Karakteristik Petani Responden Analisis Pemasaran Ubi Jalar (Studi Kasus: Kelompok Tani Hurip, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor)
menyerupai setengah lingkaran. Pengolahan lahan dan pembuatan guludan di daerah penelitian sudah sesuai dengan ajuran.
Penanaman ubi jalar yang dilakukan petani di lokasi penelitian adalah sistem monukultur. Proses penanaman ubi jalar dengan sistem monokultur artinya dalam
satu luasan lahan hanya ditanami oleh satu jenis tanaman saja yaitu ubi. Dari 29 petani responden hanya 5 petani saja yang menggunakan sistem tanam tumpang
sari. Sebagian besar menggunakan sistem monokultur, karena ada tumpang sari meskipun sedikit. Tanaman yang ditumpang sarikan dengan ubi antara lain jagung
dan kacang tanah. Penanaman ubi jalar di daerah penelitian dilakukan pada bulan November dan Maret. Jarak tanam ubi antara 0-30 cm. Teknik penanaman stek
ubi jalar ditanam dengan posisi miring terhadap tanah atau mendekati posisi tertidur. Alasan petani menanam dengan posisi tersebut agar menghasilkan umbi
dengan jumlah lebih banyak. Pengairan bertujuan untuk memberikan atau menambahkan unsur hara dan
mineral pada tanaman terutama di saat musim kemarau. Pada lokasi penelitian, petani mengandalkan air hujan sebagai sumber utama untuk mengairi lahan. Jika
musim kemarau datang maka petani mengairi lahan ubi jalar melalui irigrasi yang berasal dari waduk Situgede. Waktu pengairan tidak ditentukan secara pasti oleh
petani sedangkan menurut anjuran pengairan perlu rutin dilakukan hingga tanaman berumur 1-2 bulan. Pengairan baru dihentikan pada umur 2-3 minggu
sebelum panen. Penyulaman merupakan proses penanaman kembali tanaman di lahan
dikarenakan tanaman sebelumnya tidak tumbuh atau afkir. Cara penyulaman yakni dengan mencabut tanaman yang mati kemudian mengganti dengan tanaman
baru. Penyulaman dilakukan oleh petani di lokasi penelitan pada waktu satu minggu setelah tanam. Pada lokasi penelitan, penyulaman juga biasanya dilakukan
bersamaan dengan penyiangan gulma. Penyulaman umumnya dilakukan oleh tenaga kerja dalam keluarga.
Pembongkaran sementara merupakan proses pembukaan kembali sisi-sisi guludan ubi jalar. Bongkaran guludan selanjutnya didiamkan selama 1 minggu.
Setelah 1 minggu, bongkaran tersebut ditaburkan pupuk kandang di kedua atau satu sisi dan pupuk NPK di sisi lainnya jika ingin menggunakannya kemudian
bongkaran kembali ditutup. Tujuan dilakukan pembongkaran sementara agar dapat memberikan ruang masuk cahaya matahari ke dalam tanah sehingga dapat
menjadikan ukuran umbi lebih besar dan menggemburkan tanah. Penyiangan adalah proses pencabutan gulma di sekitar tanaman ubi. Gulma
merupakan tanaman lain yang kehadirannya tidak diinginkan dan dapat mengganggu pertumbuhan tanaman utama. Penyiangan dilakukan agar tanaman
ubi dapat memperoleh unsur hara dan cahaya matahari dalam jumlah cukup tanpa tersaingi oleh tumbuhan lain. Kegiatan ini dilakukan oleh petani di lokasi
penelitian setelah tanaman berumur 2-4 minggu. Pembalikan batang atau lebih dikenal petani dengan istilah pengebatan
merupakan pengangkatan tanaman ubi dari tanah agar akar-akar kecil yang baru tumbuh tidak menempel di tanah dan hasil fotosintesis seluruhnya difokuskan
untuk memperbesar umbi. Pembalikan batang hanya dilakukan oleh beberapa petani saja di lokasi penelitian.
Pemupukan merupakan kegiatan terpenting dalam berusahatani ubi jalar. Petani di lokasi penelitian melakukan pemupukan pada saat pengolahan lahan dan
pembongkaran sementara. Pupuk yang banyak digunakan oleh petani di lokasi penelitian dalam bertani ubi jalar antara lain pupuk kandang, pupuk urea dan
pupuk phonska. Pupuk kimia lainya seperti pupuk NPK, TSP, dan KCL jarang digunakan oleh petani. Pupuk kandang diperoleh petani dari kotoran hewan ternak
yang mereka pelihara atau membelinya dari peternak di lokasi penelitian. Rata- rata jumlah pupuk kandang yang digunakan adalah 99,64 kgha, urea sebanyak
99,64 kgha, dan phonska sebanyak 82,56 kgha. Sedangkan pupuk NPK digunakan petani sebanyak 41,28 kgha, TSP sebanyak 51,96 kgha, KCL hanya
sebanyak 1,14 kgha. Selain pupuk jenis padat, sebagian kecil petani pun menggunakan pupuk cair sebanyak 49,11 mlha.
Di lokasi penelitian, pengendalian hama penyakit tanaman ubi jalar dilakukan sesuai kondisi hama penyakit yang menyerang tanaman. Pengendalian
menggunakan pestisida dilakukan jika tanaman yang diserang lebih dari 10 persen sedangkan jika hanya sedikit hama penyakit yang menyerang hanya dilakukan
penanganan dengan memangkas atau mencabutnya. Hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman ubi jalar di lokasi penelitian adalah lanas dan ulat.
Penyebabnya adalah perubahan cuaca dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya sehingga hama dan penyakit berkembang. Akibatnya ubi jalar yang
sudah mendekati waktu panen menjadi membusuk dan daun umbi pun menjadi banyak berlubang sehingga hanya sekitar 20-50 persen saja dari total jumlah
panen biasanya yang dapat dipanen. Pengendalian hama penyakit dilakukan dengan menyemprotkan pestisida sebanyak 50 ml dicampurkan dengan 20 liter air.
Ubi jalar di lokasi penelitan dapat dipanen pada umur 3,4-4 bulan. Pengambil keputusan waktu panen dipengaruhi oleh permintaan pasar dan juga
kebutuhan petani. Jika kebutuhan petani mendesak maka pada umur 3,5 bulan ubi akan langsung dipanen.
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN