. Ekspor Daerah Kerangka Blok Permintaan Agregat

143 membangun infrastruktur di daerah, akan mendorong para investor untuk menanamkan modalnya di daerah tersebut. Temuan ini sejalan dengan temuan Erden and Holcombe 2006 pada 19 negara berkembang dan temuan Haroon and Nasr 2011 di Pakistan. Pendapatan asli daerah berpengaruh negatif dan nyata terhadap investasi swasta. Koefisien elastisitas pendapatan asli daerah terhadap investasi swasta sebesar -0.1616 dalam jangka pendek dan sebesar -1.152 dalam jangka panjang. Artinya setiap kenaikan pendapatan asli daerah sebesar 10 persen, maka akan menurunkan investasi swasta 1.616 persen dalam jangka pendek dan 11.52 persen dalam jangka panjang. Hal tersebut menunjukkan bahwa apabila pendapatan asli daerah meningkat, maka investasi swasta akan turun. Dengan demikian pemerintah daerah harus berhati-hati dalam menggali potensi penerimaan dari pajak dan retribusi daerah agar tidak menimbulkan ekonomi biaya tinggi high cost economy. Konsumsi swasta berpengaruh positif dan nyata terhadap investasi swasta. Koefisien elastisitas konsumsi swasta terhadap investasi swasta adalah 0.4932 dalam jangka pendek dan 3.515 dalam jangka panjang. Artinya apabila konsumsi swasta meningkat 10 persen, maka investasi swasta akan meningkat 4.932 persen dalam jangka pendek dan 35.15 persen dalam jangka panjang. Hal tersebut menunjukkan bahwa kenaikan konsumsi swasta akan meningkatkan investasi swasta. Kondisi ini cukup wajar mengingat para investor secara teoritis cenderung menanamkan modalnya di daerah konsumen. Investasi swasta tahun sebelumnya menunjukkan tanda positif dan berpengaruh nyata terhadap investasi swasta tahun berjalan. Hal ini menunjukkan bahwa para investor cenderung mengikuti pola investasi tahun sebelumnya.

7.3.3 . Ekspor Daerah

Hasil pendugaan model persamaan ekspor daerah menunjukkan nilai koefisien determinasi R 2 sebesar 0.9935. Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel-variabel penjelas nilai tukar rupiah, produk domestik regional bruto, inflasi, dan ekspor daerah tahun sebelumnya, secara bersama-sama dapat menjelaskan 99.35 persen fluktuasi variabel ekspor da erah pada taraf nyata α 0.0001, ditunjukkan oleh F dengan nilai 5260.21, dapat dilihat pada Tabel 29. Produk domestik regional bruto memiliki tanda positif dan berpengaruh nyata terhadap ekspor daerah. Koefisien elastisitas produk domestik regional bruto terhadap ekspor daerah sebesar 0.3322 dalam jangka pendek dan sebesar 2.969 dalam jangka panjang. Artinya setiap 10 persen kenaikan produk domestik regional bruto, akan menaikkan ekspor daerah sebesar 3.322 persen dalam jangka pendek dan 29.69 persen dalam jangka panjang. Produk domestik regional bruto di suatu daerah menunjukkan potensi ekonomi daerah tersebut. Secara teoritis apabila produk domestik regional bruto meningkat, maka akan mendorong ekspor daerah meningkat. Nilai tukar rupiah, berpengaruh negatif dan nyata terhadap ekspor daerah. Koefisien elastisitas nilai tukar rupiah terhadap ekspor daerah adalah elastis sebesar -1.3457 dalam jangka pendek dan sebesar -12.028 dalam jangka panjang. Artinya setiap 10 persen penurunan nilai tukar rupiah, akan menaikkan ekspor daerah sebesar 13.457 persen dalam jangka pendek dan 120.28 persen dalam jangka panjang. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai tukar rupiah sangat responsif terhadap ekspor daerah baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Secara teoritis apabila nilai tukar rupiah menguat terhadap mata uang asing, maka ekspor akan turun, dan sebaliknya apabila nilai tukar rupiah melemah terhadap mata uang asing, maka ekspor akan meningkat. Ekspor daerah tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap ekspor daerah tahun berjalan. Hal tersebut menunjukkan bahwa ekspor daerah tahun berjalan berperilaku mengikuti pola ekspor daerah tahun sebelumnya.

7.3.4. Impor Daerah