transportasi dan komunikasi, keuangan, dan jasa-jasa. Sementara dua sektor sisanya yaitu sektor pertanian dan pertambangan, walaupun tidak
berpengaruh nyata tetapi tetap berpengaruh positif. Di samping itu investasi swasta juga dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja non pertanian,
menurunkan angka pengangguran, dan inflasi. 4. Hasil simulasi kebijakan menunjukkan bahwa realokasi anggaran dengan
menurunkan belanja lain-lain, dan belanja barang dan jasa, yang selanjutnya digunakan untuk meningkatkan belanja modal baik pada sektor pertanian
maupun pada sektor lain, memberikan hasil yang lebih baik dan lebih realistis dari alternatif kebijakan meniingkatkan variabel pendapatan asli
daerah dan meningkatkan transfer diskal dari pemerintah pusat. Simulasi kebijakan ini dapat meningkatkan produk domestik regional bruto,
mengurangi pengangguran lebih besar dibanding simulasi kebijakan meningkatkan variabel pendapatan asli daerah, dan simulasi kebijakan
meningkatan transfer dana dari pemerintah pusat, baik pada kabupaten yang berbasis pertanian maupun pada kabupaten kota yang berbasis non pertanian,
jadi hipotesis yang dikemukakan terbukti kebenarannya. 5. Hasil simulasi kebijakan non fiskal menunjukkan bahwa peningkatan investasi
swasta memberi dampak yang cukup besar terhadap pertumbuhan produk domestik regional bruto dan pengurangan pengangguran, baik pada
kabupaten yang berbasis pertanian maupun pada kabupaten kota yang berbasis non pertanian. Hal tersebut menunjukkan bahwa investasi swasta
memegang peranan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan pengurangan pengangguran kabupaten kota di Provinsi Sulawesi Selatan.
Meskipun demikian peningkatan investasi swasta belum sepenuhnya dapat menurunkan angka kemiskinan baik pada kabupaten yang berbasis pertanian
maupun pada kabupaten kota yang berbasis non pertanian.
9.2. Implikasi Kebijakan
Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka beberapa implikasi kebijakan dapat dilakukan yaitu:
199 1. Hasil estimasi dan simulasi kebijakan fiskal menunjukkan bahwa peningkatan
peningkatan belanja modal berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomomi. Oleh karena itu pemerintah daerah dengan keterbatasan
anggaran pendapatan belanja daerah, perlu melakukan efisiensi penggunaan anggaran terutama pada belanja lain-lain, dan belanja barang dan jasa, seperti
mengurangi biaya perjalan dinas, penghematan biaya listrik, penghematan biaya telekomunikasi, dan efisiensi penggunaan alat tulis kantor, efisisiensi
biaya pemeliharaan rutin untuk digunakan dalam meningkatkan belanja modal untuk membangun dan memperbaiki infrastruktur seperti jalan,
jembatan, pelabuhan, sarana pendidikan, kesehatan, dan air bersih guna menarik para investor untuk menanamkan modalnya.
2. Hasil estimasi dan simulasi kebijakan fiskal menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan asli daerah berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Oleh karena itu untuk meningkatkan kemandirian fiskal, diharapkan pemerintah daerah bekerja keras menggali potensi penerimaan dengan tetap
melakukan upaya fiskal yang dapat meningkatkan penerimaan daerah sebagai sumber dana pembangunan tanpa harus menimbulkan dampak negatif
pada perekonomian. Upaya itu bisa dilakukan dengan melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi dalam penarikan potensi pajak dan retribusi daerah pada
sub sektor tertentu, memberi stimulus terhadap berkembangnya sektor swasta dengan memberi pelayanan publik yang lebih baik dan menciptakan iklim
usaha yang kondusif, memfasilitasi berkembangnya sumber-sumber pendanaan mandiri bagi masyarakat, mengoptimalkan pemanfaatan dana
tugas bantuan dan dekonsentrasi dari pemerintah pusat. Sementara pemerintah pusat diharapkan menutupi melalui pengalokasian dana alokasi
umum dengan formula yang berkeadilan dan mendidik supaya tidak menimbulkan kemalasan fiskal dan ketergantungan bagi pemerintah daerah
terhadap pemerintah pusat. Dengan memberi insentif terhadap pemerintah daerah yang berhasil menurunkan kemiskinan, dan melakukan disinsentif
terhadap daerah yang tidak berhasil menurunkan kemiskinan melalui formula transfer dana alokasi umum dan dana alokasi khusus.
3. Hasil estimasi dan simulasi menunjukkan bahwa investasi swasta merupakan faktor penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengurangi
pengangguran. Oleh karena itu pemerintah daerah perlu mengambil kebijakan-kebijakan yang dapat mendorong tumbuh kembangnya investasi
swasta di daerah, termasuk di dalamnya memberi stimulus terhadap berkembangnya sektor swasta dengan memberi pelayanan publik yang lebih
baik dan menciptakan iklim usaha yang kondusif, memfasilitasi berkembangnya sumber-sumber pendanaan mandiri bagi masyarakat dan
peningkatan belanja modal dalam upaya untuk membangun dan memperbaiki infrastuktur di daerahnya, serta promosi investasi baik di dalam maupun di
luar negeri. 4. Hasil estimasi dan simulasi menunjukkan bahwa peningkatan pengeluaran
sektor pertanian berdampak meningkatkan kinerja perekonomian melalui peningkatan produk domestik regional bruto sektor pertanian dan penyerapan
tenaga kerja sehingga dapat meningkatkan produksi sektor pertanian dan pendapatan petani. Untuk itu dengan keterbatasan dana untuk belanja modal,
pemerintah daerah harus masih punya keberpihakan pada sektor pertanian secara konsisten membangun dan memperbaiki infrastruktur sektor pertanian
di perdesaan terutama infrastruktur irigasi pada sub sektor tanaman pangan, infrastuktur tempat pelelangan ikan pada sub sektor perikanan, pembangunan
jalan di perdesaan guna memperlancar mobilitas para petani, dengan menggunakan pola swadaya. Hal ini penting karena dengan pola swadaya,
maka masyarakat merasa memiliki sehingga dapat memelihara pasilitas yang ada di perdesaan. Mengingat sektor pertanian masih merupakan tempat
bergantungnya hidup bagi sebagian besar penduduk. 5. Walaupun tidak terformulasi dalam model, dalam rangka meningkatkan
produktivitas dan pendapatan petani di perdesaan, dengan tingkat pendidikan yang sangat rendah, maka dibutuhkan pendampingan kepada petani guna
memperkenalkan teknologi produksi dan teknologi pasca panen lebih baik seperti; penggunaan bibit unggul, penggunaan pupuk, pestisida, dan teknologi
pengolahan pasca panen.
201 6. Dalam upaya untuk mengurangi angka pengangguran, maka pemerintah
daerah perlu melakukan kebijakan stimulus fiskal dengan memberikan insentif khusus terhadap investor swasta yang akan menanamkan modalnya
dengan menggunakan teknologi padat karya. Insentif tersebut dapat berupa kemudahan perizinan dan pengurangan pajak.
7. Pemberdayaan kegiatan ekonomi di luar sektor pertanian terutama di daerah perdesaan perlu lebih ditingkatkan. Hal ini perlu dilakukan untuk mengurangi
urbanisasi dan sekaligus meningkatkan diversivikasi ekonomi perdesaan agar pilihan usaha bagi masyarakat di perdesaan lebih beragam. Dengan
berkembangnya kegiatan ekonomi luar pertanian di perdesaan, maka pasar bagi hasil-hasil pertanian akan semakin terbuka, dan pada gilirannya akan
memacu pertumbuhan sektor pertanian di perdesaan. Apabila kegiatan ini dapat dilaksanakan dengan baik, maka diharapkan dapat mengurangi
pengangguran, ketimpangan pendapatan, dan kemiskinan yang banyak terdapat di daerah perdesaan.
8. Kurang responsifnya kebijakan fiskal terhadap penurunan jumlah penduduk miskin, menunjukkan kebijakan fiskal yang dilakukan oleh pemerintah
daerah belum sepenuhnya berpihak pada penduduk miskin. Oleh karena itu untuk meningkatkan respons dari kebijakan maka sebaiknya pemerintah
daerah perlu lebih berpihak dan terfokus serta diperlukan kebijakan yang bersifat langsung dan produktif yang ditujukan pada masyarakat miskin dan
rawan pangan khususnya pada buruh dan petani gurem dengan melakukan program pendampingan.
9.3. Saran untuk Penelitian Lanjutan