ekologi Pulau Sepanjang karena DDPl tersebut bisa ditingkatkan dengan teknologi dan penguatan ekspor-impor dari daerah lain untuk memenuhi
kebutuhan yang ada. DDPl yang dihitung dari EF jika dibandingkan dengan total nilai daya
dukung pemanfaatan wisata DDP dengan asumsi setiap hari jumlah wisatawan yang datang sesuai dengan DDP, maka jumlah total DDP menjadi 606 265
orangtahun, atau jika nilai EF yang merupakan daya dukung dalam satu tahun, apabila dijadikan nilai per hari, maka nilai DDPl menjadi 968 oranghari. Nilai
DDPl ini jauh lebih kecil dibanding DDP atau DDP lebih besar 3.80 kali DDPl. Selain itu, perlu dipertimbangkan kondisi eksisting yang ada. Walsh et al.
2010 menyatakan metode-metode yang ada memang butuh dibandingkan dengan analisis EF. Selain itu kesesuaian kondisi lokal sangat penting dan dibutuhkan
untuk kebenaran analisis dan agar lebih aplikatif. Hal ini bukan menjadi permasalahan bagi pengelolaan wisata, karena
wisatawan sendiri dalam melakukan wisata di Pulau Sepanjang tidak harus bermalam di Pulau Sepanjang, melainkan bisa bermalam di pulau-pulau
sekitarnya. Tetapi nilai DDPl dan DDP ini tetap menjadi patokan utama dalam mengontrol jumlah wisatawan agar sumberdaya Pulau Sepanjang tetap
berkelanjutan untuk pemanfaatan wisata dengan kenyamanan, ketenangan dan pengalaman wisatawan tetap tercapai.
4.8. Peluang dan Pengelolaan Pulau Sepanjang 4.8.1. Peluang Pengembangan Wisata dari Perspektif Wilayah
Pulau Sepanjang cukup memberikan peluang untuk dikembangkan sebagai daerah wisata baik dari ekologi dan sosial serta pemetaan internal daerah
sumberdaya – berdasarkan analisis kesesuaian dan ROS dan pemetaan
perubahan lingkungan eksternal yang meliputi analisis perubahan change, analisis pesaing competitor dan analisis pelanggan costumer. Pemetaan
perubahan lingkungan eksternal dapat dilihat sebagai berikut:
1. Analisis perubahan
Terdapat lima jenis pembahasan, yaitu perubahan teknologi, politik dan regulasi daerah, sosial budaya, ekonomi daerah dan pasar daerah. Perkembangan
teknologi telah terjadi, masyarakat telah mengenal telepon, telepon seluler,
televisi, komputer dan internet. Teknologi ini bisa dimanfaatkan untuk membuka batas isolasi dan jarak untuk melakukan akses dan melakukan promosi.
Perkembangan sistem politik yang mengarah dengan adanya kebijakan tentang pembangunan wisata bahari di Kepulauan Sapeken sebagai prioritas
pembangunan yang tertuang dalam Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sumenep tahun 2009-2029 dan Tata Ruang Gugus Pulau Kangean
Madura KKP 2005. Selain itu telah ditetapkannya Pulau Sepanjang sebagai Kawasan Konservasi Laut Daerah KKLD berdasarkan Peraturan Bupati nomor 8
tahun 2010. Kebijakan-kebijakan ini setidaknya akan mendukung perkembangan kawasan secara ekonomi.
Nilai-nilai sosial budaya bukan sesuatu yang statis karena terus-menerus bergerak dinamis. Interaksi masyarakat yang tinggi dengan sosial dan kebudayaan
luar membuat kecenderungan masyarakat lebih terbuka dan lebih toleran terhadap nilai-nilai baru.
Adanya pengembangan wisata akan memberikan perubahan pasar daerah. Terbukanya kesempatan kerja baru dan kesempatan berusaha bagi masyarakat
sekitar lokasi wisata seperti makanan, penginapan, transportasi lokal, pemandu wisata dan lain-lain akan menjadi peluang peningkatan ekonomi dan
kesejahteraan masyarakat.
2. Analisis Pesaing Daerah
Analisis pesaing dengan melihat tiga dimensi dari pesaing, yaitu dimensi umum, agresivitas dan kapabilitas. Dimensi-dimensi dapat dijelaskan sebagai
berikut: a. Dimensi umum
Dimensi ini menggambarkan jumlah pesaing yang ada baik yang ada saat ini maupun pesaing potensial atau pesaing laten. Saat ini wisata bahari yang ada
diantaranya Kepulauan Bunaken – Sulawesi Utara, Kepulauan Seribu,
Kepulauan Banda – Maluku Tengah, Olele – Gorontalo, Kepulauan Togean –
Sulawesi Tengah. Kepulauan Bangka Belitung, Raja Ampat – Papua dan
Kepulauan Karimun Jawa – Jawa Tengah.
Daerah-daerah tersebut dianggap pesaing karena memiliki jenis-jenis wisata yang sama. Tetapi yang menjadi peluang buat Pulau Sepanjang adalah berada
di Jawa Timur dan dekat dengan Bali. Jawa Timur belum memiliki wisata kepulauan yang serupa dengan wisata di kepulauan propinsi lain dan
Kepulauan Sepanjang. Diketahuinya pesaing-pesaing yang ada saat ini, maka upaya-upaya dilakukan dapat dipantau sebagai acuan untuk memperbaiki
wisata di Kepulauan Sepanjang untuk memenangkan persaingan. b. Dimensi agresivitas
Agresivitas pemerintah Kabupaten Sumenep dapat dilihat dari upaya menggali sumber dana potensial dari kekayaan yang dimiliki, perbaikan infrastruktur
seperti rencana pengoperasian kembali lapangan terbang Trunojoyo dan pengoperasian kapal cepat, dan promosi potensi daerah baik seni budaya,
pariwisata, produk unggulan daerah dan sebagainya. c. Dimensi kapabilitas
Dimensi ini mencakup aspek kepemimpinan pemerintah, produksi kawasan seperti tenaga kerja, infrastruktur, teknologi, permintaan, organisasi dan
struktur industri, dan kondisi sosial. Dari aspek-aspek tersebut Kabupaten Sumenep cukup kapabel untuk mengembangkan wisata kepulauan.
Adanya dinas yang bertanggung jawab langsung, organisasi seni dan wisata, infrastruktur pendukung sarana transportasi, tenaga kerja dan sosial
masyarakat yang bisa menerima merupakan bentuk kapabilitas yang dimiliki. Kelemahan yang masih dimiliki adalah kurangnya pemahaman terhadap
potensi yang dimiliki di Pulau Sepanjang untuk wisata kawasan yang sesuai dan berpotensi untuk wisata bahari dan promosi terhadap potensi kepulauan
pada pasar. Salah satu langkah yang bisa dilakukan dalam waktu dekat adalah
membangun kerjasama dengan operator wisata di Bali, karena Pulau Sepanjang cukup dekat dengan Bali 3-4 jam dengan menggunakan kapal
kecil. Salah satu kerjasama yang bisa dilakukan adalah memasukkan Pulau Sepanjang sebagai salah daerah trip wisata.
3. Analisis Pelanggan
Kabupaten Sumenep sebenarnya telah memiliki pelanggan wisatawan yang cukup besar dan terus meningkat setiap tahunnya Gambar 41. Tetapi
sayangnya wisatawan yang berkunjung ke Sumenep hanya terpusat pada wilayah
daratan, belum ke wilayah kepulauan. Jika ada promosi yang inten, maka sangat memungkinkan wisatawan akan berwisata ke wilayah kepulauan.
Sumber: Disbudparpora Kabupaten Sumenep 2011
Gambar 41 Data kunjungan wisata tahun 2000-2010 Kabupaten Sumenep Kategori pelanggan bukan hanya pelanggan individu saja tourist
– wisatawan dan talent
– peneliti, tetapi juga pelanggan bisnis investor, trader, organizer
dan developer yang disingkat TTI-TDO. Sehingga target pasar harus dikembangkan lagi untuk menunjang pengelolaan yang dilakukan.
Syarat agar TTI-TDO mau datang ke kepulauan adalah kepuasan pelanggan Kotler 1999. Untuk itu masyarakat kepulauan harus memperlakukan pelanggan
dengan cara menjadi tuan rumah yang baik dengan memberikan pelayanan yang baik dan iklim yang kondusif, cepat dan tidak menyulitkan, memperlakukan
pelanggan secara baik dengan bersikap ramah, tidak curang, menolong dan sebagainya, dan membangun rumah yang nyaman bagi pelanggan dengan
membangun akses yang cepat, infrastruktur yang mendukung dan atraksi-atraksi yang menarik.
Teh dan Cabanban 2007 menambahkan bahwa pentingnya dukungan kelembagaan tidak bisa diabaikan. Pemerintah harus memainkan perannya dalam
menyediakan infrastruktur yang memadai, kepemimpinan, legislatif dan dukungan
2000 2001
2002 2003
2004 2005
2006 2007
2008 2009
2010 Wisatawan Nusantara
392350 266874 260431 178461 221115 151977 229170 205497 207853 503500 234134 Wisatawan Mancanegara
389 588
504 804
360 367
689 301
367 845
301 Jumlah
392739 267462 260935 179265 221475 152344 229859 205798 208220 504345 234435
100000 200000
300000 400000
500000 600000
J um
la h
Wisa ta
w a
n
Data Kunjungan Wisatawan Tahun 2000 - 2010 Di Kabupaten Sumenep
keuangan yang akan membangun dasar untuk keberlanjutan pembangunan dalam jangka panjang. Keterlibatan lembaga yang berkaitan, akan memelihara dan
mempertinggi kondisi biofisik dan sosial ekonomi, yang mana akan memberikan kontribusi untuk pembangunan wisata berkelanjutan. Sehingga dalam
perencanaan wisata berkelanjutan, perlu: 1. Menjamin infrastruktur memadai untuk pelayanan kebutuhan air, kesehatan
dan sanitasi dari masyarakat lokal dengan mendahulukan tempat target pengembangan wisata untuk mencukupi kebutuhan pendatang.
2. Menghindari eksploitasi berlebih sumberdaya, jika ini terjadi pada ekologi atau sosial ekonomi maka akan menyulitkan penduduk lokal.
3. Melindungi keanekaragaman laut yang menjadi daya tarik yang terbaik untuk wisatawan.
4. Melancarkan aktivitas rekreasi dengan menginformasikan karakteristik cuaca dan oseanografi.
5. Melakukan kerjasama dan dukungan dari pengguna sumberdaya dalam mengelola sumberdaya lokal.
Semua kekuatan dan kelemahan yang ada, jika dibuat dalam matrik TOWS, maka dapat terlihat pada Tabel 37. Analisis TOWS sebenarnya analisis SWOT
tetapi TOWS menggunakan penekatan outside-in bukan inside-out, artinya dalam melihat posisi daerah terhadap pesaingnya terlebih dahulu melihat berbagai
perkembangan eksternal. Hal ini karena perkembangan eksternal berkembang sangat cepat dan tidak menentu Kartajaya 2005.
Hasil analisis TOWS yang dibuat dapat dilihat bahwa besarnya peluang pengembangan wisata di Pulau Sepanjang, terutama dari faktor internal. Besarnya
wisatawan yang datang ke Kabupaten Sumenep diharapkan bisa diarahkan untuk berwisata ke kepulauan. Sarana dan prasarana bukan menjadi faktor pembatas jika
pemerintah mengambil perannya dengan memenuhi kelemahan yang ada, sehingga insularity dapat teratasi.
Tabel 37 Analisis TOWS wisata Pulau Sepanjang
Faktor Eksternal
Faktor Internal
Kelemahan W 1. Transportasi terbatas
2. Jarak tempuh cukup jauh
3. SDM masih rendah 4. Belum tersedianya
akomodasi
Kelebihan S 1. SDA melimpah
2. Aset wisata yang potensial
3. Kebijakan mendukung 4. Sosial budaya
masyarakat terbuka 5. Keamanan terjamin
Ancaman T 1. Adanya pesaing
2. Rusaknya aset wisata 3. Pengaruh sosial budaya
Strategi WT 1. Meningkatkan sarana
dan prasarana transportasi dan
akomodasi sebagai bentuk pelayanan
terhadap TTI-TDO
2. Melakukan pengelolaan aset wisata
utamanya dalam hal pengawasan
3. Meningkatkan kualitas SDM baik dengan
pendidikan formal dan pendidikan non formal
Strategi ST 1. Mengupayakan pasar
dengan melakukan promosi tentang
kelimpahan SDA dan potensi wisata yang
dimiliki
2. Pengelolaan SDA sesuai dengan payung
hukum yang berlaku 3. Menumbuhkan
atmosfer wirausaha di lingkungan masyarakat
Peluang O 1. Terbukanya peluang
investasi 2. Potensi peningkatan
PAD
Strategi WO 1. Menambah frekuensi
jadwal dan jumlah armada kapal cepat
2. Membangun sarana prasarana sosial dan
wisata
Strategi SO 1. Menetapkan kawasan
kedalam rencana pembangunan daerah
sebagai daerah wisata 2. Membuka ruang
investasi secara terbuka dan mengupayakan
keamanan dan kenyamanan investasi
agar dapat menarik TTI-TDO dengan
promosi
Dukungan masyarakat akan memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pelanggan yang datang ke Pulau Sepanjang. Dukungan ini juga dengan sendirinya
akan berpengaruh positif terhadap masyarakat sehingga kelemahan internal seperti SDM dengan sendirinya bisa diatasi, karena akan menjadi kebutuhan tersendiri
bagi masyarakat di Pulau Sepanjang. Keuntungan yang nantinya akan diterima oleh masyarakat dengan adanya wisata juga akan mengurangi ketergantungan
masyarakat akan sumberdaya pesisir dan laut dalam bentuk barang, sedangkan