
2012
Total pendapatan 387.146
296.754 314.732
Total beban 346.010
278.196 297.173
Laba sebelum beban pajak penghasilan 41.136
18.558 17.559
Beban pajak penghasilan - neto 2.655
1.393 2.539
Laba tahun berjalan 38.481
17.165 15.020
Pendapatan komprehensif lain 543
- -
Total laba komprehensif 37.938
17.165 15.020
24
1. Pendapatan Tabel berikut menyajikan komposisi pendapatan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2014, 2013 dan 2012:
dalam jutaan Rupiah; kecuali persentase
URAIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2014 2013
2012
Pembiayaan konsumen 337.153
87,09 256.270
86,36 283.280
90,01 Bunga bank
489 0,12
46 0,01
123 0,04
Pendapatan lain-lain 49.504
12,79 40.438
13,63 31.329
9,95
Total 387.146
100,00 296.754
100,00 314.732
100,00
Grafik Pertumbuhan Pendapatan Perseroan Rp juta
Sumber: Perseroan
a Pendapatan pembiayaan konsumen
Pendapatan pembiayaan konsumen merupakan hasil yang diterima Perseroan dari pembiayaan konsumen yang dikelola sendiri maupun pembiayaan bersama yang menjadi porsi Perseroan.
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013
Pendapatan pembiayaran konsumen Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2014 adalah sebesar Rp337.153 juta, mengalami peningkatan sebesar Rp80.883 juta atau 31,56 dibandingkan dengan pendapatan pembiayaan konsumen Perseroan untuk tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp256.270 juta. Peningkatan ini disebabkan oleh pengembangan yang terus dilakukan oleh Perseroan melalui kegiatan pembiayaan sepeda motor,
baik untuk sepeda motor baru maupun sepeda motor bekas. Perseroan juga melakukan diversifikasi pembiayaan mobil bekas serta membuka jaringan usaha baru. Selain itu pada tahun 2014, suku
bunga pembiayaan yang disalurkan oleh Perseroan dengan rata-rata tertinggi sebesar 43,87 dimana lebih tinggi dari suku bunga tahunan rata-rata tertinggi tahun 2013 sebesar 42,87.
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012
Pendapatan pembiayaran konsumen Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2013 adalah sebesar Rp256.270 juta, mengalami penurunan sebesar Rp27.010 juta atau 9,53 dibandingkan dengan pendapatan pembiayaan konsumen Perseroan untuk tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp283.280 juta. Penurunan ini disebabkan karena adanya peningkatan biaya perolehan pembiayaan konsumen dimana biaya tersebut merupakan biaya
akuisisi untuk memperoleh kredit. Selain itu, suku bunga tahunan rata-rata tertinggi tahun 2013 sebesar 42,87 lebih rendah dari suku bunga tahunan rata-rata terendah tahun 2012 sebesar
46,44.
387.146 296.754
314.732
31-Des-14 31-Des-13
31-Des-12
25
b Pendapatan bunga bank Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dibandingkan dengan tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 Pendapatan bunga bank Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014
adalah sebesar Rp489 juta, mengalami peningkatan sebesar Rp443 juta atau 963,04 dibandingkan dengan pendapatan bunga bank Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2013 sebesar Rp46 juta. Peningkatan ini disebabkan oleh bertambahnya pendapatan jasa giro dan bunga deposito Perseroan pada tahun 2014. Peningkatan terbesar diperoleh dari pendapatan bunga
deposito dimana pada bulan Desember 2014 terdapat penempatan deposito sebesar Rp77.000 juta dengan tingkat bunga deposito sebesar 10,75.
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012
Pendapatan bunga bank Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp46 juta, mengalami penurunan sebesar Rp77 juta atau 62,60 dibandingkan
dengan pendapatan bunga bank Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp123 juta. Penurunan ini disebabkan karena pada tahun 2013, Perseroan tidak ada
penempatan deposito sehingga tidak memperoleh pendapatan bunga deposito dan Perseroan hanya memperoleh pendapatan dari jasa giro bank.
c Pendapatan lain-lain Pendapatan lain-lain Perseroan terdiri dari denda keterlambatan dan penalti, penerimaan dari piutang
yang telah dihapuskan, penerimaan premi asuransi, keuntungan penjualan aktiva tetap, dan lain-lain Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dibandingkan dengan tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 Pendapatan lain-lain Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah
sebesar Rp49.504 juta, mengalami peningkatan sebesar Rp9.066 juta atau 22,42 dibandingkan dengan pendapatan lain-lain Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013
sebesar Rp40.438 juta. Peningkatan ini disebabkan oleh adanya kenaikan pendapatan denda dari keterlambatan pembayaran angsuran konsumen dan pendapatan pinalti dari kenaikan jumlah
konsumen yang melakukan pelunasan dipercepat seiring dengan penambahan konsumen baru. Besarnya peningkatan pendapatan denda dari keterlambatan pembayaran konsumen dan
pendapatan pinalti lebih besar 45,05 dibandingkan dengan tahun 2013. Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dibandingkan dengan tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 Pendapatan lain-lain Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 adalah
sebesar Rp40.438 juta, mengalami peningkatan sebesar Rp9.109 juta atau 29,08 dibandingkan dengan pendapatan lain-lain Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012
sebesar Rp31.329 juta. Peningkatan ini disebabkan karena adanya peningkatan pendapatan denda keterlambatan dari konsumen dan penerimaan kembali piutang yang telah dihapusbukukan.
Peningkatan pendapatan denda keterlambatan dari konsumen adalah sebesar 61,84 dan peningkatan penerimaan kembali piutang yang telah dihapusbukukan adalah sebesar 25,50
dibandingkan dengan tahun 2012.
26
2. Beban Tabel berikut menyajikan komposisi beban Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2014, 2013 dan 2012:
dalam jutaan Rupiah; kecuali persentase
URAIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2014 2013
2012
Bunga dan keuangan 215.725
62,35 160.395
57,65 134.173
45,15 Penyisihan kerugian
penurunan nilai piutang pembiayaan konsumen
64.298 18,58
62.065 22,31
84.928 28,58
Gaji dan tunjangan 35.307
10,20 32.511
11,69 28.081
9,45 Umum dan administrasi
20.870 6,03
13.679 4,92
18.562 6,24
Iklan dan promosi 2.771
0,80 1.875
0,67 3.564
1,20 Beban lain-lain
7.039 2,04
7.671 2,76
27.865 9,38
Total 346.010
100,00 278.196
100,00 297.173
100,00
Grafik Pertumbuhan Beban Perseroan Rp juta
Sumber: Perseroan
a Beban bunga dan keuangan Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dibandingkan dengan tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 Beban bunga dan keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014
adalah sebesar Rp215.725 juta, mengalami peningkatan sebesar Rp55.330 juta atau 34,50 dibandingkan dengan beban bunga dan keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2013 sebesar Rp160.395 juta. Peningkatan ini disebabkan oleh bertambahnya jumlah pinjaman yang digunakan sebagai pendanaan pembiayaan baru di tahun 2014 dan penerbitan Wesel
Bayar Jangka Menengah Seri A dan Seri B, penerimaan pinjaman pihak berelasi dan penerimaan pinjaman pemegang saham.
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012
Beban bunga dan keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp160.395 juta, mengalami peningkatan sebesar Rp26.222 juta atau 19,54
dibandingkan dengan beban bunga dan keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp134.173 juta. Peningkatan ini disebabkan oleh kenaikan jumlah
pinjaman yang digunakan sebagai pendanaan pembiayaan baru dengan penambahan perbankan konvesional di tahun 2013.
b Beban penyisihan kerugian penurunan nilai piutang pembiayaan konsumen Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dibandingkan dengan tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2013
346.010 278.196
297.173
31-Des-14 31-Des-13
31-Des-12
27 Beban penyisihan kerugian penurunan nilai piutang pembiayaan konsumen Perseroan untuk tahun
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp64.298 juta, mengalami peningkatan sebesar Rp2.233 juta atau 3,60 dibandingkan dengan beban penyisihan kerugian
penurunan nilai piutang pembiayaan konsumen Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp62.065 juta. Peningkatan ini disebabkan oleh adanya kenaikan
akumulasi penyisihan kerugian penurunan nilai piutang pembiayaan konsumen yang dikelola oleh Perseroan seiring bertumbuhnya saldo piutang pembiayaan Perseroan.
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012
Beban penyisihan kerugian penurunan nilai piutang pembiayaan konsumen Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp62.065 juta, mengalami penurunan
sebesar Rp22.863 juta atau 26,92 dibandingkan dengan beban penyisihan kerugian penurunan nilai piutang pembiayaan konsumen Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2012 sebesar Rp84.928 juta. Penurunan ini disebabkan seiring dengan perbaikan proses pengelolaan dan kualitas piutang yang memberikan pengaruh terhadap menurunnya nilai
penghapusan piutang sebesar 28,39. c Beban gaji dan tunjangan
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013
Beban gaji dan tunjangan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp35.307 juta, mengalami peningkatan sebesar Rp2.796 juta atau 8,60
dibandingkan dengan beban gaji dan tunjangan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp32.511 juta. Peningkatan ini disebabkan oleh adanya kenaikan jumlah
tenaga kerja perusahaan sebesar 20,80 dibandingkan dengan tahun 2013 untuk menunjang pertumbuhan Perseroan dan adanya kenaikan imbalan paska kerja karyawan jangka panjang
sebesar 1059,70 dibandingkan dengan tahun 2013 yang estimasi perhitungannya dilakukan oleh aktuaris independen PT Dayamandiri Dharmakonsilindo.
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012
Beban gaji dan tunjangan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp32.511 juta, mengalami peningkatan sebesar Rp4.430 juta atau 15,78
dibandingkan dengan beban gaji dan tunjangan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp28.081 juta. Peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan dalam
jumlah sumber daya manusia dan disebabkan kenaikan upah minimum. d Beban umum dan administrasi
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013
Beban umum dan administrasi Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp20.870 juta, mengalami peningkatan sebesar Rp7.191 juta atau 52,57
dibandingkan dengan beban umum dan administrasi Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp13.679 juta. Peningkatan ini disebabkan oleh bertambahnya
penyusutan aset tetap, biaya sewa, utilitas dan biaya pelatihan sumber daya manusia, yang sejalan dengan meningkatnya jumlah cabang Perseroan serta bertambahnya beban jasa layanan
penerimaan angsuran atas transaksi pembayaran angsuran melalui ATM, kantor pos, alfa retailindo dan indomart.
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012
28 Beban umum dan administrasi Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013
adalah sebesar Rp13.679 juta, mengalami penurunan sebesar Rp4.883 juta atau 26,31 dibandingkan dengan beban umum dan administrasi Perseroan untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp18.562 juta. Penurunan ini disebabkan oleh berbagai langkah efisiensi yang dilakukan Perseroan.
e Beban iklan dan promosi Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dibandingkan dengan tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 Beban iklan dan promosi Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014
adalah sebesar Rp2.771 juta, mengalami peningkatan sebesar Rp896 juta atau 47,79 dibandingkan dengan beban iklan dan promosi Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2013 sebesar Rp1.875 juta. Peningkatan ini disebabkan oleh bertambahnya program promosi yang dilakukan oleh Perseroan dan rebranding logo maupun nama baru Perseroan.
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012
Beban iklan dan promosi Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp1.875 juta, mengalami penurunan sebesar Rp1.689 juta atau 47,39
dibandingkan dengan beban iklan dan promosi Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp3.564 juta. Penurunan ini disebabkan oleh optimalisasi program
promosi yang dilakukan Perseroan di tahun 2013 ini telah menciptakan efisiensi biaya yang signifikan, namun pencapaian pembiayaan konsumen tetap mencapai target yang ditetapkan.
f Beban lain-lain Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dibandingkan dengan tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 Beban lain-lain Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah
sebesar Rp7.039 juta, mengalami penurunan sebesar Rp632 juta atau 8,24 dibandingkan dengan beban lain-lain Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar
Rp7.671 juta. Penurunan ini disebabkan oleh berkurangnya beban kerugian dari penjualan jaminan kendaraan yang dikuasai kembali. Penurunan ini merupakan keberhasilan dari manajemen dengan
berusaha menjual piutang yang diambil alih tersebut secepat mungkin agar kondisi dan harga tidak mengalami penurunan yang signifikan.
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012
Beban lain-lain Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp7.671 juta, mengalami penurunan sebesar Rp20.194 juta atau 72,47 dibandingkan
dengan beban lain-lain Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp27.865 juta. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan beban kerugian dari penjualan
jaminan kendaraan yang dikuasakan kembali Sebesar 74,46 dibandingkan dengan tahun 2012. 3. Laba bersih
Tabel berikut menyajikan laba bersih Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2014, 2013 dan 2012:
dalam jutaan Rupiah
URAIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2014 2013
2012
Laba bersih 38.481
17.165 15.020
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013
29
.481 .165
.020
Laba bersih Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp38.481 juta, mengalami peningkatan signifikan sebesar Rp21.316 juta atau 124,18 dibandingkan
dengan laba bersih Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp17.165 juta. Peningkatan ini disebabkan oleh kenaikan pada pendapatan pembiayaan konsumen
Perseroan sebesar 30,46 sebagai hasil dari bertambahnya piutang pembiayaan dan penambahan jumlah cabang.
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012
Laba bersih Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp17.165 juta, mengalami peningkatan sebesar Rp2.145 juta atau 14,28 dibandingkan dengan laba
bersih Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp15.020 juta. Peningkatan ini disebabkan terutama dikarenakan adanya penurunan beban usaha sebesar 6,39
dan berbagai langkah efisiensi yang dilakukan oleh Perseroan. Laporan Posisi Keuangan
dalam jutaan Rupiah
URAIAN 31 Desember
2014 2013
2012
Total Aset 2.555.301
1.869.407 1.588.474
Total Liabilitas 2.244.860
1.596.903 1.333.135
Total Ekuitas 310.441
272.504 255.339
Total Liabilitas dan Ekuitas 2.555.301
1.869.407 1.588.474
1. Aset Tabel berikut menyajikan komposisi aset Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan