Marjin Pemasaran Analisis Pemasaran Ubi Jalar (Studi Kasus: Kelompok Tani Hurip, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor)

grosir – konsumen. Struktur pasar yang dihadapi setiap lembaga tataniaga berbeda-beda dimana petani dan pedagang grosir cenderung mendekati pasar persaingan sempurna, sedangkan pedagang pengumpul tingkat pertama, pedagang pengumpul tingkat kedua, dan pedagang pengecer cenderung mendekati pasar oligopoli. Saluran tataniaga 1 merupakan saluran yang relatif lebih efisien karena memiliki marjin tataniaga terkecil yaitu sebesar Rp 325,00 per kilogram dan persentase farmer’s share terbesar yaitu 74,51 persen. Sementara saluran tataniaga yang relatif kurang efisien adalah saluran tataniaga 2 karena memiliki marjin tataniaga terbesar yaitu sebesar Rp 1.550,00 per kilogram dan persentase farmer’s share terkecil yaitu sebesar 38 persen. Petani ubi jalar sebaiknya membentuk kelompok tani guna menjual hasil panennya secara bersama-sama dan mencari alternatif tujuan penjualan sehingga meningkatkan posisi tawar bargaining position petani. Selain itu, untuk dapat meningkatkan pendapatannya, petani atau kelompok tani dapat melakukan nilai tambah value added terhadap ubi jalar sehingga menghasilkan produk-produk lain seperti tepung, saos, keripik, dan lain-lain yang berbahan baku ubi jalar. Penelitian mengenai pemasaran umumnya ditujukan untuk melihat efisiensi sistem pemasaran pada komoditas yang diteliti. Sehingga untuk untuk menilai efisiensi di dalam suatu saluran pemasaran dapat dianalisis melalui dua sisi yaitu analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis kualitatif meliputi analisis lembaga dan saluran pemasaran, dan fungsi-fungsi pemasaran. Analisis secara kuantitatif efisiensi pemasaran diukur dari marjin pemasaran, farmer’s share, dan rasio keuntungan terhadap biaya pemasaran πc. Dari penelitian terdahulu Tabel 4 yang dilakukan oleh Hutabarat 2012, Prihatin 2012, Putro 2014, dan Widayanti 2008 memiliki persamaan di mana penelitian yang dilakukan adalah untuk melihat efisiensi pemasaran yang terjadi terhadap komoditas yang dijadikan sebagai objek penelitian. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian terdahulu memiliki persamaan di mana untuk menganalisis efisiensi pemasaran dari komoditas yang diteliti digunakan alat analisis kualitatif dan kuantitatif. Untuk menganalisis efisiensi pemasaran secara kualitatif digunakan alat analisis lembaga dan saluran pemasaran, dan fungsi-