Analisis Switching Value Usaha Mi Mentah Jagung 30 Persen

89 menunjukkan bahwa usaha ini mampu memberikan hasil sebesar 32 persen. Dengan demikian, berdasarkan kriteria IRR usaha pembuatan mi mentah jagung 30 persen ini layak untuk dilaksanakan. Nilai Net BC yang diperoleh yaitu sebesar 2,40. Hal ini berarti setiap Rp 1,00 yang dikeluarkan akan menghasilkan manfaat bersih sebesar Rp 2,40. Nilai Net BC yang diperoleh lebih besar dari satu, sehingga usaha pembuatan mi mentah jagung 30 persen ini layak untuk dilaksanakan. Payback Period PBP yang diperoleh adalah 3,63 tahun atau sama dengan 3 tahun 7 bulan. Nilai Payback Period ini lebih pendek dibandingkan umur proyek sehingga berdasarkan kriteria Payback Period usaha ini layak untuk dijalankan.

7.6.4. Analisis Switching Value Usaha Mi Mentah Jagung 30 Persen

Analisis nilai pengganti switching value digunakan untuk mengetahui seberapa besar perubahan maksimal pada biaya variabel dan penerimaan penjualan yang dapat ditolerir, sehingga usaha ini masih layak untuk diusahakan. Switching value ditentukan dengan uji coba, sehingga menghasilkan keuntungan normal berdasarkan kriteria investasi, yaitu NPV sama dengan nol, IRR mendekati atau sama dengan tingkat suku bunga, dan Net BC sama dengan satu. Variabel yang dibahas dalam analisis switching value adalah variabel yang dianggap paling signifikan dalam mempengaruhi usaha atau proyek. Dalam penelitian ini variabel yang akan dibahas yaitu jumlah produksi mi mentah dari sisi inflow dan biaya bahan baku yaitu tepung terigu dari sisi outflow. Variabel tersebut digunakan karena berdasarkan hasil wawancara, usaha mi mentah jagung 30 persen ini sangat bergantung kepada tepung terigu sebagai bahan baku utama. Tepung terigu ini dinilai memiliki harga yang berfluktuatif di pasar. Tepung terigu digunakan sebagai dasar perhitungan dalam analisis switching value ini karena memiliki proporsi yang lebih besar dibandingkan tepung jagung. Selain itu, jumlah produksi mi mentah sebagai produk utama memiliki kemungkinan mengalami penurunan produksi akibat penurunan penjualan. Variabel tingkat harga jual tidak digunakan dalam analisis nilai pengganti. Hal ini karena, harga jual mi mentah tidak pernah mengalami penurunan. Pemikiran ini berdasarkan 90 fakta dan hasil wawancara di lokasi penelitian. Hasil analisis switching value usaha pembuatan mi mentah terigu dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18 . Hasil Analisis Switching Value Usaha Pembuatan Mi Mentah Jagung 30 persen Perubahan Persentase NPV Rp Net BC IRR Penurunan penjualan mi mentah jagung 30 persen 17,91 12.315 1,00 7,47 Kenaikan harga tepung terigu 42,89 12.528 1,00 7,47 Berdasarkan hasil analisis switching value, dapat dilihat perubahan- perubahan variabel yang berpengaruh terhadap kelayakan usaha. Dengan asumsi cateris paribus, jika salah satu dari perubahan terjadi yaitu penurunan penjualan mi mentah jagung 30 persen sebesar 17,91 persen atau kenaikan harga tepung terigu sebesar 42,89 persen usaha pembuatan mi mentah jagung 30 persen ini masih layak untuk diusahakan dengan memperoleh keuntungan normal. Usaha pembuatan mi mentah jagung 30 persen ini masih layak untuk dilaksanakan apabila penuruna penjualan mi mentah tidak melebihi 17,91 persen. Selain itu, jika kenaikan harga tepung terigu juga tidak melebihi 42,89 persen, usaha ini masih layak untuk dilaksanakan. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa usaha pembuatan mi mentah jagung 30 persen ini paling sensitif terhadap penurunan penjualan mi mentah. Sedangkan perubahan kenaikan harga tepung terigu menjadi variabel yang paling rendah pengaruhnya terhadap kelayakan usaha.

7.6.5. Laporan Laba Rugi Usaha Mi Mentah Jagung 30 Persen