91 Laba setelah pajak EAT diperoleh dari laba sebelum pajak dikurangi pajak
penghasilan. Ketentuan pajak penghasilan yang digunakan yaitu pajak flat sebesar 25 persen berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2008
tentang Perubahan Keempat atas Undang-undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan.
Laba rugi usaha pembuatan mi mentah jagung 30 persen menunjukkan tingkat keuntungan yang diperoleh setiap tahunnya. Pada tahun ke-1, usaha
pembuatan mi mentah jagung 30 persen memperoleh keuntungan sebesar Rp 57.450.205. Pada tahun ke-2, usaha pembuatan mi mentah jagung 30 persen ini
memperoleh keuntungan sebesar Rp 91.887.130. Sedangkan pada tahun ke-3 sampai dengan tahun ke-10, usaha pembuatan mi mentah jagung 30 persen ini
memperoleh keuntungan sebesar Rp 143.542.517. Rincian perhitungan laba rugi usaha mi mentah jagung 30 persen dapat dilihat pada Lampiran 12.
7.7. Analisis Aspek Finansial Usaha Mi Mentah Jagung 100 Persen
Usaha pembuatan mi mentah yang berkembang di berbagai daerah biasanya menggunakan bahan baku tepung terigu sebagai input produksinya.
Namun mi mentah juga dapat diproduksi dengan menggunakan bahan baku utama tepung jagung. Perbedaan dalam menggunakan bahan baku utama ini
menyebabkan perbedaan pada biaya investasi dan biaya variabel yang digunakan dalam memproduksi mi mentah jagung 100 persen. Perbedaan-perbedaan ini
tentunya akan berpengaruh terhadap perhitungan manfaat dan biaya. Skala produksi untuk analisis usaha mi mentah jagung 100 persen ini adalah 140
kilogram mi mentah dalam satu periode produksi.
7.7.1. Analisis Inflow Usaha Mi Mentah Jagung 100 Persen
Arus manfaat dari Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin merupakan nilai penjualan total dari produk mi mentah, pangsit basah, pangsit kering, dan jasa
penggilingan pangsit. Selain penerimaan dari hasil penjualan produk dan jasa tersebut, terdapat nilai sisa dari dari barang-barang investasi.
Pendapatan penjualan diperoleh dari hasil kali total penjualan produk dengan harga jual. Pendapatan penjualan diperoleh dari produk mi mentah jagung
92 100 persen, pangsit mentah, pangsit kering, dan jasa penggilingan pangsit. Pada
tahun ke-1 dan ke-2, usaha belum mampu berproduksi secara optimal. Nilai produksi pada tahun ke-1 dan ke-2 masing-masing sebesar 50 persen dan 70
persen. Hal ini karena usaha masih dalam tahap pengenalan produk kepada konsumen sehingga usaha membatasi jumlah produksinya. Sedangkan mulai
tahun ke-3 sampai tahun ke-10 jumlah produksi sudah mencapai 100 persen. Produksi optimal 100 persen yaitu sebesar 140 kilogram mi mentah, 10 kilogram
pangsit basah, 10 kilogram pangsit kering, dan 90 kilogram tepung untuk jasa penggilingan pangsit.
Pada tahun ke-1, total penerimaan usaha mi mentah jagung 100 persen adalah sebesar Rp 272.700.000. Pada tahun ke-2 total penerimaan usaha mi
mentah terigu adalah sebesar Rp 381.780.000. Pada tahun ke-3 hingga tahun ke- 10, total penerimaan usaha mi mentah terigu adalah sebesar Rp 545.400.000.
Rincian penerimaan usaha dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19. Proyeksi Pendapatan Penjualan Usaha Mi Mentah Jagung 100 Persen
per Tahun Tahun
ke- Produk
Jumlah kg
Harga Rp
Pendapatan Rp
Total Pendapatan
Rp 1
Mi mentah 70
10.000 231.000.000 272.700.000
Pangsit basah 5
10.000 16.500.000
Pangsit kering 5
12.000 19.800.000
Jasa penggilingan
pangsit 45
4.000 5.400,000
2 Mi mentah
98 10.000 323.400.000
381.780.000 Pangsit basah
7 10.000
23.100.000 Pangsit kering
7 12.000
27.720.000 Jasa
penggilingan pangsit
63 4.000
7.560.000 3-10
Mi mentah 140
10.000 462.000.000 545.400.000
Pangsit basah 10
10.000 33.000.000
Pangsit kering 10
12.000 39.600.000
Jasa penggilingan
pangsit 90
4.000 10.800.000
Sumber: UKM Mi Mentah Bapak Sukimin 2011
93 Pendapatan lain diperoleh dari nilai sisa yang dipunyai barang-barang
modal yang tidak habis terpakai selama umur bisnis dan dinilai pada saat tahun bisnis terakhir. Barang-barang yang mempunyai nilai sisa yaitu lahan, timbangan
digital, timbangan 60 kg, motor, dan tas motor. Lahan memiliki nilai Rp 1.416.000 per m
2
dengan luas 125 m
2
. Lahan yang tidak didirikan bangunan di atasnya digunakan sebagai tempat pembuatan
gerobak, tempat penyimpanan gerobak baru, dan parkir motor. Timbangan digital, timbangan 60 kg, motor, dan tas motor merupakan barang-barang reinvestasi
karena barang sudah tidak memiliki nilai ekonomis sebelum umur proyek berakhir. Perusahaan melakukan pembelian ulang untuk timbangan digital dan
motor pada awal tahun ke-8. Perusahaan melakukan pembelian pembelian ulang untuk timbangan 60 kg, dan tas motor pada awal tahun ke-4, ke-7, dan ke-10.
Total nilai sisa adalah sebesar Rp 189.452.380. Lahan tidak mengalami penyusutan, sehingga nilai lahan di akhir proyek adalah sama dengan nilai
awalnya ytiu Rp 177.000.000. Timbangan digital memiliki nilai sisa pada akhir proyek sebesar Rp 457.142. Timbangan 60 Kg memiliki nilai sisa pada akhir
proyek sebesar Rp 233.333. Motor memiliki nilai sisa pada akhir proyek sebesar Rp 11.428.571 untuk dua unit motor. Tas motor memiliki nilai sisa pada akhir
proyek sebesar Rp 333.333 untuk dua unit tas motor. Rincian perhitungan nilai sisa usaha mi mentah jagung 100 persen dapat dilihat pada Lampiran 13.
Tabel 20 . Nilai Sisa Barang-barang Investasi pada Usaha Mi Mentah Jagung 100
Persen No.
Uraian Umur
Nilai Beli Rp Nilai Sisa
1 Lahan
- 177.000.000
177.000.000 2
Timbangan Digital 7
800.000 457.142
3 Timbangan 60 Kg
3 350.000
233.333 4
Motor 7
10.000.000 11.428.571
5 Tas motor
3 200.000
333.333
Total 189.452.381
Sumber: UKM Mi Mentah Bapak Sukimin 2011
7.7.2. Analisis Outflow Usaha Mi Mentah Jagung 100 Persen