Gambaran Umum Usahatani Ubi Jalar di Desa Cikarawang
Pada keterangan Gambar 3 sistem pemasaran ubi jalar di Desa Cikarawang terbagi atas lima saluran. Saluran 1, 2, dan 3 memiliki nilai persentase sebesar
20,84 persen atau nilai distribusi ubi jalar yang melewati saluran sebesar 15.000 kilogram. Saluran 4 dan 5 memiliki nilai masing-masing sebesar 34,75 persen dan
1,95 persen, atau nilai distribusi ubi jalar yang melewati saluran masing-masing sebesar 25.000 kilogram dan 2.720 kilogram.
Dari hasil penelusuran di lapangan diperoleh lima pola saluran pemasaran ubi jalar yang berasal dari 29 orang petani di Desa Cikarawang dengan total
penjualan ubi jalar mencapai 71.950 kilogram 71,95 ton pada bulan April 2015. Dari penjualan ubi jalar pada bulan April 2015, seluruh hasil panen dijual ke
Poktan Hurip kemudian ke lembaga pemasaran lainnya.
6.2 Lembaga, Saluran Pemasaran, dan Fungsi 6.2.1 Lembaga Pemasaran
Dalam praktiknya, ubi jalar yang berasal dari Desa Cikarawang dipasarkan ke pasar lokal di wilayah Kota Jakarta yaitu pasar Induk kramat Jati, Pasar
Tangerang, Pasar Ciputat dan Pasar Minggu, adapun yang langsung ke konsumen yaitu masyarakat sekitar lokasi penelitian dengan jumlah yang sedikit. Proses
analisis pemasaran ini dimulai dari tingkat petani sebagai produsen hingga sampai ke pedagang pengecer di empat pasar tersebut.
Pihak-pihak yang terlibat dalam pemasaran ubi jalar di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor meliputi petani produsen, Poktan Hurip,
Pedagang Pengumpul Pasar, Pedagang Pengecer Pasar. Penjelasan selengkapnya adalah sebagai berikut:
1. Petani adalah pihak yang melakukan budidaya ubi jalar di Desa Cikarawang,
Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor dan menjualmenyalurkan hasil panen ubi jalar kepada lembaga pemasaran.
2. Poktan Hurip adalah lembaga pemasaran yang beroperasi di Desa
Cikarawang dan memiliki peranan sebagai pembeli ubi jalar dari petani produsen dalam jumlah tertentu kemudian menjualnya ke lembaga pemasaran
lainnya. Poktan juga sebagai penyalur bantuan dari pemerintah dan
memberikan modal dalam bentuk uang ataupun bentuk lainnya, seperti alat- alat pertanian, bibit, dan pupuk.
3. Pedagang Pengumpul Pasar Induk Kramat Jati adalah lembaga pemasaran
yang beroperasi di Pasar Induk Kramat Jati dan memiliki peranan sebagai penyalur ubi jalar kepada pedagang pengecer dalam jumlah yang relatif besar
grosir. 4.
Pedagang Pengecer Pasar Kramat Jati adalah lembaga pemasaran yang beroperasi di Pasar Kramat Jati dan memiliki peranan sebagai penyalur ubi
jalar kepada konsumen di pasar tersebut dalam jumlah eceran. 5.
Pedagang Pengecer Pasar Tangerang adalah lembaga pemasaran yang beroperasi di Pasar Tangerang dan memiliki peranan sebagai penyalur ubi
jalar di pasar tersebut dalam jumlah eceran. 6.
Pedagang Pengecer Pasar Ciputat adalah lembaga pemasaran yang beroperasi di Pasar Ciputat dan memiliki peranan sebagai penyalur ubi jalar di pasar
tersebut dalam jumlah eceran. 7.
Pedagang Pengecer Pasar Minggu adalah lembaga pemasaran yang beroperasi di Pasar Minggu dan memiliki peranan sebagai penyalur ubi jalar di pasar
tersebut dalam jumlah eceran.
Hubungan antar lembaga pemasaran membentuk saluran pemasaran. Saluran pemasaran adalah himpunan lembaga maupun individu perseorangan yang
mengambil alih hak atau membantu pengalihan hak atas barang atau jasa dari produsen sampai kepada konsumen. Saluran pemasaran juga menggambarkan
hubungan timbal balik antara pihak-pihak yang terdapat dalam sistem pemasaran ubi jalar di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.
Penelusuran saluran pemasaran ubi jalar dilakukan mulai dari pihak petani produsen yang telah melakukan pemanenan ubi jalar. Berdasarkan informasi
tersebut dan keterangan yang diperoleh dari petani tersebut, penelusuran saluran pemasaran dilanjutkan ke lembaga pemasaran berikutnya yaitu Poktan Hurip.
Berdasarkan informasi dari pedagang tingkat pertama, observasi dilanjutkan ke pedagang tingkat kedua dan diperoleh lima saluran pemasaran yang tersebar di
empat pasar.
6.2.2 Saluran Pemasaran 6.2.2.1 Saluran Pemasaran 1
Saluran pemasaran 1 melibatkan beberapa pihak, diantaranya petani produsen ubi jalar Desa Cikarawang, satu orang Poktan Hurip, satu orang
pedagang pengumpul Pasar Induk Kramat Jati, dan satu orang pedagang pengecer Pasar Kramat Jati. Proses pemasaran ubi jalar pada saluran 1 dimulai oleh Poktan
Hurip yang merupakan salah seorang warga Desa Cikarawang di Kecamatan Dramaga, Kabupaten bogor.
Poktan Hurip membutuhkan ubi jalar dalam jumlah yang banyak dikarenakan Desa Cikarawang merupakan sentral produksi ubi jalar di Jawa Barat.
Poktan Hurip berhubungan langsung dengan petani produsen dan mengetahui informasi yang ada di petani produsen. Selain melakukan kegiatan pembelian dari
petani produsen, Poktan Hurip juga selaku pemberi bantuan dari pemerintah dalam bentuk uang maupun barang. Harga jual ubi jalar kepada Poktan Hurip
adalah Rp 2.200,00 per kilogram. Harga ini sudah disepakati sebelum petani memulai menanam ubi jalar. Adapun biaya pemasaran yang dikeluarkan Poktan
Hurip berupa biaya tenaga kerja, biaya pengangkutan dan biaya bongkar muat, masing-masing sebesar Rp 50,00 per kilogram, Rp 25,00 per kilogram, Rp 25,00
per kilogram. Poktan Hurip menjemput hasil panen ubi jalar di lahan petani produsen
dengan menggunakan pick up dengan kapasitas 1-2 ton. Setelah petani memanen hasil panen mereka, petani produsen melakukan pengemasan ubi jalar dengan
biaya Rp 20,00 per kilogram dan akan dibayar oleh Poktan Hurip setelah naik ke pick up. Setelah melakukan transaksi dengan petani produsen maka Poktan
Hurip akan membawa ubi jalar ke gudang. Kemudian, Poktan Hurip kembali Gambar 4. Sistem saluran pemasaran 1 Ubi Jalar di Desa Cikarawang
Petani Poktan
Pasar Induk Kramat Jati
Konsumen Pedagang
Pengecer Pasar Kramat Jati
menjual ubi jalar yang telah diperoleh kepada pedagang pengumpul Pasar Induk Kramat Jati dengan harga Rp 2.500,00 per kilogram.
Pedagang pengumpul Pasar Induk Kramat Jati mengambil ubi jalar di gudang Poktan Hurip. Pedagang pengumpul akan mengeluarkan biaya
pemasaran sebesar Rp 225,00 per kilogram. Biaya pemasaran yang dikeluarkan untuk biaya pengangkutan, biaya retribusi, biaya bongkar muat, biaya lapak dan
biaya tenaga kerja, masing- masing sebesar Rp 150,00 per kilogram, Rp 10,00 per kilogram, Rp 25,00 per kilogram, Rp 50,00 per kilogram dan Rp 50,00 per
kilogram. Setelah pedagang pengumpul mendapatkan ubi jalar maka pedagang pengumpul akan menjual ubi jalar tersebut kepada pedagang pengecer dengan
harga Rp 3.000,00 per kilogram. Pedagang pengecer akan menjual langsung kepada konsumen dan
mendapatkan informasi langsung dari konsumen. Biaya pemasaran yang akan dikeluarkan oleh pedagang pengecer sebesar Rp 200,00 per kilogram. Biaya
tersebut untuk biaya tenaga kerja, biaya pengangkutan, biaya pengemasan, biaya bongkar muat, biaya retribusi dan biaya lapak, masing-masing sebesar Rp 40,00
per kilogram, Rp 30,00 per kilogram, Rp 20,00 per kilogram, Rp 50,00 per kilogram, Rp 10,00 per kilogram dan Rp 50,00 per kilogram. Pedagang pengecer
akan menjual kepada konsumen dengan harga Rp 4.500,00 per kilogram.