Pantai Small Island Resources Use for Sustainability Tourism (Case Study Sepanjang Island, Sumenep Regency, East Java Province)

1. Kawasan mana saja yang tersedia bagi kegiatan wisata. 2. Tipe wisata apa saja yang dapat dikembangkan di Pulau Sepanjang. 3. Konflik pemanfaatan ruang yang terjadi antara lain kesesuaian kawasan dengan peruntukannya dan penggunaan lahan dengan peruntukannya. Analisis spasial dilakukan terhadap jenis kesesuaian lahan untuk wisata dengan kategori aktivitas. Basis data dibentuk dari data spasial dan data atribut, kemudian dibuat dalam bentuk layers atau coverage dimana menghasilkan peta- peta tematik dalam format digital sesuai parameter untuk masing-masing jenis kesesuaian wisata. Setelah basis data terbentuk, analisis spasial dilakukan dengan metode tumpang susun overlay terhadap parameter yang berbentuk poligon. Proses overlay dilakukan dengan cara menggabungkan union masing-masing layers untuk tiap jenis kesesuaian lahan. Penilaian terhadap kelas kesesuaian dilakukan dengan melihat nilai Indeks Overlay dari masing-masing jenis kesesuaian wisata tersebut. Pengolahan data SIG dilakukan dengan menggunakan Arch-Info GIS Version 3.4.2 dan Arc-View GIS Version 3.3.

3.4.2. Analisis Kondisi dan Pemanfaatan Sumberdaya

Kegiatan inventarisasi kondisi dan pemanfaatan sumberdaya dilakukan melalui teknik PRA Participatory Rural Appraisal. Teknik PRA ini meliputi metode transek dan wawancara semi terstrukur. Metode transek merupakan penelusuran potensi dan sumberdaya wilayah berdasarkan lintasan tertentu. Selanjutnya, hasil inventarisasi tersebut dianalisis dan dievaluasi untuk divalidasi Salm et al. 2000. Transek dibantu dengan alat Ground Position System GPS sehingga dapat direkam dengan baik setiap lintasan dan marking dari setiap potensi dan sumberdaya yang ada. Selain itu juga dilakukan pencatatan manual titik pengamatan setiap marking yang ada. Data dari GPS dapat langsung dianalisis dalam perangkat komputer dengan disusunkan pada peta citra sehingga dapat dijadikan dasar dalam interpretasi citra dan data potensi, sumberdaya dan penggunaan lahan. Tracking dilakukan berdasarkan informasi yang didapatkan dari masyarakat dan dikombinasikan dengan hasil analisis citra sebelum turun lapang cek lapang untuk mengetahui rona citra satelit yang ada. Untuk hasil wawancara yang diinventarisir divalidasi langsung di lapangan dengan membandingkan setiap informasi yang didapatkan dari setiap responden dengan penajaman pertanyaan- pertanyaan yang ada. Selain itu validasi dibandingkan dengan data-data sekunder yang didapatkan. Penelitian ini, juga akan membuat peta partisipatif yang menggambarkan secara parsial distribusi dari sumberdaya, kegiatan masyarakat, termasuk pemanfaatan sumberdaya di lokasi yang diteliti. Peta pemanfaatan sumberdaya dibuat pada peta dasar dimana masyarakat lokal secara partisipatif diminta untuk menggambarkan kondisi pemanfaatan sumberdaya Adrianto 2004. Peta dasar yang telah digambar oleh masyarakat kemudian diregistrasi kembali sebagai peta digital. Peta partisipatif yang sudah diinterpretasi kemudian dibandingkan dengan kondisi ekologi yang didapatkan dari peta citra untuk mendapatkan poligon-poligon pemanfaatan sumberdaya yang lebih valid dan sesuai dengan kondisi ekologi yang ada. Data-data partisipatif dan sekunder tersebut juga diperkuat dengan titik-titik pengamatan dari tracking GPS yang dilakukan pada kawasan-kawasan pemanfaatan.

3.4.3. Analisis Kesesuaian untuk Wisata

Penetapan peruntukan ruang berdasarkan karakteristik ekosistem didasarkan pada teknik analisis spasial pada Sistem Informasi Geografis SIG dari hasil interpretasi citra. Setiap aktivitas memiliki komponen persyaratan yang spesifik untuk menjamin keberhasilan aktivitasnya. Persyaratan yang ada selanjutnya disusun melalui peta-peta tematik yang telah terintegrasi antara data atribut dengan data spasialnya berdasarkan data primer maupun sekunder. Setelah terbentuk peta komposit hasil analisis beberapa peta tematik, kemudian dibandingkan dengan kriteria yang dipersyaratkan. Penentuan tingkat kesesuaian menggunakan metode penskoran dengan mengambil beberapa parameter dan menggunakan teknik tumpang susun overlay bertingkat. Selanjutnya menentukan tingkat kelayakan dengan memberikan bobot pada setiap parameter yang terukur berdasarkan hasil studi. Melalui analisis tabular pada perangkat lunak SIG, dapat ditentukan kawasan yang cocok untuk suatu aktivitas. Tingkat kesesuaian peubah untuk suatu aktivitas dapat dibedakan kedalam 4 kelas, yaitu: sangat sesuai SS dimana ........................................ 5 daerah ini tidak mempunyai pembatas yang serius untuk menetapkan perlakuan yang diberikan atau hanya mempunyai pembatas yang tidak berarti, dengan kata lain tidak berpengaruh secara nyata terhadap penggunaannya dan tidak akan menaikkan masukan atau tingkat perlakuan yang diberikan; sesuai S dimana daerah ini mempunyai pembatas-pembatas yang agak serius untuk mempertahankan tingkat perlakuan yang harus ditetapkan. Pembatas ini akan meningkatkan masukan atau tingkatan perlakuan yang diperlukan; sesuai bersyarat SB dimana daerah ini mempunyai pembatas-pembatas yang serius untuk mempertahankan tingkat perlakuan yang harus diterapkan; dan tidak sesuai TS dimana daerah ini mempunyai pembatas permanen, sehingga mencegah segala kemungkinan perlakuan pada daerah tersebut. Peubah kesesuaian dapat dikategorikan menurut aspek-aspek berikut : 1 Aspek fisik, meliputi iklim, topografi, oseanografi, batimetri dan mitigasi lingkungan. 2 Aspek biokimia, meliputi sebaran ekosistem, jenis flora dan fauna, kualitas air dan udara. 3 Aspek sosial ekonomi, meliputi demografi, pendapatan, ketersediaan sarana- prasarana dan pengembangan wilayah. 4 Aspek hukum, meliputi status kepemilikan lahan, kelembagaan dan perubahan fisik pantai abrasi, sedimentasi dan reklamasi. Kegiatan wisata yang akan dikembangkan disesuaikan dengan potensi sumberdaya dan peruntukannya. Setiap kegiatan wisata mempunyai persyaratan sumberdaya dan lingkungan yang sesuai dengan objek wisata yang akan dikembangkan. Untuk menghitung kesesuaian wisata dapat menggunakan rumus Yulianda et al. 2010: ∑ [ ] dimana: IKW = Indeks Kesesuaian Wisata N i = Nilai parameter ke-i bobot x skor N maks = Nilai maksimum dari suatu kategori wisata