Analisis perubahan Small Island Resources Use for Sustainability Tourism (Case Study Sepanjang Island, Sumenep Regency, East Java Province)

5. KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang bisa ditarik dalam penelitian ini adalah: 1. Tingkat pemanfaatan sumberdaya masih rendah dan pengelolaan terhadap sumberdaya belum optimal. Pemanfaatan yang ada meliputi penangkapan ikan dengan pancing dan budidaya rumput laut, sedangkan untuk pengelolaan yang dilakukan adalah dengan menetapkan kawasan perairan Pulau Sepanjang sebagai Kawasan Konservasi Laut Daerah KKLD tahun 2010 tetapi belum dibentuk unit pelaksana teknisnya, sehingga penetapan kawasan tersebut belum memberikan fungsi dan manfaat terhadap sumberdaya yang ada. 2. Pulau Sepanjang memiliki sumberdaya yang sesuai untuk wisata pantai kategori rekreasi dengan panjang 26.35 km, wisata mangrove seluas 3 578.42 ha, wisata lamun seluas 1 451.45 ha, wisata snorkeling seluas 381.59 ha dan wisata selam seluas 243.72 ha. Pulau Sepanjang cukup berpeluang untuk dikembangkan untuk wisata. Dari analisis Recreation Opportunity Sepectrum ROS, Pulau Sepanjang bisa memberikan banyak pilihan pengalaman wisata bagi wisatawan, mulai dari kawasan yang dekat dengan akses dan masyarakat sampai dengan daerah yang jauh dari akses dan masyarakat. Hasil analisis ROS juga mengkelaskan kawasan Pulau Sepanjang kedalam 6 kategori, yaitu kawasan urban, rural, frontcountry, backcountry, remote dan wilderness, dan dari 6 kategori kawasan tersebutlah yang bisa memberikan peluang pengembangan wisata dengan berbagai jenis pengalaman wisata. Peluang ini juga didukung dengan adanya kebijakan yang memprioritaskan Pulau Sepanjang untuk wisata, hal ini terlihat dalam rencana tata ruang wilayah Kabupaten Sumenep. 3. Nilai daya dukung sumberdaya Pulau Sepanjang yang sesuai untuk dimanfaatkan sebagai wisata, diantaranya adalah wisata pantai dengan potensi ekologis 26.35 km dan daya dukung pemanfaatan DDP 105 oranghari, wisata mangrove dengan potensi ekologis 30.93 km dan DDP 247 oranghari, wisata lamun dengan potensi ekologis 1451.45 ha dan DDP 5 806 oranghari, wisata snorkeling dengan potensi ekologis 381.59 ha dan DDP 1 526 oranghari dan wisata selam dengan potensi ekologis 234.72 ha dan DDP 975 oranghari. Jadi total DDP wisata Pulau Sepanjang adalah 8 660 oranghari. Sedangkan dari hasil analisis Touristic Ecological Footrint TEF didapatkan nilai sebesar 0.162504 ha dan biocapacity BCkapasitas lahan sebesar 25 958.91027 ha, sehingga didapatkan daya dukung pulau sebesar 159 743 orang. Pengelolaan wisata yang berkelanjutan di Pulau Sepanjang dapat dilakukan dengan melakukan pemanfaatan wisata berdasarkan pada daya dukung dan zonasi.

5.2. Saran

Adapun saran yang bisa direkomendasikan untuk penelitian selanjutnya adalah: 1. Penelitian ini menggunakan pendekatan ROS dengan kategori otomatis menggunakan SIG, sedangkan saat ini metode ini baru diterapkan di wilayah darat. Untuk itu hendaknya dilakukan uji lebih lanjut untuk variabel-variabel yang digunakan dalam mengkelaskan wilayah laut dan pulau kecil. 2. Analisis hybrid dalam penelitian ini menggunakan alat-alat analisis dari pendekatan ekologi dan sosial, alangkah baiknya jika dicoba melakukan penambahan alat analisis dari pendekatan ekonomi. Hal ini untuk mengurangi kesalahan didalam pengambilan keputusan pengelolaan sehingga pemanfaatan sumberdaya untuk wisata dapat berkelanjutan baik secara ekologi, sosial dan ekonomi.