16
2.1.3. Ekspor Impor dan Perumbuhan Ekonomi Regional
Dalam konteks ekonomi regional, perdagangan lebih ditekankan pada alokasi sumberdaya dari suatu daerah ke daerah lain dalam suatu negara. Oleh
karena itu ekspor impor dalam ekonomi regional adalah transaksi perdagangan antar pelaku ekonomi pada suatu daerah dengan daerah lain, dan pengertian
ekspor impor juga berlaku apabila transaksi perdagangan antar pelaku ekonomi pada suatu daerah dengan negara lain.
Napirin 1995 mengatakan bahwa perbedaan ekonomi internasional dan ekonomi regional adalah ekonomi internasional menyangkut hubungan
internasional pada beberapa negara dimana: 1 mobilitas faktor produksi seperti tenaga kerja dan modal relatif lebih sukar, 2 sistem keuangan, perbankan,
bahasa, kebudayaan serta politik berbeda, dan 3 faktor produksi yang dimiliki berbeda sehingga dapat menimbulkan perbedaan harga yang dihasilkan.
Secara teoritis perdagangan antar daerah atau negara terjadi karena saling menguntungkan antar satu dengan yang lain. Dengan menggunakan asumsi dua
daerah A dan B, dimana hanya ada satu barang yang diperdagangkan, dapat dilakukan analisis secara parsial untuk melihat proses perdagangan antara daerah.
Misalkan harga barang di daerah A lebih rendah dari pada di daerah B, maka perbedaan harga ini membuka peluang untuk terjadinya perdagangan antara
daerah. Barang akan mengalir diekspor dari daerah A ke daerah B. Akibatnya harga barang di daerah B akan turun karena jumlahnya bertambah, sementara
harga barang di daerah A akan naik karena jumlahnya berkurang. Proses perdagangan ini terus terjadi sampai mencapai titik keseimbangan harga antara
daerah A dan daerah B.
2.2. Konsep Desentralisasi
Susiyati 2007 mengatakan desentralisasi merupakan pelimpahan kewenangan dan tanggung jawab akan fungsi-fungsi publik dari pemerintah
pusat kepada pemerintah daerah. Semakin besar suatu negara dilihat dari penduduk dan luas wilayah, maka biasanya semakin kompleks dan heterogen
pemerintahannya, yang tercermin dari tingkatan pemerintah daerah. Desentralisasi
17 adalah cara untuk melakukan penyesuaian tata kelola pemerintahan dimana
dilakukan distribusi fungsi pengambilan keputusan dan kontrol. Litvack at al. 1999; Sidik 2002 mengatakan secara garis besar, dalam
rangka melihat dampak terhadap layanan publik, desentralisasi dapat dibedakan atas tiga jenis yaitu desentralisasi politik political decentralization,
desentralisasi administrasi administrative decentralization, dan desentralisasi fiskal fiscal decentralization. Desentralisasi politik merupakan, melimpahkan
kepada daerah kewenangan yang lebih besar menyangkut berbagai aspek pengambilan keputusan, termasuk penetapan pemimpin daerah, dan standar
berbagai peraturan dan kebijakan. Desentralisasi administrasi, berupa redistribusi kewenangan, tanggung jawab dan sumber daya di antara berbagai tingkat
pemerintahan. Kapasitas yang memadai disertai kelembagaan yang cukup baik di setiap tingkat, merupakan syarat agar hal ini bisa efektif. Desentralisasi fiskal,
menyangkut kewenangan menggali sumber-sumber pendapatan, hak untuk menerima transfer dari pemerintahan yang lebih tinggi, dan menentukan belanja
rutin maupun investasi. Ketiga jenis desentralisasi ini saling berkaitan, dan untuk melihat
dampaknya kepada berbagai hal, tidak bisa dilakukan evaluasi secara terpisah. Desentralisasi politik dan administrasi secara bersamaan diyakini menjadi
prasyarat awal bagi peningkatan kualitas layanan publik, terutama untuk kelompok miskin. Sebab partisipasi masyarakat miskin dalam proses pengambilan
keputusan, dan akuntabilitas pemerintah daerah hanya dapat terjadi apabila desentralisasi politik sudah berlangsung. Desentralisasi administrasi kemudian
memperkuat kondisi tersebut lewat pembentukan kelembagaan yang bertanggung jawab menjalankan proses itu. Kemudian, desentralisasi fiskal menjadi bagian
yang melengkapi persyaratan awal tadi, agar ada kepastian bahwa semua program dan target dapat dilaksanakan.
Desentralisasi fiskal, merupakan penyerahan kewenangan di bidang keuangan antar level pemerintahan, mencakup bagaimana pemerintah pusat
mengalokasikan sejumlah besar dana, dan atau sumber-sumber daya ekonomi kepada daerah untuk dikelola menurut kepentingan dan kebutuhan daerah itu
sendiri. Bagi daerah, desentralisasi fiskal berfungsi untuk menentukan jumlah
18
uang yang akan digunakan pemerintah daerah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat Suparmoko, 2002.
2.3. Desentralisasi Fiskal