Kesesuaian Wisata Snorkeling Kesesuaian Kawasan untuk Wisata Pesisir

Berbeda dengan kelas backcountry. Kawasan ini lebih memberikan kedekatan dengan alam karena jauh dari pemukiman dan penggunaan lahan lainnya, selain itu perjumpaan dengan masyarakat dan wisatawan lain rendah. Dalam kawasan ini mulai diperlukan adanya pengaturan wisatawan dengan membatasi jumlah wisatawan dan jenis kegiatan yang dilakukan di dalam kawasan. Kawasan ini bisa dijadikan daerah penyangga sumberdaya yang ada sehingga bisa lestari, utamanya kawasan yang mengelilingi kawasan remote. Fungsi ini bisa didapatkan karena kelas backcountry berada diantara kawasan frontcountry dan remote, dimana kawasan ini terbentuk setelah area urban, rural dan frontcountry. Kelas berikutnya adalah remote. Kawasan ini di Pulau Sepanjang keberadaannya paling luas. Ini menunjukkan bahwa Pulau Sepanjang masih alami dan belum banyak termanfaatkan terutama pembangunan fisik. Jauhnya akses dan sedikitnya pemanfaatan, umumnya kawasan remote memiliki sumberdaya yang masih sedikit mendapatkan tekanan dari manusia, sehingga membuat sumberdaya yang ada tersebut kondisinya baik dan indah. Karakteristik seperti ini yang dapat memberikan kepuasan bagi wisatawan untuk menikmati keindahan alam, ketenangan dan kenyaman. Untuk itu, kawasan yang seperti ini perlu mendapatkan perlindungan agar kondisinya tidak rusak dan tetap lestari. Kelas terakhir yang didapatkan di Pulau Sepanjang adalah kawasan wilderness . Kelas ini sulit didapatkan di pulau kecil, mengingat buffer yang dibutuhkan sangat jauh 10 km dari area penggunaan lahan. Kawasan ini bisa didapatkan di area darat jika basis pemetaannya kepulauan, dan entry pointnya dari pusat administrasi atau pulau dengan kriteria urban. Kawasan ini sangat sedikit keberadaannya di laut Pulau Sepanjang, dan lebih sesuai untuk kegiatan wisata bahari berlayar, melihat ikan, menjelajah, dan lain-lain. Meskipun ini memberikan peluang untuk penyediaan jenis wisata yang berbeda, tetapi pelaksanaannya membutuhkan fasilitas yang benar-benar bagus dan wisatawan yang memiliki keterampilan sangat baik, sehingga dalam pengelolaannya membutuhkan biaya yang sangat besar. Metode ROS yang telah dikembangkan melalui teknologi SIG sangat membantu dan mempercepat perencanaan kawasan untuk wisata. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, sangat penting menggunakan data-data spasial baik dari citra satelit dan sumber-sumber lainnya secara lengkap dan detail, utamanya data penggunaan lahan dan kualitas sumberdaya berkaitan dengan jenis aktivitas yang bisa ditawarkan. Klasifikasi ROS yang dihasilkan juga menunjukkan besarnya peluang pengembangan rekreasi dengan berbagai jenis pengalaman wisata yang bisa ditawarkan baik di laut maupun di darat. Orams 1999 memberikan contoh aktivitas yang bisa dilakukan di wilayah remote seperti berlayar, memancing dan berperahu. Untuk wilayah backcountry bisa diarahkan ke aktivitas selam, snorkeling, powerboat dan sailing, sedangkan frontcountry bisa diarahkan aktivitas para-sailing, surfing, snorkeling, memancing, berenang dan pemandangan. Untuk wilderness lebih sesuai diarahkan pada aktivitas berlayar, berburu ikan melihat lumba-lumba, dan lain-lain dan memancing. Wilayah urban dan rural memungkinkan untuk aktivitas permainan, olahraga pesisir, kuliner, pemandangan, melihat-lihat aktivitas masyarakat dan ikut aktivitas masyarakat. Pemilihan jenis aktivitas wisata berkaitan dengan akses, tingkat ketenangan dan kenyamanan dalam melakukan aktivitas wisata. Semakin jauh area dari pemanfaatan lahan maka semakin tinggi suasana alam yang bisa dinikmati, tetapi semakin tinggi kriteria wisatawan yang bisa menikmati jenis wisata yang disediakan.

4.7. Touristic Ecological Footprint TEF

Ecological Footprint EF dari wisata diukur berdasarkan pada semua jenis konsumsi yang digunakan, baik itu makanan maupun bangunanfasilitas. Selain itu juga diukur limbah padat yang dihasilkan oleh setiap wisatawan dari makanan dan selama perjalanan. Jenis kegiatan wisatawan di Pulau Sepanjang umumnya bertujuan untuk melakukan penelitian dengan jumlah rombongan bisa mencapai 5 orang, sedangkan untuk wisatawan lokal umumnya benar-benar berwisata dan bersilaturahmi pada keluarganya. Jenis wisata masyarakat sekitar adalah rekreasi pantai dan waktu kunjungan terjadi pada hari-hari besar islam saja. Jenis makanan yang dikonsumsi berbahan baku utama padi 0.32 kgmakanorang dan ikan 0.29 kgmakanorang dengan frekuensi makan 3 kali sehari. Makanan yang dikonsumsi biasanya disediakan oleh tuan rumah tempat wisatawan tersebut menginap. Penginapan yang digunakan adalah rumah pendudukguest house dengan lama berwisata rata-rata 4 hari 2 hari di perjalananpulang-pergi dan 2 hari di akomodasimenginap. Pemenuhan kebutuhan wisatawan seperti makanan kecil, oleh-oleh, dan lain-lainnya, biasanya wisatawan dapatkan dengan berbelanja di pasar setempat dan toko-toko yang ada. Di Pulau Sepanjang terdapat 15 tempat yang bisa dikunjungi untuk berbelanja BPS Kab. Sumenep 2010 dengan rata-rata kunjungan selama berwisata 2 kali. Jenis kendaraan utama yang digunakan dalam berwisata adalah perahu karena aktivitas paling banyak adalah wisata selam, kemudian mangrove, pantai dan melihat-lihat saja, sedangkan untuk mobilitas di daratan menggunakan sepeda motor dari penduduk. Rata-rata perjalanan wisatawan ke setiap objek yang dikunjungi sejauh 5 kmhari, tetapi jika diukur panjang jalan yang ada menuju objek wisata dengan asumsi panjang jalan ini merupakan panjang potensial untuk dilewati wisatawan adalah 51.36 km. Tidak ada fasilitas yang mendukung untuk kegiatan wisata, bahkan tempat sampah juga tidak ada. Rata-rata sampah yang dibuang oleh wisatawan sebanyak 1.5 kgorang 1 kg sampah sisa makanan dan 0.5 kg sampah anorganik berupa plastik, bahan logam, dan lain-lain yang umumnya dihasilkan pada saat melakukan perjalanan. Selain objek sumberdaya, tempat yang bisa dikunjungi adalah tempat perbelanjaan, yaitu pasar tradisional dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan kegiatan dan makanan kecil selama perjalanan, dan melakukan aktivitas partisipan lain di masyarakat dengan rata-rata waktu 3 jam. Untuk jarak menuju Pulau Sepanjang setiap wisatawan beragam, tergantung asal wisatawan tersebut, tetapi dalam hal ini yang didapatkan wisatawan paling jauh berasal dari Jabodetabek. Adapun jarak dan jenis kendaraan yang digunakan wisatawan dari Jakarta menuju Pulau Sepanjang antara lain Jakarta-Surabaya 674 km pesawat terbang Surabaya-Kalianget 223 km bus, Kalianget-Pelabuhan