Indikator Daya Dukung Pulau-pulau Kecil

kelas-kelas yang berbeda dimana wilayah dizonasikan sebagai primitive, semi- primitive, non-motorized, semi-primitive motorized, rustic, concentrated dan modern urban Manning 1999. Faktor utama dalam menentukan kelas ROS adalah kondisi. Kondisi menggambarkan keseluruhan lingkaran luar dimana aktivitas terjadi, mempengaruhi keragaman aktivitas dan pada akhirnya menentukan keragaman rekreasi yang dapat dilakukan. ROS merangkum keragaman dari kondisi rekreasi berdasarkan pengalaman tertentu. Kondisi rekreasi terdiri dari atribut lingkungan fisik, sosial dan manajerial. Kombinasi dari atribut-atribut tersebut membentuk aktivitas tertentu yang mengarahkan pada suatu pengalaman. Tujuan dari seseorang yang berekreasi adalah memperoleh kepuasan dengan pengalaman yang menyenangkan, melalui keterlibatan mereka didalam kegiatan- kegiatan yang disukai pada kondisi lingkungan yang juga mereka sukai. Kesempatan untuk mencapai pengalaman yang memuaskan tergantung pada elemen-elemen alami seperti vegetasi, seascape dan pemandangan, serta kondisi- kondisi yang dikontrol oleh manajemen kawasan, seperti pengembangan kawasan, jalan dan regulasi. Sehingga tujuan dari pengelolaan sumberdaya rekreasi adalah menjadikan sumberdaya dapat memberikan kesempatan untuk memperoleh jenis- jenis pengalaman dengan mengelola kondisi kealamian dan kegiatan-kegiatan di dalamnya Canada National Park Service 1997. ROS dibagi kedalam enam kelas, berkisar dari betul-betul alami atau area penggunaan yang rendah, sampai kepada pembangunan yang tinggi atau area penggunaan yang rendah, sampai kepada pembangunan yang tinggi atau areal penggunaan intensif fasilitaskendaraan tergantung pada kesempatan rekreasi. Masing-masing kelas didefinisikan dalam tiga komponen prinsip yaitu: kondisi lingkungan, kemungkinan kegiatan-kegiatan dan pengalaman yang dapat dicapai. Kegiatan-kegiatan tersebut tidak sepenuhnya tergantung pada kelas kesempatan dan kebanyakan dapat dilangsungkan pada beberapa format sepanjang spektrum. Tetapi, kegiatan-kegiatan yang umum dapat dibedakan pada masing-masing kelas ROS. Masing-masing orang pengalaman rekreasinya tergantung pada kondisi lingkungan dan perbedaan individu berdasarkan latar belakang pendidikan, jenis kelamin, umur dan asal. Emmelin 2006 menjelaskan kegunaan ROS sebagai berikut: 1. Untuk menemukan permintaan lingkungan yang berbeda dalam mencapai rekreasi antara wilderness dan alam yang dibuat. 2. Untuk lebih memudahkan valuasi dampak dan konsekuensi antara rekreasi dan keinginan lain. 3. Untuk menguraikan pengelolaan dalam dasar perilaku dalam membuat nilai konsumen lebih valid.

2.4.2. Kondisi Peluang Rekreasi

Menurut Kohl 2003 in Anggraini 2008 ROS mencakup sebuah kondisi berbagai rekreasi dimana pengalaman tertentu mungkin diperoleh. Terdapat tujuh elemen dasar untuk menginventarisasi dan melukiskan kondisi rekreasi. Ketujuh elemen tersebut adalah akses, keterpencilan, kealamian, fasilitas dan kawasan pengelolaan, pengelolaan pengunjung, perjumpaan sosial dan dampak pengunjung. Akses juga termasuk cara perjalanan yang digunakan dalam area tersebut dan yang mempengaruhi baik level maupun tipe penggunaan rekreasi di sebuah kawasan penerima; Keterpencilan merupakan perasaan individu jauh dari aktivitas manusia di dalam sebuah kawasan yang luas. Variasi vegetasi dan topografi dapat menambah perasaan keterpencilan ini. Kurangnya keterpencilan sangat penting untuk beberapa pengalaman rekreasi; Kealamian adalah variasi tingkatan modifikasi oleh manusia dan suatu lingkungan. Seringkali menggambarkan suatu kualitas pemandangan yang dipengaruhi oleh tingkat alterasi dari sebuah landscape alami. Manajemen kawasan hal yang mengacu pada tingkat pembangunan suatu tempat. Rendahnya modifikasi suatu tempat dapat memfasilitasi perasaan keterasingan dan kealamian, walaupun pembangunan fasilitas yang tinggi dapat meningkatkan kenyamanan dan kesempatan untuk bertemu serta berinteraksi satu sama lain; Pengelolaan pengunjung dimana termasuk regulasi dan kontrol pengunjung, juga pemberian informasi serta servis kepada mereka. Sebuah rangkaian kesatuan pengelolaan pengunjung dapat menggambarkan, dari teknik yang tidak terasa seperti desain tempat, sampai kepada aturan dan regulasi yang ketat. Di satu sisi, kontrol kondisi rekreasi diharapkan dan dapat diterapkan, di sisi lain kontrol kawasan dapat menurunkan atau mengurangi pengalaman yang diinginkan; Perjumpaan sosial melibatkan jumlah dan tipe pertemuan pengunjung satu sama lain di dalam sebuah areal rekreasi. Termasuk mengukur luasan dimana sebuah kawasan memberikan pengalaman kesunyian atau interaksi sosial; dan Dampak pengunjung adalah sesuatu yang berpengaruh terhadap sumberdaya alam seperti tanah, vegetasi, udara, air dan kehidupan liar. Walaupun pada tingkat penggunaan yang rendah, pengunjung dapat menghasilkan dampak ekologi yang signifikan, dan dampak- dampak ini juga dapat mempengaruhi pengalaman pengunjung.

2.4.3. Perkembangan ROS

ROS pada awalnya dikembangkan oleh Roger Clark dan George Stankey pada tahun 1979 untuk mengklasifikasi aktivitas wisata di kawasan hutan. Alat ini sangat membantu dalam menganalisis luas area lahan yang dimanfaatkan untuk rekreasi Manning 1986 in Orams 1999. Berbagai jarak peluang-peluang untuk wisata kemudian dibuat kembali terhadap lingkungan laut yang bisa dilihat sebagai spektrum The Spectrum of Marine Recreation Opportunities – SMRO Tabel 4. Kategori spektrum- spektrum tersebut berdasarkan pada jarak dari pantai karena merupakan single factor yang paling kuat terhadap aktivitas-aktivitas yang diambil, pengalaman yang tersedia dan tipe lingkungan Orams 1999. Tahun 2004, ROS dikembangkan kembali oleh Aukerman dan Haas dan menjadi WROS Water Recreation Oportunity Spectrum . Mereka menggolongkan ROS kedalam enam tipe, yaitu: urban, sub urban, rural developed, rural natural, semi-primitive dan primitive. Sedangkan untuk indikatornya dibagi kedalam 3 pengaturan, yaitu fisik, sosial dan manajerial. Rincian kategori yang telah dibuat dapat dilihat pada Tabel 5. Pada perkembangannya, ROS mulai dirancang secara otomatis menggunakan teknologi Sistem Informasi Geografis SIG. Selain teknik analisisnya, teknik ini juga dibuat dengan menyederhanakan indikator-indikator yang telah dibuat sebelumnya dan dianggap bisa mewakili sehingga bisa lebih efektif dan efisien didalam pemetaannya. Teknik ini banyak dikembangkan oleh Departemen Konservasi di New Zealand.