Lampiran 577 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM
KONSOLIDASIAN TIDAK DIAUDIT 31 MARET 2010 DAN 2009
Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus
NOTES TO THE CONSOLIDATED INTERIM FINANCIAL STATEMENTS UNAUDITED
31 MARCH 2010 AND 2009
Expressed in million Indonesian Rupiah,
unless otherwise stated 26. PERJANJIAN
PENTING, KOMITMEN,
DAN KONTINJENSI lanjutan
26. SIGNIFICANT AGREEMENTS, COMMITMENTS AND CONTINGENCIES continued
s. Iuran kehutanan s. Forestry fee
WBM WBM
Berdasarkan Peraturan Pemerintah “PP” No. 2 tanggal 4 Februari 2008, seluruh perusahaan
yang memiliki aktivitas di dalam area hutan produksi dan hutang lindung namun kegiatannya
tidak berhubungan dengan kegiatan kehutanan memiliki kewajiban untuk membayar iuran
kehutanan sebesar Rp 1,2 sampai Rp 3 per hektar per tahun. Iuran ini berlaku mulai 2008.
WBM mengakui iuran ini dengan dasar akrual dan telah melakukan pembayaran sebesar Rp 6.441
untuk periode 2008 - 2010. Based on Government Regulation “GR” No. 2
dated 4 February 2008, all companies which have activities in production and protected forest areas
which are not related to forestry activities will have an obligation to pay a forestry fee ranging
from Rp 1.2 to Rp 3 per hectare annually. This fee is effective from 2008. WBM has recognised
this fee on an accrual basis and has paid the amount of Rp 6,441 for the period 2008 - 2010.
t. Undang-Undang Pertambangan No. 42009
t. Mining Law No. 42009
Pada tanggal 16 Desember 2008, Dewan Perwakilan
Rakyat Indonesia
meloloskan Undang-Undang Pertambangan Mineral dan
Batubara yang baru “Undang-Undang”, yang telah disetujui oleh Presiden pada 12 Januari
2009, menjadi UU No. 42009. Sistem PKP2B dimana beberapa anak perusahaan Grup
beroperasi sudah tidak tersedia bagi para investor.
Meskipun Undang-Undang
mengindikasikan PKP2B yang ada, seperti yang dimiliki Grup, akan tetap diberlakukan sampai
jangka waktu berakhirnya kontrak, ketentuan peralihan tidaklah jelas dan mengharuskan
klarifikasi lebih lanjut dalam peraturan pemerintah yang akan diterbitkan. Terdapat sejumlah
permasalahan yang sedang dianalisis pemegang PKP2B, termasuk Grup. Beberapa diantaranya
termasuk: On
16 December
2008, the
Indonesian Parliament passed a new Law on Mineral and
Coal Mining the “Law”, which received the assent of the President on 12 January 2009,
becoming Law No. 42009. The CCoW system under which several of the Group’s subsidiaries
operate will no longer be available to investors. While the Law indicates that existing CCoWs,
such as those held by the Group, will be honoured, the transition provisions are unclear,
and will require clarification in yet to be issued government regulations. There are a number of
issues which existing CCoW holders, including the Group, are currently analysing. Among others
these include:
- ketentuan peralihan atas PKP2B. Undang-
Undang menjelaskan bahwa PKP2B yang ada akan tetap diberlakukan sampai jangka
waktu berakhirnya kontrak. Namun, Undang- Undang juga menetapkan bahwa PKP2B
yang ada harus disesuaikan dalam jangka waktu satu tahun terhadap ketentuan
Undang-Undang kecuali untuk penerimaan negara
– yang tidak didefinisikan, tetapi diasumsikan termasuk royalti dan pajak; dan
- the CCoW transition provisions. The Law
notes that existing CCoWs will be honoured until their expiration. However, it also states
that existing CCoWs must be amended within one year to conform with the provisions of the
Law other than terms related to State revenue
– which is not defined, but presumably includes royalties and taxes;
and -
keharusan bagi pemegang PKP2B yang telah memulai aktivitasnya untuk, dalam
waktu satu tahun sejak diberlakukannya Undang-Undang,
menyerahkan rencana
kegiatan pertambangan untuk keseluruhan area kontrak. Jika rencana ini tidak
dilaksanakan, area kontrak dapat dikurangi menjadi
hanya seluas
area yang
diperbolehkan untuk
Izin Usaha
Pertambangan berdasarkan Undang-Undang yang baru.
- the requirement for CCoW holders which
have already commenced some form of activity to, within one year of enactment of
the Law, submit a mining activity plan for the entire contract area. If this plan is not fulfilled,
the contract area may be reduced to that allowed for licences under the Law.
Lampiran 578 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM
KONSOLIDASIAN TIDAK DIAUDIT 31 MARET 2010 DAN 2009
Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus
NOTES TO THE CONSOLIDATED INTERIM FINANCIAL STATEMENTS UNAUDITED
31 MARCH 2010 AND 2009
Expressed in million Indonesian Rupiah,
unless otherwise stated 26. PERJANJIAN
PENTING, KOMITMEN,
DAN KONTINJENSI lanjutan
26. SIGNIFICANT AGREEMENTS,
COMMITMENTS AND CONTINGENCIES continued
t. Undang-Undang Pertambangan No. 42009
lanjutan t.
Mining Law No. 42009 continued
Diperkirakan para pemegang PKP2B, dengan dukungan dari asosiasi industri pertambangan,
akan mempertahankan hak mereka berdasarkan kontrak yang sekarang berlaku. Terdapat
kemungkinan bahwa ketentuan arbitrase akan dipakai jika pemerintah mencoba untuk memaksa
perubahan ketentuan PKP2B tanpa persetujuan pemegang PKP2B. Grup sedang menganalisa
dampak situasi ini terhadap operasinya, dan yakin bahwa tidak terdapat dampak yang signifikan
dalam waktu dekat, karena industri pertambangan dan
pemerintah bekerjasama
untuk menyelesaikan
permasalahan-permasalahan yang ada.
It is expected that CCoW holders, with the support of mining industry associations, will vigorously
defend their rights under their existing contracts. It is possible that the arbitration provisions of the
CCoWs will be invoked if the government attempts to force changes in CCoW terms without
the agreement of the contractors. The Group is analysing the impact of this situation on its
operations, and believes that there will be no significant impact in the near term, as the industry
and the government work towards a consensus on these issues.
Setelah keluarnya Undang-Undang tersebut, Direktur Jenderal Mineral, Batubara dan Panas
Bumi “DJMBP” menerbitkan Surat Edaran “SE” No. 03.E31DJB2009 sehubungan dengan KP
yang menjadi dasar operasi FSP, BT, dan BAS. Beberapa di antaranya adalah:
Following the issuance of the Law, the Director General of Minerals, Coal and Geothermal
“DGMCG” issued
Circular No.
03.E31DJB2009 with respect to Mining Rights “KP” under which FSP, BT, and BAS operate.
The Circular states that, among others:
KP yang ada pada saat diberlakukannya Undang-Undang
masih berlaku
hingga jangka waktu berakhirnya KP tetapi wajib
dikonversi menjadi Izin Usaha Pertambangan “IUP” sesuai dengan Undang-Undang,
paling lambat 11 Januari 2010. Mining Rights in force at the time the new
Mining Law was enacted will remain valid until the expiration of the Mining Right but
must be converted to a Mining Business Permit Izin Usaha Pertambangan or “IUP” –
the mining licence under the Law by 11 January 2010 at the latest.
Tata cara penerbitan IUP akan diterbitkan
oleh DJMBP. The procedures for IUP issuance will be
issued by the DGMCG.
Semua pemilik KP eksplorasi dan eksploitasi diwajibkan untuk menyerahkan rencana
aktivitas seluruh KP hingga berakhirnya jangka waktu KP, paling lambat enam bulan
setelah disahkannya Undang-Undang, yaitu 11 Juli 2009.
All existing exploration and exploitation KP holders are required to deliver an activities
plan for the whole Mining Right area covering the period until expiration of the Mining Right
term, at the latest within six months of the enactment of the new Mining Law, i.e. by 11
July 2009.
Pada bulan Februari 2010, Pemerintah Indonesia mengeluarkan dua peraturan pemerintah, yaitu
Peraturan Pemerintah No. 222010 dan 232010 “PP No. 22” dan “PP No. 23”, sehubungan
dengan penerapan
Undang-Undang Pertambangan No. 42009. PP No. 22 mengatur
tentang pembentukan
area pertambangan
dengan menggunakan
IUP. PP
No. 23
memperjelas prosedur untuk memperoleh IUP. PP No. 23 menyatakan bahwa PKP2B yang ada
akan tetap diakui oleh Pemerintah, namun demikian perpanjangan atas PKP2B tersebut
akan dilakukan melalui penerbitan IUP. PP No. 23 juga mewajibkan agar KP diubah menjadi IUP
dalam
jangka waktu
tiga bulan
sejak diterbitkannya PP No. 23, akan tetapi tata
laksananya masih
perlu diperjelas
oleh pemerintah.
In February 2010, the Government of Indonesia released two implementing regulations for Mining
Law No. 42009, i.e. Government Regulations Nos.
222010 and 232010 “GR No. 22” and “GR No. 23”. GR No. 22 deals with the establishment
of mining areas under the new mining business licenc
e “IUP”. GR No. 23 provides clarifications surrounding the procedures to obtain new IUPs.
GR No. 23 indicates that existing CCoWs will be honoured by the Government although any
extension of existing CCoWs will be through the issuance of an IUP. GR No. 23 also requires a
KP to be converted into an IUP within three months of the issuance of GR No. 23, however,
the details of the procedures remain to be specified.