Lembaga Pemasaran Kerangka Pemikiran Konseptual

Sf Dr Pr Nilai Marjin Pemasaran P Q Sumber: Limbong dan Sitorus, 1987 Keterangan : Pr = Harga di tingkat pedagang pengecer Pf = Harga di tingkat petani Sr = Supply di tingkat pengecer derived supply Sf = Supply di tingkat petani Dr = Demand di tingkat pengecer derived demand Df = Demand di tingkat petani primary demand Q r, f = Jumlah keseimbangan di tingkat petani dan tingkat pengecer Dari Gambar 1 tersebut dapat dilihat besarnya nilai Marjin Pemasaran yang merupakan hasil perkalian dari perbedaan harga pada dua tingkat lembaga pemasaran dalam hal ini selisih harga eceran dengan harga petani produsen dengan jumlah produk yang dipasarkan. Semakin besar perbedaan harga antara lembaga pemasaran yang terlibat, terutama antara harga yang terjadi di tingkat eceran dengan harga yang diterima petani produsen, maka semakin besar pula marjin pemasaran dari komoditas yang bersangkutan. Hal ini disebabkan banyak lembaga pemasaran yang terlibat mengakibatkan biaya pemasaran meningkat akan diikuti peningkatan pengambilan keuntungan oleh setiap lembaga pemasaran yang terlibat. Gambar 1 Konsep Marjin Pemasaran Sr Df b a Q r,f o Pf Besar kecilnya marjin pemasaran sering digunakan sebagai kriteria untuk menilai apakah pasar tersebut sudah efisien. Namun tinggi-rendahnya marjin pemasaran tidak selamanya dapat digunakan sebagai ukuran efisiensi kegiatan pemasaran, harus dilihat dari analisis lainnya seperti Farmer’s share, analisis rasio keuntungan terhadap biaya pemasaran, dan total biaya pemasaran. Secara umum suatu sistem pemasaran dikatakan efisiensi, apabila dalam memasarkan suatu komoditas yang sama terdapat penyebaran marjin yang merata di semua pelaku pemasaran. Dalam kondisi ini diharapkan terjadi suatu keadaan di mana masing-masing pihak memiliki keuntungan, baik pada produsen, pelaku pemasaran dan konsumen.

3.1.7. Farmer’s Share

Salah satu indikator yang berguna dalam melihat efisiensi pemasaran adalah dengan membandingkan bagian yang diterima petani farmer’s share terhadap harga yang dibayar konsumen akhir. Bagian yang diterima lembaga pemasaran dinyatakan dalam bentuk persentase Limbong dan Sitorus, 1987. Kohls dan Uhl 2002 dalam Hapsary 2014 mendefinisikan farmer’s share sebagai persentase harga yang diterima oleh petani produsen sebagai imbalan dari kegiatan usahatani yang dilakukannya dalam menghasilkan produk. Dalam analisis efisiensi pemasaran farmer’s share lebih sering digunakan sebagai alat analisis yang baik. Saluran pemasaran yang efisien adalah saluran pemasaran yang memiliki nilai Farmer’s share terbesar di antara saluran pemasaran lainnya. Jika nilai Farmer’s share besar berarti nilai jual komoditas tersebut di tingkat konsumen tinggi, yang mengakibatkan meningkatnya pendapatan petani produsen.

3.1.8. Rasio Keuntungan Terhadap Biaya Pemasaran

Tingkat efisiensi pemasaran dapat juga diukur melalui besarnya rasio keuntungan terhadap biaya pemasaran. Rasio keuntungan terhadap biaya pemasaran mendefinisikan besarnya keuntungan yang diterima atas biaya pemasaran yang dikeluarkan. Dengan demikian semakin meratanya penyebaran