Retribusi Daerah Penerimaan Pemerintah Daerah

131 daerah sebesar 0.0143 dalam jangka pendek dan 0.097 dalam jangka panjang. Artinya peningkatan jumlah kendaraan bermotor sebesar 10 persen akan meningkatkan pajak daerah sebesar 0.143 persen dalam jangka pendek dan 0.87 persen dalam jangka panjang. Hal tersebut wajar karena berdasarkan Undang- Undang Nomor 18 Tahun 1997 yang selanjutnya direvisi dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, bahwa pungutan pajak untuk kendaraan bermotor diberikan kepada pemerintah provinsi, sementara pemerintah kabupaten kota hanya diberikan kewenangan untuk memungut pajak parkir. Pajak daerah tahun sebelumnya berpengaruh positif dan nyata terhadap pajak daerah. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemerintah daerah pada dasarnya menginginkan bahwa, pajak yang dipungut pada tahun berjalan tidak lebih rendah dari pada pajak yang dipungut pada tahun sebelumnya.

7.2.1.2. Retribusi Daerah

Hasil pendugaan model persamaan retribusi daerah sebagai sumber utama penerimaan daerah dalam era otonomi dewasa ini, menunjukkan nilai koefisien determinasi R2 sebesar 0.8970. Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel- variabel penjelas produk domestik regional bruto, total pengeluaran pemerintah daerah, jumlah populasi, dan retribusi daerah tahun sebelumnya secara bersama- sama dapat menjelaskan 89.70 persen fluktuasi variabel retribusi daerah pada taraf nyata α 0.0001, yang ditunjukkan oleh F dengan nilai 299.11, dapat dilihat pada Tabel 27. Total pengeluaran pemerintah daerah berpengaruh positif dan nyata terhadap retribusi daerah. Koefisien elastisitas total pengeluaran pemerintah daerah terhadap retribusi daerah adalah 0.2706 dalam jangka pendek dan 1.604 dalam jangka panjang. Artinya peningkatan total pengeluaran pemerintah daerah sebesar 10 persen akan meningkatkan retribusi daerah sebesar 2.706 persen dalam jangka pendek dan 16.04 persen dalam jangka panjang. Temuan ini menujukkan bahwa ketika terjadi kenaikan pengeluaran pemerintah, maka ada tekanan yang cukup besar bagi pemerintah daerah untuk menggali sumber-sumber penerimaan dari retribusi daerahnya. Produk domestik regional bruto memiliki tanda positif namun tidak berpengaruh nyata terhadap retribusi daerah. Koefisien elastisitas produk domestik regional bruto terhadap retribusi daerah adalah 0.0120 dalam jangka pendek dan 0.071 dalam jangka panjang. Artinya peningkatan produk domestik regional bruto sebesar 10 persen akan meningkatkan retribusi daerah sebesar 0.126 persen dalam jangka pendek dan 0.71 persen dalam jangka panjang. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi potensi ekonomi suatu daerah, maka potensi untuk memungut retribusi daerah semakin besar. Jumlah populasi berpengaruh positif, namun tidak nyata terhadap penerimaan retribusi daerah. Koefisien elastisitas jumlah populasi terhadap retribusi daerah adalah 0.0019 dalam jangka pendek dan 0.011 dalam jangka panjang. Artinya peningkatan produk domestik regional bruto sebesar 10 persen akan meningkatkan retribusi daerah sebesar 0.019 persen dalam jangka pendek dan 0.11 persen dalam jangka panjang. Hal tersebut menunjukkan bahwa penerimaan retribusi daerah oleh pemerintah daerah meningkat relatif kecil seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk yang ada di daerah tersebut. Retribusi daerah tahun sebelumnya berpengaruh positif dan nyata terhadap retribusi daerah. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemerintah daerah pada dasarnya menginginkan retribusi daerah yang dipungut pada tahun berjalan, tidak lebih rendah dari pada retribusi daerah yang dipungut pada tahun sebelumnya.

7.2.1.3. Dana Alokasi Umum