Citra Satelit TINJAUAN PUSTAKA

lamun, 5 stasiun untuk mangrove dan 3 stasiun untuk pantai Gambar 11. Penentuan stasiun penelitian dilakukan berdasarkan keterwakilan variabilitas kondisi ekologi. Lokasi pengambilan contoh juga didasarkan pada keberadaan dan penyebaran sumberdaya biofisik dari hasil analisis citra dan data sekunder. Data potensi sumberdaya penting yang diketahui dari data sekunder maka pengamatan hanya melakukan ground check. Informasi keberadaan dan pemanfaatan potensi ini juga diperkuat dari hasil analisis PRA. Pengukuran parameter biofisik perairan diukur dengan menggunakan pengukuran in situ. Biofisik yang diukur adalah terumbu karang dengan multi metode, lamun dan mangrove dengan metode transek kuadrat dan parameter oseanografi perairan meliputi kualitas air. Selain itu, dilakukan juga pendataan fauna utamanya untuk jenis langka atau endemik yang memiliki daya tarik terhadap wisatawan. Pengambilan data kondisi pantai kemiringan, tipe, lebar, penutupan, vegetasi, dan lain-lain dan ketersediaan air tawar dilakukan melalui observasi dan pengukuran langsung di lapangan. Selain data yang dapat diukur, disini juga dilakukan penilaian secara kualitatif keindahan, eksotisme, daya tarik, dan lain- lain untuk mengetahui daerah yang memiliki potensi dan peluang wisata. Berikut adalah stasiun-stasiun pengamatan kondisi biofisik di Pulau Sepanjang baik dari data primer dan data sekunder terumbu karang:

1. Pantai

Pengamatan pantai dilakukan di kawasan yang dianggap menarik dan mewakili kondisi pantai di Pulau Sepanjang. Penilaian daerah yang menarik dihasilkan dari hasil PRA yang dilakukan sebelumnya. Pengamatan pantai ini meliputi pengukuran kualitas secara kualitatif dan kondisi fisik secara kuantitatif dengan mengukur langsung seperti lebar pantai. Pengamatan visual banyak dilakukan berkaitan dengan adanya biota dan vegetasi yang berada di sekitarnya, hasil pengamatan tersebut kemudian di tracking menggunakan GPS. Titik pengamatan pantai dapat dilihat pada Tabel 8. 51 Gambar 11 Stasiun pengamatan sumberdaya pesisir Pulau Sepanjang Tabel 8 Titik stasiun pengamatan kondisi pantai Stasiun Bujur Lintang 1 115 47.059 7 11.035 2 115 45.359 7 10.349 3 115 44.509 7 09.070 4 115 48.122 7 08.877 5 115 54.288 7 06.141 Sumber: Data Lapang 2011

2. Mangrove

Penentuan pengamatan stasiun-stasiun pengamatan didasarkan atas keterwakilan zonasi mangrove. Pengamatan ini akan menggunakan 5 stasiun yang disesuaikan dengan zonasi mangrove di lokasi penelitian. Pada tiap stasiun terdapat 3 petak plot pengambilan sampel menggunakan transek kuadrat 10 x 10

m. Pemilihan lokasi stasiun didasarkan atas pertimbangan Bengen 2000:

1. Lokasi yang ditentukan untuk pengamatan vegetasi mangrove harus mewakili wilayah kajian, dan juga harus dapat mengindikasikan atau mewakili setiap zona mangrove yang terdapat di wilayah kajian. 2. Pengamatan secara konseptual berdasarkan keterwakilan lokasi kajian. Prosedur pengamatan kondisi ekosistem mangrove dalam penelitian ini dapat dilihat di Lampiran 1. Tabel 9 Titik stasiun pengamatan ekosistem mangrove Stasiun Bujur Lintang 1 115 44.584’ 7 09.110’ 2 115 45.359’ 7 10.349’ 3 115 48.098’ 7 08.910’ 4 115 48.121’ 7 08.8 79’ 5 115 53.947’ 7 06.345’ Sumber: Data Lapang 2011

3. Lamun

Metode pengambilan contoh lamun menggunakan metode yang dikembangkan oleh Setyobudiandi et al. 2009. Pengambilan contoh lamun digunakan penghitungan kerapatan lamun dengan transek kuadrat berukuran 50 x 50 cm dan transek garis sepanjang 50-100 m. Letak dari transek sangat