Marjin Pemasaran Kerangka Pemikiran Konseptual

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu

Lokasi yang dijadikan tempat penelitian ini adalah Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dari Kabupaten Bogor dipilih satu kecamatan yaitu Kecamatan Dramaga, Desa Cikarawang yang mempunyai jumlah produksi rata-rata terbesar dibanding kecamatan yang lain di Kabupaten bogor. Penentuan lokasi penelitian secara sengajaberdasarkan pertimbangan wilayah tersebut sebagai sentral produksi ubi jalar. Waktu pelaksanaan dilakukan pada bulan Februari-April 2015 di lokasi penelitian untuk pengambilan data primer.

4.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan panduan kuesioner kepada responden yaitu petani produsen, pedagang pengumpul, pedagang grosir, pedagang ritel, industri, dan konsumen akhir. Jumlah petani produsen yang dijadikan responden adalah sebanyak 35 responden yang ditentukan dengan tujuan tertentu purposive sampling. Sampel yang diambil adalah petani yang melakukan usahatani ubi jalar dengan kriteria tertentu berdasarkan responden yang diperlukan. Sebanyak 29 responden terpilih yang melakukan usahatani ubi jalar dan memiliki hak atas lahan ubi jalar tersebut, 6 responden tidak dimasukkan karena tidak sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan. Sebanyak 29 responden terpilih termasuk dalam anggota Poktan Hurip dengan total anggota 65 orang. Responden yang terpilih termasuk anggota Poktan Hurip karena kelompok tani ini merupakan kelompok tani yang konsentrasi usahataninya adalah komoditi ubi jalar dengan jumlah total produksi lebih banyak di bandingkan Poktan lainnya Mekar, Setia, Subur Jaya, dan sudah melakukan produk olahan ubi jalar. Jumlah responden lembaga pemasaran akan disesuaikan informasi dari petani produsen metode snowball karena penentuan responden lembaga pemasaran dilakukan berdasarkan alur komoditas yaitu penentuan responden berdasarkan informasi dari responden sebelumnya. Data yang diperoleh dari wawancara terhadap petani produsen meliputi: karakteristik petani produsen ubi jalar, jumlah produksi, jumlah produk yang dijual, harga jual petani produsen, dan biaya pemasaran. Data yang diperoleh dari lembaga pemasaran meliputi: karakteristik responden lembaga pemasaran, harga beli, harga jual, fungsi pemasaran yang dilakukan, dan biaya pemasaran. Data sekunder pun diperlukan dalam penelitian ini. Data sekunder diperoleh dari berbagai literatur seperti jurnal ilmiah, skripsi, Badan Pusat Statistik BPS, internet, departemen pertanian, departemen perdagangan, kantor desa kecamatan kabupaten lokasi penelitian, dan badan penyuluh.

4.3. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data primer diperoleh melalui wawancara langsung tehadap responden yaitu petani produsen, pemilihan jumlah petani produsen yang dijadikan responden dilakukan secara purposive atau dengan tujuan tertentu, sedangkan penentuan responden dari lembaga pemasaran diperoleh berdasarkan alur komoditas snowball, yaitu pemilihan responden berdasarkan informasi dari responden sebelumnya, sedangkan pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara mencari informasi melalui teknologi internet dan kantor pemerintahan.

4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil wawancara dan studi litelatur selanjutnya dianalisis untuk melengkapi hasil penelitian yang dilakukan. Metode yang digunakan untuk mengolah data yang diperoleh adalah metode analisis deskriptif kualitatif dan metode deskriptif kuantitatif. Metode deskriptif kualitatif digunakan untuk menjelaskan karakteristik petani produsen dan lembaga pemasaran, saluran pemasaran yang terjadi, fungsi pemasaran ubi jalar. Metode deskriptif kuantitatif digunakan untuk menjelaskan efisiensi kegiatan pemasaran ubi jalar yang terdiri dari analisis marjin pemasaran, farmer’s share, analisis biaya pemasaran, dan analisis rasio keuntungan terhadap biaya pemasaran. Alat analisis data kuantitatif yang digunakan berupa kalkulator, program komputer Microsoft Excel serta sistem tabulasi data. Hasil dari analisis akan menggambarkan sistem pemasaran ubi jalar dan tingkat efisien atau tidaknya kegiatan pemasaran.

4.4.1. Analisis Saluran Pemasaran

Analisis saluran pemasaran berfungsi untuk mengidentifikasi saluran pemasaran ubi jalar di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat mulai dari petani produsen hingga ke konsumen akhir. Kegiatan analisis saluran pemasaran dapat dilakukan dengan cara mengamati lembaga pemasaran yang berperan dalam pendistribusian produk. Dari hasil analisis saluran pemasaran akan diperoleh data jumlah saluran pemasaran, panjang- pendeknya atau pola saluran pemasaran, dan jenis lembaga pemasaran yang berperan dalam mendistribusikan produk hingga ke konsumen akhir. Saluran pemasaran atau saluran distribusi serupa tetapi tak sama dengan rantai pasokan. Saluran pemasaran berhubungan dengan adanya transaksi penjualan dan pembelian produk. Aktivitas yang dilakukan adalah penjualan, negoisasi, dan pemesanan. Sedangkan ratai pasokan berhubungan dengan pekerjaan fisik yang dilakukan dalam proses produksi, transportasi, penyimpanan barang dan jasa yang berhubungan dengan penjualan yang membuat pelanggan tertarik untuk membeli dan meningkatkan penjualan. Keputusan saluran pemasaran merupakan salah satu keputusan yang paling sulit dilakukan manager. Pemilihan saluran pemasaran oleh suatu perusahaan akan mempengaruhi seluruh keputusan pemasaran lainnya misalnya: harga jual, biaya operasiproduksi, keuntungan yang ingin dicapai dan sebagainya Nur dan Muslimin 2009. Secara keseluruhan hasil analisis saluran pemasaran akan menggambarkan atau memetakan semua saluran pemasaran ubi jalar yang terjadi di Desa Cikarawang. Manfaat dari analisis saluran pemasaran adalah untuk mempermudah analisis efisiensi pemasaran dan dapat digunakan untuk membandingkan antar saluran pemasaran yang ada. Saluran pemasaran yang panjang akan mengakibatkan marjin pemasaran antara petani produsen dengan konsumen akhir semakin besar, dan sebaliknya saluran pemasaran yang pendek akan mengakibatkan marjin pemasaran antara petani produsen dengan konsumen akhir semakin kecil. Pada umumnya saluran pemasaran yang panjang identik dengan tidak efisiennya saluran pemasaran, karena marjin pemasaran semakin besar jika saluran pemasaran semakin panjang artinya selisih antara harga di tingkat produsen dengan harga di tingkat konsumen akhir semakin besar. Perbedaan harga