Karakteristik Pulau-pulau Kecil Pulau-pulau Kecil PPK 1. Pengertian Pulau-pulau Kecil PPK

untuk selalu mencari investasi baru dalam fasilitas dan periklanan Gunn 1994. Ukuran ekonomi wisata tidak sederhana maupun universal. Dampak positif wisata, terlihat bahwa wisata memperkuat ekonomi banyak daerah. Manfaat ekonomi ini dipahami sebagai sebuah “pertambahan kotor” pada kekayaan atau income , diukur dari segi keuangan seseorang di suatu lokasi Frechtling 1987 in Gunn 1994. Manfaat ekonomi bisa dilihat dari dampak primer dan dampak sekunder Tabel 3. Dampak negatif juga pasti akan diterima oleh daerah pengembangan wisata. Saveriades 2000 menyatakan bahwa secara luas terdapat perubahan dalam gaya hidup, tradisi, tingkah laku sosial dan standar-standar moral, khususnya generasi muda. Tak dapat dielakkan bahwa pembangunan wisata mempengaruhi perubahan karakter sosial dari destinasi secara langsung baik positif atau negatif dan besarnya perubahan ini bergantung pada daya dukung destinasi terhadap hubungan dengan volume aktivitas wisata. Tabel 3 Manfaat ekonomi perjalanan dan wisata No. Manfaat A. Primer atau manfaat langsung 1. Pemasukan bisnis 2. Penghasilan a. Penghasilan buruh dan pemilik b. Keuntungan perusahaan, dividens, interests dan persewaan 3. Tenaga kerja a. Tenaga kerja privat b. Tenaga kerja publik 4. Pemasukan pemerintah a. Pusat b. Provinsi c. Kabupatenlokal B. Manfaat sekunder 1. Manfaat tidak langsung dihasilkan dari pengeluaran bisnis primer, termasuk investasi a. Pemasukan bisnis b. Penghasilan c. Tenaga kerja d. Pemasukan pemerintah 2. Manfaat imbas dihasilkan dari pembelanjaan dari pemasukan primer a. Pemasukan bisnis b. Penghasilan c. Tenaga kerja d. Pemasukan pemerintah Sumber: Frechtling 1987 in Gunn 1994 Kajian kondisi biofisik bermanfaat untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menghalangi pertumbuhan dan pengembangan inisiatif wisata di masa mendatang. Kajian ini bisa digunakan untuk menduga pendekatan rencana dan pengelolaan wisata sehingga faktor pembatas, seperti kekurangan air bisa dielakkan, sebagai contoh: membangun dasar sistem pembuangan limbah. Keinginan outcomes biofisik, sosial dan ekonomi harus diatur melalui proses bersama yang menyertakan semua stakeholders dan program monitoring yang ditaruh di tempat yang bisa mendeteksi perubahan dan respon untuk perubahan. Bagaimanapun, kurangnya pengetahuan, khususnya biofisik lingkungan, menghambat pembuatan keputusan. Kualitas air daerah pantai, cadangan air tanah, geomorfologi dan survei keanekaragaman laut perlu dimasukkan sebagai kebutuhan membuat keputusan. Meratanya kondisi biofisik dapat menyediakan sebuah indikator dari skala wisata yang mungkin akan berkembang di masa depan, sehingga dapat diduga tipe pembangunan yang tepat Teh dan Cabanban 2007. Konsep pengelolaan wisata tidak hanya berorientasi pada keberlanjutan tetapi juga mempertahankan nilai sumberdaya alam dan manusia. Oleh karena sifat sumberdaya dan ekosistem pesisir dan lautan alami sering rentan dan dibatasi oleh daya dukung, maka pengembangan pasar yang dilakukan menggunakan pendekatan product driven, yaitu disesuaikan dengan potensi, sifat, perilaku objek daya tarik wisata alam dan budaya yang tersedia, seperti in situ, tidak tahan lama perishable, tidak dapat pulih non recoverable dan tidak tergantikan non substitutable diusahakan untuk menjaga kelestarian dan keberadaannya Yulianda 2007. Dibutuhkan perencanaan menggunakan metodologi yang efektif untuk membantu pengelola dan pembuat kebijakan dalam pengelolaan sumberdaya, memperkirakan rencana kebijakan, menghindari konflik pemanfaatan dan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan Parolo et al. 2009. Didalam pengelolaan wisata banyak instrumen yang dibutuhkan, perhatian untuk kontribusi konservasi dan legitimasi van der Duim dan Caalders 2002. Pembangunan kebijakan perlu dilakukan. Penting juga melakukan analisis perbandingan untuk memberikan pemahaman dampak terhadap keberlanjutan