Kesimpulan Analisis Kelayakan Usaha Mi Mentah Jagung (Studi Kasus: Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin di Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor, Jawa Barat)

102 VIII KESIMPULAN DAN SARAN

8.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada usaha pembuatan mi mentah baik dari aspek finansial maupun aspek non finansial, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu: 1. Usaha pembuatan mi mentah jika dilihat dari aspek pasar, aspek teknis, dan aspek sosial dan lingkungan layak untuk diusahakan. Namun dari aspek manajemen, usaha pembuatan mi mentah belum layak karena belum memiliki pembukuan dan pencatatan yang jelas atas segala transaksi bisnis yang dilakukan. Selain itu dari aspek hukum, usaha ini belum memiliki perizinan dari pihak manapun sehingga dinilai belum layak karena tidak memiliki kekuatan secara hukum. 2. Analisis kelayakan finansial menunjukkan bahwa usaha pembuatan mi mentah terigu layak untuk diusahakan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai NPV sebesar Rp 525.134.282, IRR sebesar 39,06 persen, net BC sebesar 2,76 dan payback period selama 4 tahun 4 bulan. Sedangkan untuk usaha pembuatan mi mentah jagung 30 persen juga layak untuk diusahakan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai NPV sebesar Rp 508.680.026, IRR sebesar 32 persen, net BC sebesar 2,40 dan payback period selama 3 tahun 7 bulan. Usaha pembuatan mi mentah jagung 100 persen juga layak untuk dilaksanakan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai NPV sebesar Rp 1.011.003.777, IRR sebesar 38 persen, net BC sebesar 3,96 dan payback period selama 3 tahun 11 bulan. 3. Analisis switching value pada ketiga usaha menunjukkan bahwa perubahan yang diakibatkan penurunan penjualan berpengaruh paling besar terhadap kelayakan usaha dibandingkan dengan perubahan lainnya. Perubahan penurunan penjualan pada ketiga usaha berkisar antara 16 – 24 persen. Perubahan ini lebih kecil dibandingkan perubahan peningkatan harga bahan baku tepung yang berkisar antara 27 – 60 persen. 4. Analisis perbandingan menunjukkan usaha pembuatan mi mentah jagung 100 persen lebih layak diusahakan jika dibandingkan dengan usaha mi mentah terigu dan mi mentah jagung 30 persen. Keuntungan yang diperoleh pada 103 usaha pembuatan mi mentah jagung 100 persen pun lebih tinggi dibandingkan dengan usaha mi mentah terigu dan mi mentah jagung 30 persen.

8.2. Saran