Kesesuaian Wisata Mangrove Kesesuaian Kawasan untuk Wisata Pesisir

selam akan menjadi pilihan utama untuk berwisata. Hal ini yang membuat wisata selam menjadi wisata bahari yang sangat populer di dunia. Sama seperti wisata snorkeling, pembatas yang membedakan peruntukan wisata dengan objek terumbu karang adalah kedalaman. Kedalaman terumbu karang yang bisa dinikmati dengan menyelam antara kedalaman 5-20 m. Pada kedalaman 20-30 m sebenarnya masih berpotensi untuk wisata selam, tetapi untuk itu perlu diberikan syarat hanya untuk wisatawan selam yang memiliki keterampilan yang baik, berpengalaman dan berlisensi. Ini dilakukan untuk mengurangi resiko terjadinya kecelakaan. Kawasan terumbu karang Pulau Sepanjang dengan luas ± 390.44 ha, yang sesuai untuk wisata selam seluas 207.36 ha. Untuk kategori kelas kesesuaian, didapatkan dua kelas yaitu Sesuai S – warna biru dengan luas 107.36 ha dan Sesuai Bersyarat SB – warna kuning dengan luas 100.00 ha, sedangkan untuk kelas Tidak Sesuai TS – warna hijau mencapai luas 183.08 ha. Faktor yang menjadi pembatas dalam kesesuaian wisata selam di Pulau Sepanjang sama seperti wisata snorkeling, yaitu jenis ikan karang yang sedikit dan kecilnya nilai persentase tutupan karang kondisi. Kelas kesesuaian ini bisa ditingkat bila ada upaya peningkatan persentase terumbu karang yang diharapkan juga dapat meningkatkan jenis dan jumlah ikan karang yang ada. Faktor lain yang dianggap membuat banyaknya kawasan yang tidak sesuai karena kawasan terumbu karang yang ada memiliki jenis lifeform yang sedikit dan berada kedalaman yang dangkal, yaitu berada diantara 3-7 m. Nilai DDP dari jumlah luas area kawasan yang sesuai sebesar 107.36 ha 1 073.640 m 2 adalah 429 orang per hari. Daya dukung ini termasuk kecil, tetapi jika dibandingkan dengan jumlah wisatawan yang memiliki kemampuan menyelam maka DDP ini terbilang cukup untuk pemanfaatan wisata selam di pulau kecil. DDP ini masih bisa ditingkatkan. Davis dan Tisdell 1996 menyatakan bahwa daya dukung wisata selam dapat ditingkatkan tergantung dari pengetahuan dan pengalaman berinteraksi dengan terumbu karang. Ini berkaitan dengan resiko dan kenyaman aktivitas kegiatan selam. 116 Gambar 37 Peta kesesuaian kawasan wisata bahari kategori selam Wisata selam dalam beberapa hal dianggap merusak kondisi terumbu karang. Untuk meminimalisir kerusakan terumbu karang, dalam upaya pengelolaan perlu ada pembatasan jumlah penyelam per lokasi per tahun, diperlukan pemandu untuk seluruh penyelaman, transfer keterampilan bagi penyelam pemula mulai dari kawasan yang rentan kerusakan sampai kawasan berpasir, mengalihkan tekanan penyelam dari kawasan terumbu karang alami ke terumbu karang buatan, dan pengembangan pendidikan lingkungan bagi penyelam melalui kursus keterampilan mengenai tatacara dan perintah yang dilakukan bersama selama melakukan kegiatan di bawah air Zakai dan Chadwick-Furman 2002. Sumber: KEI Ltd. 2008 Gambar 38 Kondisi terumbu karang Pulau Sepanjang di kedalaman lebih dari 3 m

4.6. Recreation Opportunity Spectrum ROS

Klasifikasi ROS di Pulau Sepanjang menunjukkan bahwa Pulau Sepanjang masih tergolong remote. Hal ini dapat terlihat dari persentase terbesar yaitu 44.41, kemudian backcountry 42.80, frontcountry 6.75, rural 5.08, urban 0.92 dan wilderness 0.06 Tabel 34. Sebaran klasifikasi tersebut dapat dilihat pada Gambar 39 dan 40. Tabel 34 Luas dan persentase wilayah kategori ROS Wilayah ROS Kategori ROS Urban Rural Frontcountry Backcountry Remote Wilderness Laut ha 4.8960 782.3310 3 701.6940 20 966.8550 24 837.8560 33.7920 Darat ha 552.2300 2 304.2930 402.3450 5 051.8560 2 160.1400 0.0000 ROS Total ha 557.1260 3 086.6240 4 104.0390 26 018.7110 26 997.9960 33.7920 Persentase 0.92 5.08 6.75 42.80 44.41 0.06 Gambar 39 Spektrum ROS 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Laut Darat ROS Total P er sent a se RO S P ula u Sepa nja ng Kawasan Persentase Wilayah ROS Pulau Sepanjang 1 5 7 43 44 ROS Total