Analisis Rasio Keuntungan terhadap Biaya Pemasaran

Tabel 11. Mata Pencaharian Penduduk di Desa Cikarawang Tahun 2011-2013 Sektor 2011 orang 2012 orang 2013 orang Pertanian 310 310 310 Peternakan 3 3 3 Perkebunan 25 25 25 Perdagangan 31 31 31 Industri Rumah Tangga 12 12 12 Bidan 2 3 3 Buruh Tani 225 225 225 Buruh Swasta 750 750 750 PNS 175 180 180 Montir 3 3 3 Pensiunan 210 215 215 Sumber: Kantor Kepala Desa Cikarawang 2014 Tabel 11 menunjukkan bahwa mata pencaharian penduduk terbanyak di Desa Cikarawang yaitu di sektor buruh swasta sebesar 750. Pertanian menempati urutan kedua sebesar 310 orang pada tahun 2011-2013. Hal ini menunjukkan pertanian merupakan sektor mata pencaharian yang penting bagi masyarakat. Usahatani di Desa Cikarawang sudah dilakukan semenjak keturunan mereka sebelumnya, jadi usahatani dianggap pekerjaan yang paling gampang untuk dilakukan.

5.4. Karakteristik Lembaga Pemasaran

Data primer yang diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner dengan lembaga pemasaran. Wawancara tersebut dilakukan dengan metode bola salju snowball sampling dan menghasilkan 5 lembaga pemasaran meliputi 1 pedagang pengumpul pedagang pengumpul Pasar Induk Kramat Jati dan 4 pedagang pengecer pedagang pengecer Pasar Kramat Jati, pedagang pengecer Pasar Tangerang, pedagang pengecer Pasar Ciputat, pedagang pengecer Pasar Minggu yang terlibat dalam lima saluran pemasaran ubi jalar di Desa Cikarawang. Lembaga pemasaran tersebut meliputi petani produsen, Poktan Hurip, pedagang pengumpul dan pedagang pengencer yang memasarkan ubi jalar ke konsumen akhir. Karakteristik lembaga pemasaran dibagi menjadi dua meliputi umur dan tingkat pendidikan yang disajikan pada Tabel 12 dan 13. Tabel 12. Karakteristik Lembaga Pemasaran Responden berdasarkan Umur Umur Jumlah Responden orang Persentase 20-40 0,00 41-50 2 40,00 50 3 60,00 Jumlah 5 100,00 Sumber: Data primer diolah Tabel 12 menunjukkan bahwa karakteristik umur memiliki jumlah responden yang seimbang pada umur 41-50 tahun dan 51 tahun ke atas yang masing-masing sebanyak 2 orang dan 3 orang pedagang ubi jalar dengan persentase keduanya yang masing-masing sebesar 40 persen dan 60 persen. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas umur pedagang ubi jalar adalah 50 tahun ke atas. Kebanyakan dari pedagang ini memulai berdagang semenjak usia muda, di karenakan tuntutan ekonomi. Tabel 13. Karakteristik Lembaga Pemasaran Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan Pendidikan Jumlah Responden orang Persentase SLTP SLTA 5 100,00 Jumlah 5 100,00 Sumber: Data primer diolah Tabel 13 menunjukkan tingkat pendidikan dari responden paling tinggi yaitu terdapat pada tingkat pendidikan SLTA sebanyak 5 orang responden 100. Pendidikan umumnya tidak dijadikan prioritas karena mereka lebih mementingkan bagaimana cara mendapatkan uang, dan berdagang sudah menjadi pekerjaan keturunan dari orangtua mereka sebelumnya.

5.5. Gambaran Umum Usahatani Ubi Jalar di Desa Cikarawang

Sarana produksi pertanian diperoleh petani ubi jalar di daerah penelitian dengan sistem pembelian di toko pertanian setempat ataupun pemberian dari kelompok tani dan petani lain. Subsistem ini meliputi penyediaan bibit, pupuk, pestisida, dan sarana produksi pertanian lainnya untuk menunjang kegiatan produksi pada subsistem on farm ubi. Penyediaan bibit ubi jalar didapatkan dengan cara pengipukanpersemaian benih ubi jalar, stek hasil produksi sebelumnya, atau hasil produksi petani lain. Petani yang bergabung dalam kelompok tani dapat memperoleh bibit ubi jalar dari kelompok tani secara cuma-cuma. Jenis pupuk yang digunakan yaitu pupuk kandang, urea, TSP, KCL, NPK, phonska, dan pupuk cair. Pupuk urea, TSP, KCL, NPK, phonska, dan pupuk cair dapat dibeli di toko pertanian terdekat dan poktan. Sedangkan pupuk kandang diperoleh dari kotoran hewan ternak yang dipelihara sendiri oleh petani ataupun dibeli dari peternak di daerah penelitian. Selain itu, beberapa petani memanfaatkan sisa tanaman yang tidak dipanen untuk dijadikan sebagai pupuk kompos, di mana sisa tanaman ini diolah bersama dengan tanah. Pemanfaatan sisa tanaman ini menjadikan tanah menjadi lebih gembur. Alat-alat pertanian yang digunakan meliputi cangkul, kored, gunting, dan alat-alat lainnya. Para petani sudah memiliki masing-masing alat tersebut. Alat pertanian ini diperoleh petani di toko besi ataupun toko pertanian. Untuk alat pertanian lainnya dikasih oleh pemerintah dalam bentuk bantuan yang disalurkan melalui kelompok tani. Kegiatan produksi dilakukan sendiri oleh pemilik lahan ataupun tenaga kerja dalam keluarga serta luar keluarga. Tenaga kerja luar keluarga yang digunakan umumnya merupakan buruh tani di Desa Cikarawang. Pekerja bekerja pada pukul 07.00-12.00 dengan upah yang diterima bergantung jenis kelamin dan pembagian kerjanya. Pekerja pria di pembuatan guludan dibayar dengan sistem tumbak di mana per tumbaknya dihargai Rp. 1.200,00 - 1.500,00 sedangkan untuk pekerja lainnya dibayar Rp. 20.000,00. Dalam masyarakat tertentu, tumbak digunakan sebagai media alat ukur pengukuran tanah, biasanya 1 tumbak tersebebut sama dengan 14m². Pekerja pria pun menerima natura berupa makanan ringan dan kopi. Natura adalah setiap balas jasa yang diterima atau diperoleh pegawai, karyawan, atau karyawati dan atau keluarganya tidak dalam bentuk uang dari pemberi kerja. Pekerja wanita biasanya dipekerjakan dalam proses pembibitan dan penanaman dengan upah Rp. 15.000,00 tanpa natura.