Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi Regional Pengeluaran Pemerintah

14 bersangkutan. Oleh karena itu, dalam kaitannya dengan pendapatan regional, didasarkan pada teori basis ekspor dan perluasan dalam bentuk model pendapatan interregional Richardson, 2001. Pembangunan ekonomi suatu daerah dapat dilihat dari beberapa aspek: 1 pertumbuhan ekonomi harus diukur dengan kenaikan pendapatan domestik regional bruto PDRB nyata, dalam suatu jangka waktu yang panjang. Apabila pertumbuhan PDRB nyata diiringi dengan pertumbuhan penduduk yang lebih cepat, maka yang terjadi bukan pertumbuhan ekonomi, tetapi kemunduran ekonomi, 2 kenaikan pendapatan perkapita nyata dalam jangka panjang, dan 3 pertumbuhan ekonomi dipandang sebagai suatu proses dimana PDRB perkapita naik, diiringi dengan penurunan kesenjangan pendapatan, dan pemenuhan kebutuhan masyarakat secara keseluruhan Jhingan, 2000. Sejalan dengan hal tersebut Mawardi 2009 mengemukakan bahwa pembangunan daerah perlu diarahkan untuk memacu pemerataan pembangunan dan hasilnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, prakarsa dan peran aktif masyarakat, serta pendayagunaan potensi daerah secara optimal dan terpadu. Pembangunan daerah ditujukan pula untuk mengisi otonomi darah yang nyata, dinamis, serasi, dan bertanggung jawab serta memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam konteks pertumbuhan ekonomi interregional, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi regional antara lain adalah investasi, pengeluaran pemerintah, dan ekspor impor daerah Arsyad, 1999.

2.1.1. Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi Regional

Investasi merupakan suatu variabel penting terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, peningkatan atau injeksi investasi tidak hanya meningkatkan permintaan agregat seperti dalam model makro ekonomi keynes, tetapi juga dapat meningkatkan penawaran agregat, melalui pengaruhnya terhadap peningkatan kapasistas produksi. Dalam jangka waktu yang lebih panjang, maka investasi akan meningkatkan stok modal, dan setiap penambahan stok modal, akan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk meningkatkan output dan pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. 15 Soediyono 1992 mengatakan bahwa masyarakat yang perekonomiannya tumbuh, disebabkan investasi nettonya bernilai positif, investasi bruto lebih besar dari penyusutan. Oleh karena itu apabila pemerintah daerah bermaksud untuk meningkatkan pendapatan masyarakatnya, maka kapasitas produksi daerah perlu ditingkatkan. Sementara untuk meningkatkan kapasitas produksi maka perlu meningkakan stok kapital. Karena itu untuk meningkatkan stok kapital, dibutuhkan investasi yang besar. Tarigan 2004 menggambarkan injeksi investasi di suatu daerah tidak hanya berpengaruh pada ekspor daerah tersebut, tetapi juga berpengaruh pada ekspor daerah-daerah lain. Lebih lanjut dikatakan bahwa investasi dalam suatu daerah berpengaruh langsung terhadap pendapatan daerah tersebut. Artinya apabila investasi pada suatu daerah bertambah besar, maka secara teoritis dapat meningkatkan pendapatan daerahnya. Besarnya dampak perubahan pendapatan daerah akibat perubahan investasi, tergantung pada angka pengganda investasi regional.

2.1.2. Pengeluaran Pemerintah

Pengeluaran pemerintah, menurut teori makro ekonomi, dikatakan bahwa pengeluaran pemerintah dalam bentuk belanja modal dan belanja barang dan jasa merupakan injeksi terhadap perekonomian daerah dan berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Setiawan, 2006 mengatakan bahwa pengeluaran pemerintah merupakan pengeluaran eksogen yang besarannya ditentukan oleh seberapa besar anggaran pemerintah yang diperoleh dari pajak. Pengeluaran pemerintah biasanya ditujukan untuk pengadaan infrastruktur berupa fasilitas umum, maupun berupa transfer langsung yang ditujukan untuk pemerataan pendapatan dan mengatasi masalah kemiskinan. Apabila mengacu pada teori pertumbuhan ekonomi interregional, maka pengeluaran pemerintah daerah, akan berpengaruh langsung pada pendapatan daerah, dan besarnya dampak pengeluaran pemerintah tersebut, tergantung pada angka pengganda pengeluaran pemerintah. 16

2.1.3. Ekspor Impor dan Perumbuhan Ekonomi Regional