Produk domestik regional bruto memiliki tanda positif namun tidak berpengaruh nyata terhadap retribusi daerah. Koefisien elastisitas produk domestik
regional bruto terhadap retribusi daerah adalah 0.0120 dalam jangka pendek dan 0.071 dalam jangka panjang. Artinya peningkatan produk domestik regional bruto
sebesar 10 persen akan meningkatkan retribusi daerah sebesar 0.126 persen dalam jangka pendek dan 0.71 persen dalam jangka panjang. Hal tersebut menunjukkan
bahwa semakin tinggi potensi ekonomi suatu daerah, maka potensi untuk memungut retribusi daerah semakin besar.
Jumlah populasi berpengaruh positif, namun tidak nyata terhadap penerimaan retribusi daerah. Koefisien elastisitas jumlah populasi terhadap
retribusi daerah adalah 0.0019 dalam jangka pendek dan 0.011 dalam jangka panjang. Artinya peningkatan produk domestik regional bruto sebesar 10 persen
akan meningkatkan retribusi daerah sebesar 0.019 persen dalam jangka pendek dan 0.11 persen dalam jangka panjang. Hal tersebut menunjukkan bahwa penerimaan
retribusi daerah oleh pemerintah daerah meningkat relatif kecil seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk yang ada di daerah tersebut.
Retribusi daerah tahun sebelumnya berpengaruh positif dan nyata terhadap retribusi daerah. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemerintah daerah pada
dasarnya menginginkan retribusi daerah yang dipungut pada tahun berjalan, tidak lebih rendah dari pada retribusi daerah yang dipungut pada tahun sebelumnya.
7.2.1.3. Dana Alokasi Umum
Hasil pendugaan model persamaan dana alokasi umum sebagai sumber utama penerimaan daerah dalam era otonomi dewasa ini, menunjukkan nilai
koefisien determinasi R
2
sebesar 0.9127. Hal tersebut menunjukkan bahwa
variabel-variabel penjelas yaitu jumlah pegawai negeri sipil, pendapatan asli daerah, belanja barang dan jasa, belanja lain-lain, luas daerah, serta inflasi,
secara bersama-sama dapat menjelaskan 91.27 persen fluktuasi variabel dana alokasi umum pada taraf nyata α 0.0001, yang ditunjukkan oleh F dengan
nilai 239.57, dapat dilihat pada Tabel 27. Jumlah pegawai negeri sipil, belanja barang dan jasa, belanja lain-lain, luas
daerah kabupaten kota, serta inflasi, berpengaruh positif dan nyata terhadap dana
133 alokasi umum. Koefisien elastisitas jangka pendek jumlah pegawai negeri sipil,
belanja barang dan jasa, belanja lain-lain, luas daerah kabupaten kota, serta inflasi, berturut-turut sebesar 0.5770, 0.1030, 0.0782, 0.0180, dan 0.0497. Artinya apabila
jumlah pegawai negeri sipil, belanja barang dan jasa, belanja lain-lain, luas daerah kabupaten kota, serta inflasi, meningkat masing-masing sebesar 10 persen, maka
dana alokasi umum akan meningkat masing-masing sebesar 5.770 persen dan 1.030 persen, 0.782 persen, 0.180 persen, dan 0.497 persen dalam jangka pendek.
Temuan ini pada dasarnya sesuai dengan formulasi dana alokasi umum dalam UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat
dan pemerintahan daerah. Tabel 27 Hasil Estimasi Parameter Persamaan Penerimaan Daerah
Persamaan Pajak Daerah PAJD
Peubah Estimasi
Prob[T] Elastisitas
F-hitung Adj R-Sq
J. Pendek J. Panjang
Intercept -894.889
0.1038 -
832.09 0.9604
TPGPD 0.003597
0.2345 0.1859
1.256 MTR
0.000999 0.7917
0.0143 0.097
JMKH 1.697810
0.0011 0.1730
1.168 LPAJD
0.851925 .0001
-
Persamaan Retribusi Daerah RETD Intercept
-506.919 0.2206
- 299.11
0.8970 PDRB
0.000033 0.7120
0.0120 0.071
TPGPD 0.006649
0.0304 0.2706
1.604 POP
0.000028 0.9815
0.0019 0.011
LRETD 0.831304
.0001 -
-
Persamaan Dana Alokasi Umum DAU Intercept
30475.51 .0001
- 239.57
0.9127 PNS
13.6966 .0001
0.5770 -
PAD -0.53122
0.0341 -0.0491
- BBJ
0.485651 0.0031
0.1030 -
BLL 0.562410
0.0075 0.0782
- LDK
1.234813 0.0431
0.0180 -
INFL 8.802526
0.0173 0.0497
-
Persamaan Dana Bagi Hasil DBH
Intercept 2751.065
0.0152 -
241.79 0.8406
PDRB 0.000693
0.0294 0.0697
0,376 TREN
23.8373 0.9149
0.0048 0,026
LDBH 0.814383
.0001 -
Pendapatan asli daerah memiliki tanda negatif dan berpengaruh nyata terhadap dana alokasi umum. Hal tersebut menunjukkan bahwa apabila
pendapatan asli daerah meningkat, maka dana alokasi umum yang diberikan kepada daerah tersebut akan menurun. Temuan ini pada dasarnya sesuai
formulasi dana alokasi umum dalam UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa pemerintah daerah dapat memilih untuk tidak berupaya untuk meningkatkan pendapatan asli daerahnya dari
pajak atau retribusi, dan lebih memilih untuk bergantung pada dana alokasi umum dari pemerintah pusat. Temuan ini sejalan dengan temuan Pakasi 2005
di Sulawesi Utara, dan Saeduddin 2005 di Riau.
7.2.1.4. Dana Bagi Hasil