IX. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN
9.1. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan penelitian dan hasil analisis yang telah dilakukan tentang dampak kebijakan fiskal terhadap perekonomian kabupaten kota di
Provinsi Sulawesi Selatan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil estimasi model menunjukkan bahwa kebijakan fiskal yang dilakukan
oleh pemerintah daerah terutama belanja modal berpengaruh positif terhadap investasi swasta, pertumbuhan perekonomi, pengurangan pengangguran, dan
kemiskinan kabupaten kota di Provinsi Sulawesi Selatan. Pada sisi lain kebijakan fiskal berupa pendapatan asli daerah berpengaruh nyata dan negatif
terhadap investasi swasta. Hal ini menunjukkan bahwa apabila pemerintah daerah memaksakan untuk menggali potensi pajak dan retribusi daerah, maka
akan menimbulkan ekonomi biaya tinggi high cost economy, yang akan berdampak pada turunnya investasi swasta, sehingga mengakibatkan turunnya
produk domestik regional bruto, tingginya pengangguran dan inflasi, yang pada akhirnya akan meningkatkan angka kemiskinan.
2. Hasil estimasi model menunjukkan bahwa kebijakan fiskal yang dilakukan oleh pemerintah daerah terutama belanja modal sektor pertanian berpengaruh
positif terhadap produk domestik regional bruto pada sektor pertanian kabupaten kota di Provinsi Sulawesi Selatan. Di samping itu penyerapan
tenaga kerja sektor pertanian dan investasi swasta juga berpengaruh positif terhadap produk domestik regional bruto sektor pertanian. Sementara jumlah
angkatan kerja berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian. Hal tersebut menunjukkan bahwa bertambahnya jumlah
angkatan kerja akan mendorong peningkatan jumlah tenaga kerja pada sektor pertanian. Pada sisi lain peningkatan penyerapan tenaga kerja non pertanian,
berpengaruh negetif terhadap penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian. 3. Hasil estimasi model menunjukkan bahwa investasi swasta berpengaruh
positif dan nyata terhadap output produk domestik regional bruto pada tujuh sektor yaitu sektor ; industri, listrik gas dan air, bangunan, perdagangan,
transportasi dan komunikasi, keuangan, dan jasa-jasa. Sementara dua sektor sisanya yaitu sektor pertanian dan pertambangan, walaupun tidak
berpengaruh nyata tetapi tetap berpengaruh positif. Di samping itu investasi swasta juga dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja non pertanian,
menurunkan angka pengangguran, dan inflasi. 4. Hasil simulasi kebijakan menunjukkan bahwa realokasi anggaran dengan
menurunkan belanja lain-lain, dan belanja barang dan jasa, yang selanjutnya digunakan untuk meningkatkan belanja modal baik pada sektor pertanian
maupun pada sektor lain, memberikan hasil yang lebih baik dan lebih realistis dari alternatif kebijakan meniingkatkan variabel pendapatan asli
daerah dan meningkatkan transfer diskal dari pemerintah pusat. Simulasi kebijakan ini dapat meningkatkan produk domestik regional bruto,
mengurangi pengangguran lebih besar dibanding simulasi kebijakan meningkatkan variabel pendapatan asli daerah, dan simulasi kebijakan
meningkatan transfer dana dari pemerintah pusat, baik pada kabupaten yang berbasis pertanian maupun pada kabupaten kota yang berbasis non pertanian,
jadi hipotesis yang dikemukakan terbukti kebenarannya. 5. Hasil simulasi kebijakan non fiskal menunjukkan bahwa peningkatan investasi
swasta memberi dampak yang cukup besar terhadap pertumbuhan produk domestik regional bruto dan pengurangan pengangguran, baik pada
kabupaten yang berbasis pertanian maupun pada kabupaten kota yang berbasis non pertanian. Hal tersebut menunjukkan bahwa investasi swasta
memegang peranan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan pengurangan pengangguran kabupaten kota di Provinsi Sulawesi Selatan.
Meskipun demikian peningkatan investasi swasta belum sepenuhnya dapat menurunkan angka kemiskinan baik pada kabupaten yang berbasis pertanian
maupun pada kabupaten kota yang berbasis non pertanian.
9.2. Implikasi Kebijakan