Pedagang Pengumpul Fungsi Pemasaran

Pada saluran 5, saluran pemasaran ini tidak melibatkan banyak lembaga pemasaran, hanya melibatkan Poktan Hurip. Poktan Hurip pada saluran pemasaran ini juga melakukan fungsi pemasaran yang dilakukan pedagang pengumpul dan pedagang pengecer. Pada saluran pemasaran ini petani dan Poktan Hurip mengeluarkan biaya pemasaran masing-masing bernilai Rp 220,00 per kilogram dan Rp 100,00 per kilogram. Biaya pemasaran yang dikeluarkan petani untuk biaya tenaga kerja, biaya pengemasan yang masing-masing bernilai Rp 200,00 per kilogram, Rp 20,00 per kilogram. Biaya pemasaran yang dikeluarkan Poktan untuk biaya tenaga kerja, biaya pengangkutan, biaya bongkar muat yang masing-masing bernilai Rp 50,00 per kilogram, Rp 25,00 per kilogram, Rp 25,00 per kilogram. Total keuntungan pada saluran pemasaran ini paling besar yaitu Rp 700,00 per kilogram dengan marjin dan biaya total masing-masing senilai Rp 800,00 per kilogram, Rp 320,00 per kilogram.

6.3.2 Farmer’s Share

Farmer’s share merupakan bagian yang diterima petani dalam sebuah aktivitas pemasaran dan dinyatakan dalam bentuk persentase. Nilai farmer’s share diperoleh dari perbandingan antara harga ubi jalar yang diterima di tingkat petani terhadap harga ubi jalar yang dibayarkan oleh konsumen. Farmer’s share memiliki hubungan yang terbalik dengan marjin pemasaran. Semakin tinggi farmer’s share yang diperoleh petani dalam sebuah saluran pemasaran, maka saluran pemasaran tersebut dapat dinilai lebih efisien dibandingkan saluran yang lainnya. Namun nilai ini bukan satu-satunya indikator dalam menilai efisiensi pemasaran. Hal ini tergantung dari aktivitas-aktivitas fungsi pemasaran yang dijalankan oleh setiap pihak dalam sistem pemasaran tersebut dalam hal memberikan value added pada ubi jalar dan siapa yang akhirnya menerima nilai tambah produk yang akan dipasarkan kepada konsumen. Nilai farmer’s share yang terbentuk dalam proses pemasaran ubi jalar di Desa Cikarawang dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Farmer’s Share pada Sistem Pemasaran Ubi Jalar di Desa Cikarawang April 2015 Saluran Pemasaran Harga di tingkat petani Rupiah Harga di tingkat konsumen Rupiah Farmers Share persentase 1 2.200,00 4.500,00 48,89 2 2.200,00 5.500,00 40,00 3 2.200,00 5.000,00 44,00 4 2.200,00 6.000,00 36,67 5 2.200,00 3.000,00 73,33 Sumber: Data diolah 2015 Pada setiap saluran memiliki harga di tingkat petani yang sama masing- masing adalah saluran 1 Rp 2.200,00 per kilogram, saluran 2 Rp 2.200,00 per kilogram, saluran 3 Rp 2.200,00 per kilogram, saluran 4 Rp 2.200,00 per kilogram dan saluran 5 Rp 2.200,00 per kilogram. Dikarenakan harga tersebut sudah diatur oleh Poktan Hurip. Harga di tingkat konsumen juga relatif sama, masing-masing adalah saluran 1 Rp 4.500,00 per kilogram, saluran 2 Rp 5.500,00 per kilogram, saluran 3 Rp 5.000,00 per kilogram, saluran 4 Rp 6.000,00 per kilogram, yang berbeda hanya pada saluran 5 sebesar Rp 4.500,00 per kilogram. Berdasarkan data pada Tabel terkait farmer’s share, bagian yang diterima petani mulai dari saluran pemasaran 1 sampai dengan saluran pemasaran 5 masing-masing adalah 48,89 persen, 40,00 persen, 44,00 persen, 36,67 persen dan 73,33 persen. Berdasarkan nilai tersebut, farmer’s share terbesar pada sistem pemasaran ubi jalar di Desa Cikarawang terdapat pada saluran 5 yaitu 73,33 persen. Besaran farmer’s share yang ditunjukkan oleh tabel di atas menjelaskan bahswa saluran pemasaran 5 merupakan saluran pemasaran yang paling efisien, tetapi volume penjualan di saluran pemasaran ini paling sedikit dibanding saluran pemasaran lainnya. Pada saluran pemasaran 5 konsumen hanya terbatas pada masyarakat sekitar dan KWT Kelompok Wanita Tani.

6.3.3 Rasio Keuntungan Terhadap Biaya Pemasaran

Salah satu indikator yang juga dapat digunakan untuk menilai keragaan pasar dari sebuah sistem pemasaran yaitu resiko keuntungan dan biaya pemasaran. Indikator ini digunakan untuk melihat bagaimana keuntungan yang diperoleh oleh tiap lembaga pemasaran yang terkait dalam upaya pemasaran. Berdasarkan