Analisis Kondisi dan Pemanfaatan Sumberdaya

 Perkebunan  Kebun buah tanaman tahunan  Padang rumput  Penghutanan  Hutan produksi  Cemara  Area pertanian  Area budidaya perairan  Area penangkapan nelayan Data Penggunaan Lahan Area Bangunan URBAN RURAL ROS Informasi Kawasan Pulau Sepanjang Trak Jalan 2 wd 4 wd Helipad Pelabuhan Camp dan Pondokan Data Kunjungan Jalur Pelayaran Buffer 100 m Buffer 250 m Buffer 2 000 m Buffer 10 000 m FRONTCOUNTRY REMOTE BACKCOUNTRY WILDERNESS Gambar 13 Ringkasan alur prosedur klasifikasi ROS Hasil overlay dari setiap layer disajikan berdasarkan wilayah daratan dan lautan. Selain itu, dilakukan pemisahan juga peta ROS berdasarkan kesesuaian wisata yang telah dibuat sehingga dalam pengambilan keputusan didalam penentuan pengalamanjenis wisata yang bisa dilakukan di Pulau Sepanjang dapat lebih sesuai. Selain ROS, untuk melihat peluang wisata dilakukan juga analisis deskriptif dengan melakukan pemetaan perubahan lingkungan eksternal. Perubahan eksternal ini meliputi analisis perubahan change, analisis pesaing competitor dan analisis pelanggan costumer yang terdiri dari tourist-talent-investor-trader- developer-organizer TTI-TDO. Dari analisis ini hasilnya akan dimatrikan dalam matrik analisis TOWS Kartajaya 2005.

3.4.5. Analisis Ecological Footprint EF

Ecological footprint EF didefinisikan sebagai total area lahan dan perairan yang dibutuhkan untuk mendukung suatu populasi dengan spesific lifestyle dan pemberian teknologi terhadap kebutuhan sumberdaya alam dan mengabsorbsi semua buangan dan emisi untuk kurun waktu tertentu Wackernagel et al. 1998. Adrianto 2006 menambahkan, EF merupakan konsep daya dukung lingkungan dengan mempertahankan tingkat konsumsi masyarakat. Metode perhitungan Touristic Ecological Footprint TEF untuk analisis daya dukung wisata didasarkan pada tujuan wisatawan sesuai dengan produk- produk perjalanan wisata Peng dan Guihua 2007. Terdapat dua pendekatan pengumpulan data dan perhitungan EF, yaitu pendekatan campuran top-down dan komponen bottom-up Wackernagel et al. 1999. Sebelumnya, didasarkan pada statistik regional atau nasional dengan cara top-bottom, dengan kata lain total jumlah konsumsi bisa dirubah kedalam konsumsi per kapita, kemudian dikombinasikan dengan data populasi dan dirubah kedalam EF. Belakangan ini didasarkan pada konsumsi manusia sehari-hari dengan cara bottom-up, dalam kata lain data konsumsi per kapita bisa diperoleh dengan kuesioner dan statistik. Energi, transport, makanan dan limbah adalah bagian utama yang akhirnya masih dirubah kedalam EF per kapita Tian 2002. Pada pendekatan campuran, perhitungan dan analisis EF dari perjalanan wisata dibuat dengan membagi dan menghitung konsumsi per kapita dan konstruksi penduduk selama berwisata, yang akhirnya akan dirubah kedalam produktivitas lahan Guihua dan Peng 2005; Cole dan Sinclair 2002; Zhang dan Zhang 2004; Gössling et al. 2002 dan Tian 2002. Jadi, pembagian konsumsi identifikasi komponen dan akses data adalah langkah penting untuk TEF Peng dan Guihua 2007. Peng dan Guihua 2007 dalam menghitung komponen disesuaikan menurut karakteristik produk perjalanan, menganalisis komponen aktivitas wisatawan, yaitu: 1 Menghitung Komponen Makanan dan SeratFood and Fibre Component TEF f Makanan, pakaian dan kebutuhan sehari-hari dimasukkan dalam komponen makanan dan serat. Konsumsi sehari-hari dari makanan dan serat wisatawan di tempat wisata digantikan oleh kebutuhan per kapita dari sumberdaya Tian 2002.