memberikan nilai tambah terhadap jasa ekologi lamun dan dapat memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat.
4.5.4. Kesesuaian Wisata Snorkeling
Wisata snorkeling merupakan aktivitas wisata yang memanfaatkan terumbu karang sebagai objek yang dinikmati. Untuk snorkeling, faktor pembatas
peruntukan kawasan adalah kedalaman. Kedalaman yang sesuai untuk snorkeling antara 3-10 m, tetapi rata-rata yang bisa direkomendasikan adalah pada kedalaman
5 m. Snorkeling bisa menjadi pilihan wisata tersendiri. Hal ini karena tidak
semua wisatawan bisa melakukan wisata selam untuk menikmati keindahan terumbu karang. Bagi wisatawan yang hanya memiliki kemampuan berenang dan
tidak memiliki alat selam, maka wisatawan masih bisa berwisata terumbu karang dengan snorkeling.
Hasil analisis kesesuaian wisata snorkeling, dari luas terumbu karang ± 390.44 ha didapatkan luas kawasan yang sesuai sebesar 236.42 ha, dengan dua
kategori kelas yaitu kategori Sesuai S – warna biru dengan luas 134.95 ha dan
Sesuai Bersyarat SB – warna kuning dengan luas 101.52 ha. Untuk kelas Tidak
Sesuai TS – warna hijau mencapai luas 236.98 ha.
Dilihat dari peta keberadaan sumberdaya, terumbu karang Pulau Sepanjang banyak terdapat di sisi utara pulau, tetapi dari hasil pengamatan kondisinya buruk.
Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada stakeholders, kerusakan terumbu karang tersebut diakibatkan oleh aktivitas penangkapan ikan dengan
menggunakan bom, selain itu di sisi utara merupakan zona inti Kawasan Konservasi Laut Daerah KKLD sehingga tidak dilakukan kajian. Walaupun saat
ini sudah tidak ada lagi aktivitas pengerusakan terumbu karang, hal ini juga terbukti dari adanya indikasi recovery terumbu karang KEI Ltd. 2008.
113
Gambar 35 Peta kesesuaian wisata bahari kategori snorkeling
Luas dari kelas S juga tergolong kecil dibanding dengan luas terumbu karang yang ada. Sedangkan untuk kelas SB rata-rata banyak tersebar pada tubir
sisi selatan dan timur pulau. Untuk itu, jika kawasan dengan kelas SB digunakan untuk wisata snorkeling, hendaknya diutamakan untuk wisatawan yang memiliki
keterampilan yang mumpuni dan atau ada pengawasan dari pengelola wisata yang ketat, agar tidak terjadi kecelakaan dalam aktivitas snorkeling. Yang menjadi
pembatas ketidak sesuaian wisata snorkeling adalah persentase penutupan karang dan keberadaan jenis ikan karang, sehingga jika ingin ditingkatkan status
kelasnya, maka perlu dilakukan upaya peningkatan persentase penutupan karang yang nantinya diharapkan juga menambah keanekaragaman jenis dan jumlah ikan
karangnya. Hasil pengukuran DDP, dengan luas kawasan sesuai S 134.95 ha 1 349
460 m
2
didapatkan nilai sebesar 540 orang per hari. DDP ini bisa ditingkatkan dengan memanfaatkan kawasan kategori SB. Salah satu caranya adalah
mengkategorikan wisatawan berdasarkan keterampilan yang dimiliki Davis dan Tisdell 1996, atau membuka kawasan SB pada waktu-waktu tertentumusim yang
kondisi oseanografinya bagus untuk snorkeling.
Sumber: KEI Ltd. 2008
Gambar 36 Kondisi terumbu karang di perairan dangkal Pulau Sepanjang
4.5.5. Kesesuaian Wisata Selam
Aktivitas wisata dengan objek terumbu karang lainnya adalah selam. Selam dapat memberikan pengalaman yang berbeda dibandingkan dengan snorkeling.
Bagi pecinta terumbu karang dan wisatawan yang menyukai tantangan, wisata
selam akan menjadi pilihan utama untuk berwisata. Hal ini yang membuat wisata selam menjadi wisata bahari yang sangat populer di dunia.
Sama seperti wisata snorkeling, pembatas yang membedakan peruntukan wisata dengan objek terumbu karang adalah kedalaman. Kedalaman terumbu
karang yang bisa dinikmati dengan menyelam antara kedalaman 5-20 m. Pada kedalaman 20-30 m sebenarnya masih berpotensi untuk wisata selam, tetapi untuk
itu perlu diberikan syarat hanya untuk wisatawan selam yang memiliki keterampilan yang baik, berpengalaman dan berlisensi. Ini dilakukan untuk
mengurangi resiko terjadinya kecelakaan. Kawasan terumbu karang Pulau Sepanjang dengan luas ± 390.44 ha, yang
sesuai untuk wisata selam seluas 207.36 ha. Untuk kategori kelas kesesuaian, didapatkan dua kelas yaitu Sesuai S
– warna biru dengan luas 107.36 ha dan Sesuai Bersyarat SB
– warna kuning dengan luas 100.00 ha, sedangkan untuk kelas Tidak Sesuai TS
– warna hijau mencapai luas 183.08 ha. Faktor yang menjadi pembatas dalam kesesuaian wisata selam di Pulau
Sepanjang sama seperti wisata snorkeling, yaitu jenis ikan karang yang sedikit dan kecilnya nilai persentase tutupan karang kondisi. Kelas kesesuaian ini bisa
ditingkat bila ada upaya peningkatan persentase terumbu karang yang diharapkan juga dapat meningkatkan jenis dan jumlah ikan karang yang ada. Faktor lain yang
dianggap membuat banyaknya kawasan yang tidak sesuai karena kawasan terumbu karang yang ada memiliki jenis lifeform yang sedikit dan berada
kedalaman yang dangkal, yaitu berada diantara 3-7 m. Nilai DDP dari jumlah luas area kawasan yang sesuai sebesar 107.36 ha 1
073.640 m
2
adalah 429 orang per hari. Daya dukung ini termasuk kecil, tetapi jika dibandingkan dengan jumlah wisatawan yang memiliki kemampuan
menyelam maka DDP ini terbilang cukup untuk pemanfaatan wisata selam di pulau kecil.
DDP ini masih bisa ditingkatkan. Davis dan Tisdell 1996 menyatakan bahwa daya dukung wisata selam dapat ditingkatkan tergantung dari pengetahuan
dan pengalaman berinteraksi dengan terumbu karang. Ini berkaitan dengan resiko dan kenyaman aktivitas kegiatan selam.