........................................ 4 didapatkan klasifikasi diantaranya kelas rendah tutupan 40, kerapatan
sedang tutupan 40-70 dan kerapatan tinggi 70 Arsjad et al. 2005a, formula umum transformasi NVDI dapat dilihat pada Persamaan 4. Hasil analisis
algoritma tersebut kemudian diinterpretasikan berdasarkan kelas warna dengan nilai kualitas hasil pada titik pengamatan yang ada.
⁄ ⁄ √
Hasil pengkelasan yang didapatkan kemudian menjadi basis data poligon sumberdaya. Poligon tersebut kemudian dibentuk dengan seed tool yang terdapat
pada software GIS berdasarkan kualitas dan kuantitas yang dibutuhkan. Analisis ini terkelompok berdasarkan nilai algoritma yang dimiliki piksel yang ada dengan
interval nilai 3 sampai 5. Metode ini memungkinkan untuk membuat poligon dengan nilai-nilai yang sama walaupun terdapat di luar titik pengamatan lapang
yang dilakukan.
3.4.1.2. Analisis Spasial
Penggunaan kawasan mengacu pada kenyataan bagaimana kawasan tersebut digunakan. Penentuan kategori penggunaan kawasan didasarkan pada jenis
penggunaan yang dominan pada kawasan tersebut. Jenis-jenis kegiatan yang memiliki kesamaan karakteristik digolongkan kedalam satu kategori dan dapat
diperhitungkan sebagai satu jenis dalam dominasinya. Penyusunan peta kawasan Pulau Sepanjang dilakukan dengan menumpang susunkan berbagai peta yang
didapat dari berbagai sumber. Penyusunan peta kawasan dilakukan dengan Sistem Informasi Geografis
SIG, yaitu dengan melakukan query terhadap data SIG dengan menggunakan prinsip-prinsip pemanfaatan kawasan sehingga informasi spasialnya dapat
diketahui: ........................................ 1
........................................ 2 ........................................ 3
1. Kawasan mana saja yang tersedia bagi kegiatan wisata. 2. Tipe wisata apa saja yang dapat dikembangkan di Pulau Sepanjang.
3. Konflik pemanfaatan ruang yang terjadi antara lain kesesuaian kawasan dengan peruntukannya dan penggunaan lahan dengan peruntukannya.
Analisis spasial dilakukan terhadap jenis kesesuaian lahan untuk wisata dengan kategori aktivitas. Basis data dibentuk dari data spasial dan data atribut,
kemudian dibuat dalam bentuk layers atau coverage dimana menghasilkan peta- peta tematik dalam format digital sesuai parameter untuk masing-masing jenis
kesesuaian wisata. Setelah basis data terbentuk, analisis spasial dilakukan dengan metode tumpang susun overlay terhadap parameter yang berbentuk poligon.
Proses overlay dilakukan dengan cara menggabungkan union masing-masing layers
untuk tiap jenis kesesuaian lahan. Penilaian terhadap kelas kesesuaian dilakukan dengan melihat nilai Indeks Overlay dari masing-masing jenis
kesesuaian wisata tersebut. Pengolahan data SIG dilakukan dengan menggunakan Arch-Info GIS Version 3.4.2
dan Arc-View GIS Version 3.3.
3.4.2. Analisis Kondisi dan Pemanfaatan Sumberdaya
Kegiatan inventarisasi kondisi dan pemanfaatan sumberdaya dilakukan melalui teknik PRA Participatory Rural Appraisal. Teknik PRA ini meliputi
metode transek dan wawancara semi terstrukur. Metode transek merupakan penelusuran potensi dan sumberdaya wilayah berdasarkan lintasan tertentu.
Selanjutnya, hasil inventarisasi tersebut dianalisis dan dievaluasi untuk divalidasi Salm et al. 2000.
Transek dibantu dengan alat Ground Position System GPS sehingga dapat direkam dengan baik setiap lintasan dan marking dari setiap potensi dan
sumberdaya yang ada. Selain itu juga dilakukan pencatatan manual titik pengamatan setiap marking yang ada. Data dari GPS dapat langsung dianalisis
dalam perangkat komputer dengan disusunkan pada peta citra sehingga dapat dijadikan dasar dalam interpretasi citra dan data potensi, sumberdaya dan
penggunaan lahan. Tracking
dilakukan berdasarkan informasi yang didapatkan dari masyarakat dan dikombinasikan dengan hasil analisis citra sebelum turun lapang cek lapang
untuk mengetahui rona citra satelit yang ada. Untuk hasil wawancara yang