Sistem Informasi Geografis SIG Participatory Rural Appraisal PRA

Sistem Sosial-Ekologi Pulau Sepanjang Identifikasi Lahan dan Perairan Identifikasi Kondisi dan Pemanfaatan SDA Analisis Citra Landsat 7 ETM+ Interpretasi dan Cek Lapangan Peta Penutupan Lahan PRA Peta Pemanfaatan SDA Kondisi SDA Karakteristik Jasa Ekosistem untuk Wisata Pesisir dan Laut Ecological Importances Economic Importances Peluang, Jenis dan Kesesuaian Wisata Pulau-pulau Kecil Analisis Kesesuaian Kriteria Biofisik Lahan dan Perairan Recreation Opportunity Spectrun ROS Pantai Mangrove Lamun Terumbu Karang Zonasi Wisata Pulau- pulau Kecil Peta Kesesuaian Wisata Pantai Peta Kesesuaian Wisata Mangrove Peta Kesesuaian Wisata Selam Peta Kesesuaian Wisata Snorkeling Peta ROS untuk Pemanfaatan Wisata Zona Peluang Wisata Zonasi Kesesuaian Wisata Daya Dukung Wisata Analisis Touristic Ecological Footprint TEF Pengelolaan P. Sepanjang sebagai Kawasan Wisata Berkelanjutan Pedoman Pengelolaan dan Rekomendasi Resource Consumtion:  Food and Fibre  Accommodation  Transport  Sight-seeing  Purchase  Entertainment Waste:  Solid Waste Analisis Spectrum:  Urban  Rural  Frontcountry  Backcountry  Remote  Wilderness Analisis Sistem Informasi Geografis SIG Peluang dan Jenis Kegiatan Pemanfaatan Wisata Daya Dukung Kawasan dan Pulau Gambar 8 Alur kerangka penelitian 46 Gambar 9 Lokasi penelitian 47 Gambar 10 Peta sebaran sumberdaya pesisir Pulau Sepanjang Tabel 7 Komponen, jenis dan metode pengambilan data No. Tujuan Penelitian Komponen Data Jenis Data Sumber dan Metode Pengambilan Data Primer Sekunder 1 Mengetahui tingkat pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya Pulau Sepanjang - Jenis pemanfaatan - Jumlah pemanfaat - Hasil pemanfaatan - Luas area pemanfaatan ha - Nilai pemanfaatan - Peraturan Pemda dan lokal - Program dan pemeliharaan wisata - Administrasi kawasan - Primer sekunder - Primer sekunder - Primer sekunder - Primer sekunder - Primer sekunder - Sekunder - Sekunder - Sekunder - PRA - PRA - PRA - PRA - PRA - DKP Sumenep - BPS Sumenep - DKP Sumenep - Citra satelit - DKP Sumenep - Bappeda DKP Sumenep - Disbudparpora, Bappeda DKP Sumenep - Bappeda DKP Sumenep 2 Mengestimasi kesesuaian dan daya dukung ekologi Pulau Sepanjang untuk wisata TEF A. Kesesuaian wisata 1. Rekreasi Pantai - Tipe pantai - Lebar pantai - Kedalaman perairan m - Material dasar - Kecepatan arus cmdet - Kemiringan pantai o - Kecerahan perairan - Penutupan lahan pantai - Biota berbahaya - Ketersediaan air tawar jarakkm

2. Mangrove

- Ketebalan mangrove m - Kerapatan mangrove 100 m 2 - Jenis mangrove - Pasang surut m - Objek biota reptil, burung, ikan, udang, kepiting, moluska, dll

3. Lamun

- Tutupan lamun - Kecerahan perairan - Jenis ikan - Jenis lamun - Jenis substrat - Kecepatan arus cmdet - Kedalaman lamun m

4. Terumbu Karang

Selam - Tutupan karang hidup dan benda bersejarah di laut - Jenis lifeform - Genus ikan karang - Kecerahan perairan - Primer - Primer sekunder - Primer - Primer - Primer - Sekunder - Primer - Primer - Primer sekunder - Primer sekunder - Sekunder - Primer - Primer sekunder - Sekunder - Primer - Primer - Primer - Sekunder - Primer - Primer - Primer - Primer - Sekunder - Sekunder - Sekunder - Sekunder - Visual - Pengukuran langsung - Tongkat skala - Visual - Drift pool - Secchi disc - Visual - Pengamatan - Tracking GPS - Transek - Transek - Pengamatan - Transek - Secchi disc - Transek - Visual - Drift pool - Tongkat skala - DKP Sumenep - DKP Sumenep - Wawancara - Citra Satelit - Citra Satelit - Studi Literatur - BMKG - Studi Literatur - KEI Ltd. - KEI Ltd. - KEI Ltd. - KEI Ltd. No. Tujuan Penelitian Komponen Data Jenis Data Sumber dan Metode Pengambilan Data Primer Sekunder - Kecepatan arus cmdet - Kedalaman m

5. Snorkeling

- Tutupan karang hidup - Jenis lifeform - Genus ikan karang - Kecerahan perairan - Kecepatan arus cmdet - Kedalaman m - Lebar hamparan datar karang m

B. Touristic Ecological

Footprint TEF - Makanan dan serat makanan, pakaian, kebutuhan sehari-hari wisatawan dalam satu durasi - Akomodasi konsumsi air, penggunaan energi dan limbahkapita di penginapan - Komponen transport jenis kendaraan, panjang jarakjalan tempuh dan infrastruktur - Komponen tamasya aktivitas dan fasilitas wisata seperti museum, bangunan bersejarah, kebun raya, penyambutan - Pembelian komoditasperbelanja an yang dibeli di tempat wisata - Komponen hiburan watching-based , experience-based - Limbah jumlah, jenis dan kualitas sampah - Sekunder - Sekunder - Sekunder - Sekunder - Sekunder - Sekunder - Sekunder - Sekunder - Sekunder - Primer - Primer - Primer sekunder - Primer - Primer - Primer sekunder - Primer - Kuesioner - Kuesioner - Kuesioner tracking GPS - Survei - Survei - Kuesioner - Kuesioner - KEI Ltd. - KEI Ltd. - KEI Ltd. - KEI Ltd. - KEI Ltd. - KEI Ltd. - KEI Ltd. - KEI Ltd. - KEI Ltd. - Citra satelit - Bappeda DKP Sumenep 3 Mengetahui peluang dan pengelolaan wisata Pulau Sepanjang yang berkelanjutan 1. Area penggunaan dan tutupan lahan 2. Jalan 3. Jalur pelayaran 4. Trak penjelajahan 5. Jumlah kunjungan wisatawan 6. Pengelolaan kawasan - Primer sekunder - Primer sekunder - Primer - Sekunder - Sekunder - Sekunder - Tracking GPS - Tracking GPS - PRS tracking GPS - Citra satelit peta LPI - Citra satelit peta LPI - Perum Perhutani - Perum Perhutani - Bappeda DKP Sumenep 3.3.2. Metode Pengambilan Contoh

3.3.2.1. Pengambilan Contoh Biofisik

Pengambilan contoh diambil di daerah pesisir yang meliputi perairan dan pantai Pulau Sepanjang. Jumlah stasiun pengamatan sebanyak 3 stasiun untuk Tabel 7 Lanjutan lamun, 5 stasiun untuk mangrove dan 3 stasiun untuk pantai Gambar 11. Penentuan stasiun penelitian dilakukan berdasarkan keterwakilan variabilitas kondisi ekologi. Lokasi pengambilan contoh juga didasarkan pada keberadaan dan penyebaran sumberdaya biofisik dari hasil analisis citra dan data sekunder. Data potensi sumberdaya penting yang diketahui dari data sekunder maka pengamatan hanya melakukan ground check. Informasi keberadaan dan pemanfaatan potensi ini juga diperkuat dari hasil analisis PRA. Pengukuran parameter biofisik perairan diukur dengan menggunakan pengukuran in situ. Biofisik yang diukur adalah terumbu karang dengan multi metode, lamun dan mangrove dengan metode transek kuadrat dan parameter oseanografi perairan meliputi kualitas air. Selain itu, dilakukan juga pendataan fauna utamanya untuk jenis langka atau endemik yang memiliki daya tarik terhadap wisatawan. Pengambilan data kondisi pantai kemiringan, tipe, lebar, penutupan, vegetasi, dan lain-lain dan ketersediaan air tawar dilakukan melalui observasi dan pengukuran langsung di lapangan. Selain data yang dapat diukur, disini juga dilakukan penilaian secara kualitatif keindahan, eksotisme, daya tarik, dan lain- lain untuk mengetahui daerah yang memiliki potensi dan peluang wisata. Berikut adalah stasiun-stasiun pengamatan kondisi biofisik di Pulau Sepanjang baik dari data primer dan data sekunder terumbu karang:

1. Pantai

Pengamatan pantai dilakukan di kawasan yang dianggap menarik dan mewakili kondisi pantai di Pulau Sepanjang. Penilaian daerah yang menarik dihasilkan dari hasil PRA yang dilakukan sebelumnya. Pengamatan pantai ini meliputi pengukuran kualitas secara kualitatif dan kondisi fisik secara kuantitatif dengan mengukur langsung seperti lebar pantai. Pengamatan visual banyak dilakukan berkaitan dengan adanya biota dan vegetasi yang berada di sekitarnya, hasil pengamatan tersebut kemudian di tracking menggunakan GPS. Titik pengamatan pantai dapat dilihat pada Tabel 8.