30 pemilik proyek dapat mengetahui apakah investasi yang dilakukan akan
menguntungkan. Suratman 2002 menyatakan bahwa tujuan studi kelayakan proyek adalah
untuk menghindari penyebab kegagalan pyoyek akibat kesalahan dalam memutuskan dan menilai alternatif investasi. Sehingga tujuan utama dari studi
kelayakan proyek adalah untuk menghindari keterlanjuran investasi yang memakan dana relatif besar yang ternyata justru tidak memberikan keuntungan
secara ekonomi. Selain itu, Soeharto 2002 menyatakan pengkajian kelayakan atas suatu
usulan proyek bertujuan untuk mempelajari usulan tersebut dari segala segi secara profesional agar setelah usulan proyek tersebut diterima dan dilaksanakan, betul-
betul dapat mencapai hasil sesuai dengan yang direncanakan. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya hasil yang jauh dari harapan setelah proyek selesai
dibangun dan dioperasikan. Dengan demikian, analisis proyek bertujuan untuk memperbaiki pilihan
investasi karena sumber-sumber yang tersedia terbatas, sehingga harus dipilih alternatif proyek yang paling menguntungkan dan menentukan prioritas investasi.
Dalam menganalisis suatu proyek yang efektif harus mempertimbangkan aspek- aspek yang saling berkaitan yang secara bersama-sama menentukan bagaimana
keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman investasi tertentu dan mempertimbangkan seluruh aspek tersebut pada setiap tahap dalam perencanaan
proyek. Sedangkan siklus pelaksanaannya adalah: mengetahui tingkat keuntungan yang dicapai dalam suatu proyek, menghindari pemborosan sumber daya, memilih
alternatif proyek yang menguntungkan, dan menentukan prioritas investasi. Berdasarkan hasil analisis proyek, tingkat keuntungan dapat diketahui,
pemborosan terhadap sumber daya dapat dihindarkan, serta memilih proyek yang paling menguntungkan di antara berbagai proyek investasi yang ada.
3.1.2. Aspek Kelayakan Proyek
Studi kelayakan dan analisa proyek yang efektif dilakukan dengan mempertimbangkan aspek-aspek yang secara bersama-sama dapat mempengaruhi
keuntungan yang akan diperoleh dari suatu penanaman investasi tertentu. Seluruh
31 aspek-aspek di dalam proyek ini saling berhubungan antara satu dengan lainnya,
dan suatu putusan terhadap satu aspek akan mempengaruhi putusan-putusan bagi aspek-aspek yang lain. Seluruh aspek harus selalu dipertimbangkan pada setiap
tahap stage dalam perencanaan proyek dan siklus perencanaannya. Menurut
Gittinger 1986,
terdapat enam
aspek yang
harus dipertimbangkan dalam melaksanakan proyek pertanian, yaitu aspek teknis, aspek
institusional-organisasi-manajerial, aspek sosial, aspek komersial atau pasar, aspek finansial, dan aspek ekonomi. Soeharto 2002 menyatakan terdapat tujuh
aspek yang harus dipertimbangkan dalam analisis proyek, yaitu aspek pasar, aspek teknis, aspek finansial, aspek sosial-ekonomi, aspek manajemen dan organisasi,
aspek pendanaan proyek, serta aspek analisis dampak lingkungan. Sedangkan Suratman 2002 menyatakan terdapat lima aspek yang perlu dipertimbangkan,
yaitu aspek pasar, aspek hukum-sosial-budaya, aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen, dan aspek keuangan.
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan terdapat enam aspek yang perlu dianalisis dalam studi kelayakan proyek, yaitu:
1 Aspek Pasar
Aspek pasar dalam suatu proyek adalah rencana pemasaran output yang dihasilkan oleh proyek dan rencana penyediaan input yang dibutuhkan untuk
kelangsungan dan pelaksanaan proyek. Dari segi output, analisa pasar untuk hasil proyek sangat penting
dilakukan untuk meyakinkan bahwa terdapat suatu permintaan pada suatu harga yang menguntungkan karena produk harus dijual menurut harga pasar.
Dari segi input, rencana-rencana yang cocok harus dibuat untuk menjamin tersedianya bahan baku yang akan diperlukan dalam menggunakan
teknologi baru atau pola produksi baru. Masalah-masalah seperti ketersediaan saluran input, kapasitas yang cukup dan ketepatan waktu dari pemasok, dan
pembiayaan bagi penyedia input merupakan masalah-masalah yang juga perlu dipertimbangkan oleh pemilik proyek karena hal-hal tersebut akan
berpengaruh bagi pelaksanaan proyek.
32 a.
Permintaan Kasmir dan Jakfar 2003 mendefinisikan permintaan sebagai jumlah
barang dan jasa yang diminta konsumen pada berbagai tingkat harga pada suatu waktu tertentu. Permintaan juga merupakan kegiatan yang didukung
oleh daya beli atau akses untuk membeli barang atau jasa yang ditawarkan. Hukum permintaan menerangkan bahwa apabila harga suatu komoditas
naik, maka jumlah komoditas yang diminta akan turun, dengan catatan bahwa variabel-variabel lainnya tetap. Variabel tersebut mencakup
variabel lain yang dapat mempengaruhi jumlah komoditas yang diminta selain komoditas dimaksud, seperti tingkat pendapatan konsumen, selera
konsumen, harga komoditas lain selain komoditas yang dibicarakan, jumlah penduduk, advertensi, distribusi, dan lain sebagainya.
b. Penawaran
Kasmir dan Jakfar 2003 mendefinisikan penawaran sebagai jumlah barang atau jasa yang ditawarkan produsen pada berbagai tingkat harga
pada suatu waktu tertentu. Hukum penawaran menyatakan bahwa apabila harga suatu komoditas naik, maka jumlah komoditas yang ditawarkan
akan meningkat, dengan catatan bahwa variabel-variabel lainnya tetap cateris paribus.
c. Program pemasaran
Program pemasaran terdiri dari empat aspek strategi bauran pemasaran marketing mix yaitu strategi produk product, strategi harga price,
strategi lokasi dan distribusi place, dan strategi promosi promotion Kasmir dan Jakfar 2003.
Jika suatu usaha memiliki peluang permintaan dan mampu memberikan penawaran yang sesuai dengan keinginan pasar serta memiliki program bauran
pemasaran yang terencana, maka usaha tersebut layak berdasarkan aspek pasar.
2 Aspek Teknis
Analisa teknis berhubungan dengan penyediaan input proyek dan produksi output berupa barang-barang nyata dan jasa-jasa. Hal ini perlu dibuat
secara jelas dan teliti di dalam kerangka kerja proyek. Aspek-aspek lain dari
33 analisa proyek hanya akan dapat berjalan bila analisa secara teknis dapat
dilakukan, walaupun asumsi-asumsi teknis dari suatu perencanaan proyek mungkin sekali perlu direvisi sebagaimana aspek-aspek yang lain diteliti
secara terperinci. Menurut Soeharto 2002, pengkajian aspek teknis mencakup hal-hal
berikut: a
Menentukan lokasi Karena bersifat strategis, maka pemilihan lokasi harus didasarkan atas
pengkajian seksama yang berkaitan dengan unit-ekonomi dari instalasi spesifik yang hendak dibangun, baik dari segi teknis konstruksi keadaan
tanah, iklim, gempa bumi maupun kelangsungan operasi dan produksi di masa depan.
Hal pertama yang dilakukan dalam menentukan letak geografis lokasi yaitu mengidentifikasi daerah yang dilakukan berdasarkan faktor seperti
dekat daerah pemasaran, tersedianya bahan baku, tersedianya tenaga kerja, kondisi iklim, dan gempa bumi. Selanjutnya, daerah pemilihan dapat
dipersempit dengan menentukan lokasi yang pasti di daerah yang dianggap telah memenuhi persyaratan. Selain itu, faktor-faktor penunjang seperti
utiliti, infrastruktur, fasilitas pelayanan umum, sikap masyarakat terhadap proyek atau investasi, masalah lingkungan hidup, dan peraturan-peraturan
yang mendukung pajak, perburuhan, bea masuk juga perlu diperhatikan. b
Mencari dan memilih teknologi proses produksi Proses produksi dapat dikatakan sebagai teknik atau metode yang dipakai
untuk meningkatkan kegunaan barang dan jasa, dimana kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah menjanjikan banyak pilihan sekaligus
risiko yang terkandung. Di negara berkembang, proses produksi tidak menekankan pada efisiensi, tetapi juga memperhitungkan hal-hal lain yang
terjadi di lingkungan sekitar, seperti menciptakan lapangan kerja sehingga perlu dipertimbangkan teknologi yang padat karya. Di samping perlu
dipertimbangkan hal-hal yang langsung berpengaruh terhadap biaya, juga perlu dipertimbangkan hal-hal seperti tersedianya bahan baku, teknologi
yang akan dipakai telah terbukti andal berdasarkan pengalaman pabrik-
34 pabrik sejenis, dan sedapat mungkin dipilih teknologi terbaru karena
biasanya lebih efisien dan tidak segera usang. c
Menentukan kapasitas produksi Kapasitas produksi memberikan arti batas atas produksi yang dapat dicapai
oleh suatu instalasi, atau batas atas beban yang dapat ditampung oleh suatu fasilitas hasil proyek. Besarnya kapasitas produksi merupakan parameter
penting yang dapat dipakai sebagai masukan dalam perhitungan aspek ekonomi-finansial pada studi kelayakan dan sebagai dasar untuk membuat
desain-engineering di tahap-tahap berikutnya. Sedangkan pada masa operasi dan produksi selalu dikaitkan antara kapasitas dan biaya operasi
untuk menghasilkan per unit produk. Pada umumnya, semakin besar produksi semakin berkurang biaya produksi per unitnya. Oleh karena itu,
dalam menentukan kapasitas suatu instalasi perlu dikaji seteliti mungkin berapa besar potensi penyerapan pasar, persediaan bahan baku, dan ongkos
produksi sebelum menentukan angka kapasitas. d
Menyusun denah atau letak instalasi Pengaturan secara tepat tata letak instalasi beserta peralatannya atau
disebut juga plant layout merupakan syarat penting karena erat hubungannya dengan efisiensi dan keselamatan selama operasi. Hal ini
berarti bentuk dan tata ruang bangunan instalasi harus sesuai dengan maksud kegunaan atau fungsinya. Tujuan ini ditentukan dengan
merancang atau merekayasanya sejak awal sewaktu mengkaji aspek teknis. Pada dasarnya menyiapkan denah instalasi meliputi kegiatan pengaturan
letak serta hubungan antar fasilitas berikut: Penampungan dan penyimpanan produk serta bahan baku dan
produk sampingan by product Peralatan untuk melaksanakan proses produksi yang diberikan
alokasi ruang yang cukup, tidak terbatas hanya untuk tempat kedudukan masing-masing peralatan tetapi juga bagi ruang gerak
operasi dan pemeliharaan Peralatan dan ruang gerak untuk handling material
35 e
Membuat bangunan instalasi plant building Gedung atau bangunan civil pabrik plant building merupakan bagian
yang tidak dapat dipisahkan dari fasilitas instalasi industri dengan fungsi pokok sebagai tempat kerja, tempat peralatan, produk, dan kadang-kadang
juga bahan baku agar terlindung dari pengaruh cuaca yang dapat merusak, seperti panas, dingin, kelembaban, dan lain-lain. Selain itu, gedung ini
berfungsi juga sebagai tempat penyimpanan yang aman, misalnya dari pencurian. Gedung atau bangunan civil pabrik dapat terdiri dari kantor
pusat administrasi di mana pimpinan pabrik berada, kantor desain- engineering, bangunan tempat peralatanmesin produksi disusun, gedung
pusat pengendalian, perbengkelan serta pemeliharaan, gudang, dan lain- lain.
3 Aspek Manajemen
Masalah-masalah manajerial merupakan hal yang menentukan untuk rancangan dan pelaksanaan proyek yang baik. Keahlian staf yang ada perlu
disesuaikan dengan kegiatan-kegiatan di dalam proyek. Bila ternyata kemampuan manajerial terbatas, maka latihan untuk meningkatkan
kemampuan mereka harus dilakukan. Soeharto 2002 menyatakan hal-hal pokok yang terkandung dalam
konsep manajemen proyek yaitu: Menggunakan pengertian manajemen berdasarkan fungsinya, yaitu
merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya perusahaan.
Kegiatan yang dikelola berjangka pendek dengan sasaran yang telah digariskan secara spesifik. Hal ini memerlukan teknik dan metode
pengelolaan yang khusus, terutama aspek perencanaan dan pengendalian. Memakai pendekatan sistem system approach to management.
Mempunyai hierarki horisontal di samping hierarki vertikal.
Sedangkan proses mengorganisir mengikuti urutan sebagai berikut: Melakukan identifikasi dan klasifikasi pekerjaan; mengidentifikasi lingkup
kegiatan proyek dan operasi yang terdiri dari sejumlah besar pekerjaan untuk mengetahui seberapa besar volume, macam, dan jenisnya dalam
36 rangka mengetahui sumber daya serta jadwal yang diperlukan sebelum
diserahkan kepada individu yang akan menanganinya. Mengelompokkan pekerjaan ke dalam unit atau paket yang masing-masing
telah diidentifikasikan biaya, jadwal, dan mutunya. Menyiapkan organisasi dan personel yang akan menangani pekerjaan,
seperti memilih keterampilan dan keahlian kelompok yang sesuai dengan kebutuhan pekerjaan, serta memberitahukan sasaran yang ingin dicapai
yang berkaitan dengan unit atau paket kerja yang akan menjadi tanggung jawabnya.
Mengetahui wewenang dan tanggung jawab masing-masing peserta proyek agar hasil pekerjaan sesuai dengan harapan, dan untuk menghindari
tumpang tindih dan duplikasi. Menyusun mekanisme koordinasi agar semua bagian pekerjaan proyek
yang ditangani para peserta yang ikut menangani penyelenggaraan proyek dapat bergerak maju menuju sasaran secara sinkron.
Jika suatu usaha sudah dapat melaksanakan proses mengorganisir dalam menjalankan usahanya, maka usaha tersebut sudah layak berdasarkan aspek
manajemen. 4
Aspek Sosial Lingkungan Kelayakan proyek juga perlu mempertimbangkan pola dan kebiasaan-
kebiasaan sosial dari pihak yang akan dilayani oleh proyek. Selain itu, implikasi sosial yang lebih luas dari investasi yang disusulkan juga perlu
diteliti secara lebih cermat. Pertimbangan-pertimbangan sosial lain harus dipikirkan secara cermat
agar dapat menentukan apakah suatu proyek yang diusulkan tanggap responsive terhadap keadaan sosial tersebut.
Hal lain yang juga penting untuk dipertimbangkan adalah masalah dampak lingkungan yang merugikan. Dampak bisnis terhadap lingkungan
ekologi seperti adanya polusi udara, air, suara, dan limbah padat perlu dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan efek negatif bagi lingkungan. Masalah
seperti air limbah waste dari pabrik industri yang dapat merusak sumber- sumber air masyarakat perlu mendapat perhatian khusus dari analis proyek
37 agar tidak merugikan masyarakat sekitar pabrik. Untuk menjaga kelestarian
alam tersebut akan lebih baik dilakukan melalui rancangan proyek daripada setelah mengeluarkan biaya untuk penggunaan teknologi yang kurang tepat
atau biaya penggantian tanah tetapi proyek tidak memberikan pengaruh baik terhadap lingkungan. Jika suatu usaha sudah mengelola limbah yang
dihasilkannya dengan baik atau tidak menghasilkan limbah yang berbahaya bagi lingkungan, maka usaha tersebut layak berdasarkan aspek lingkungan.
5 Aspek Hukum
Nurmalina, Sarianti, dan Karyadi 2009 menyatakan aspek hukum diperlukan untuk mengidentifikasi bentuk badan usaha yang akan digunakan.
Hal ini akan terkait dengan kekuatan hukum dan konsekuensinya, dan mempelajari jaminan-jaminan yang dapat disediakan bila akan menggunakan
sumber dana berupa pinjaman, berbagai akta, sertifikat, serta izin. Disamping hal tersebut, aspek hukum dari suatu kegiatan bisnis diperlukan dalam hal
mempermudah dan memperlancar kegiatan bisnis pada saat menjalin jaringan kerjasama dengan pihak lain.
Kasmir dan Jakfar 2003 menyatakan bahwa analisis mengenai aspek hukum perlu dilakukan secara teliti dan cermat dengan mencari sumber-
sumber informasi yang jelas sampai ke tangan yang memang berkompeten untuk mengeluarkan surat-surat yang hendak diteliti. Secara ringkas,
dokumen-dokumen yang perlu dipersiapkan untuk analisis aspek hukum dari sebuah usaha yaitu Badan Hukum, Tanda Daftar Perusahaan, NPWP Nomor
Pokok Wajib Pajak, Surat Izin Usaha, Izin Domisili, Izin Mendirikan Bangunan, Bukti Diri KTP atau SIM, dan izin-izin lainnya. Sedangkan
perizinan lain yang dibutuhkan terutama bagi usaha berbasis pangan yaitu adanya sertifikasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan BPOM, Dinas
Kesehatan, dan sertifikasi halal. 6
Aspek Finansial Aspek finansial bagi perusahaan-perusahaan swasta adalah untuk
menentukan berapa banyak modal yang diperlukan untuk mengembangkan proyek yang ingin dijalankan, berapa besar hasil yang akan diterima oleh
38 perusahaan dari investasi yang telah ditanamkan, dan apakah besarnya
keuntungan cukup menarik bagi perusahaan Gittinger 1986.
3.1.3. Analisis Kelayakan Investasi