Pelaporan segmen Segment reporting

Lampiran 519 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN TIDAK DIAUDIT 31 MARET 2010 DAN 2009 Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus NOTES TO THE CONSOLIDATED INTERIM FINANCIAL STATEMENTS UNAUDITED 31 MARCH 2010 AND 2009 Expressed in million Indonesian Rupiah, unless otherwise stated 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING lanjutan

2. SUMMARY OF

SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES continued u. Pelaporan segmen lanjutan

u. Segment reporting continued

Grup melakukan segmentasi pelaporan keuangannya sebagai berikut: The Group segments its financial reporting as follows: i segmen usaha primer, yang mengelompokkan aktivitas bisnis Grup menjadi batubara dan non-batubara; dan i business segments primary, where the Group’s business activities are classified into coal and non-coal; and ii segmen geografis sekunder, yang mengelompokkan penjualan berdasarkan daerah tujuan penjualan. ii geographical segments secondary, which classifies sales based on target market areas. v. Pembagian hasil produksi

v. Sharing of production

Berdasarkan PKP2B terkait, Pemerintah berhak memperoleh 13,5 atas jumlah batubara yang dihasilkan dari proses produksi akhir oleh GBP, PIK, TSA, WBM, dan FKP. Sesuai dengan Keputusan Presiden No. 751996 tanggal 25 September 1996, perusahaan-perusahaan tersebut membayar bagian produksi Pemerintah secara tunai, yaitu sebesar 13,5 dari penjualan setelah dikurangi beban penjualan. Penjualan GBP, PIK, TSA, WBM, dan FKP mencerminkan 100 pendapatan yang diperoleh dari produksi batubara dan beban royalti kepada Pemerintah dicatat sebagai bagian dari biaya sehubungan dengan pendapatan. As stipulated in the respective CCoWs, the Government is entitled to take 13.5 of total coal produced from the final production processes established by GBP, PIK, TSA, WBM and FKP. In accordance with Presidential Decree No. 751996 dated 25 September 1996, these companies pay the Government share of production in cash, which represents 13.5 of sales after deduction of selling expenses. Sales of GBP, PIK, TSA, WBM and FKP reflect 100 of the revenue generated from coal production and the government royalty expense is recorded as part of cost of revenue. w. Dividen w. Dividends Pembagian dividen kepada pemegang saham Perusahaan diakui sebagai kewajiban dalam laporan keuangan interim konsolidasian Perusahaan dalam periode dimana pembagian dividen diumumkan. Dividend distributions to the Company’s shareholders are recognised as a liability in the Company’s consolidated interim financial statements in the period in which the dividends are declared. x. Biaya emisi saham x. Share issuance costs Tambahan biaya yang secara langsung terkait dengan penerbitan saham baru disajikan pada bagian ekuitas sebagai pengurang, bersih setelah pajak, dari jumlah yang diterima. Incremental costs directly attributable to the issue of new shares are shown in equity as a deduction, net of tax, from the proceeds. y. Biaya keuangan yang ditangguhkan y. Deferred financing costs Biaya-biaya yang terjadi untuk mendapatkan dan melakukan perubahan pinjaman ditangguhkan dan diamortisasi sebagai penyesuaian atas biaya keuangan menggunakan metode garis lurus sepanjang masa perjanjian pinjaman yang bersangkutan. Biaya-biaya komitmen yang terjadi sesudah mendapatkan pinjaman dibiayakan sebagai beban keuangan. Costs incurred to obtain and amend the loan financing are deferred and are amortised as an adjustment to finance charges on a straight-line basis over the terms of the related financing agreements. Commitment fees incurred subsequent to obtaining the financing are expensed as finance charges. Lampiran 520 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN TIDAK DIAUDIT 31 MARET 2010 DAN 2009 Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus NOTES TO THE CONSOLIDATED INTERIM FINANCIAL STATEMENTS UNAUDITED 31 MARCH 2010 AND 2009 Expressed in million Indonesian Rupiah, unless otherwise stated 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING lanjutan

2. SUMMARY OF