Proses Pembentukan Daerah Perlindungan Laut Berbasis Masyarakat DPL-BM

67 tentang dampak yang ditimbulkan dari kegiatan illegal. Keberadaan Coremap di desa ini telah banyak merubah pola fikir mereka tentang kegiatan perikanan sehingga saat ini tidak ditemukan lagi adanya nelayan yang melakukan kegiatan illegal, hanya saja nelayan-nelayan luar yang ikut menangkap ikan di perairan Desa Bontolebang terkadang masih ada yang melakukan cara-cara tidak bertanggung jawab. Kurang mendukungnya aparat keamanan dalam pengawasan karena keberadaan aparat di lokasi kurang intens sehingga masyarakat terkadang takut dalam mengambil tindakan terhadap pelaku kegiatan ilegal. Diharapkan perlu adanya kerjasama antara pemerintah kabupaten agar menghimbau kepada semua aparat keamanan yang bertugas di desa supaya mendukung kegiatan pengawasan Ccoremap, karena sesungguhnya program yang dibawa Coremap hanya terbatas pada tingkat pembelajaran saja dan tidak memiliki wewenang untuk mengadili. Pengelolaan DPL di Bontolebang belum sepenuhnya dapat mengatasi permasalahan kegiatan destructive fishing. Sampai saat ini masih ada kegiatan penangkapan yang menggunakan bom dan bius. Meskipun pelaku diserahkan ke pihak yang berwajib untuk diproses, akan tetapi tidak ada tindak lanjut yang dilakukan oleh pihak yang berwajib karena tidak butuh waktu lama si pelaku kembali bebas. Selain tidak adanya tindak lanjut, kegiatan patroli yang dilakukan oleh aparat keamanan, dinas perikanan maupun masyarakat sering terjadi kebocoran informasi, sehingga ketika dinas atau aparat melakukan kegiatan ini, para pelaku illegal telah mencium adanya patroli yang kabarnya informasi ini disebarkan oleh salah seorang oknum aparat yang terlibat dalam kegiatan pengawasan.

5.6 Faktor Pendukung Keberadaan DPL

5.6.1 Fasilitas

Dalam mendukung kegiatan DPL berbasis masyarakat, Coremap telah menyediakan fasilitas antara lain untuk kegiatan pengawasan. Seperti kapal pengawas, pos pengawas, alat snorkeling, teropong, dan kamera digital. Fasilitas- fasilitas tersebut digunakan dalam monitoring dan pengawasan. Kapal pengawas diserahkan kepada masyarakat melalui village grant atau bantuan desa. Kapal tersebut dibawah tanggung jawab ketua LPSTK. Namun berdasarkan pengamatan 68 di lapangan keberadaan beberapa fasilitas-fasilitas pendukung tersebut belum optimal. Seperti kapal pengawas mengalami kerusakan mesin dan pos pemantaupengawas terapung yang tidak berfungsi. Fasilitas lain yang mendukung kegiatan di Desa Bontolebang adalah bak penampungan air yang berjumlah 15 unit yang ditempatkan di masing-masing dusun sebanyak 5 unit. Bak penampungan ini merupakan realisasi dari village grant tahun 2008 yang sampai saat ini digunakan oleh masyarakat sebagai penampung air hujan di beberapa lokasi strategis seperti di mesjid. Meskipun ada beberapa lokasi penempatan bak tersebut yang masih besifat “pribadi” seperti di depan rumah kepala desa, atau di depan rumah anggota BPD. Gambar 17 Pondok pengawas dan bak penampungan air hujan.

5.6.2 Informasi dan Teknologi

Pusat informasi atau information centre adalah salah satu fasilitas dalam mendukung program Coremap. Pusat informasi ini berfungsi sebagai tempat informasi terumbu karang dan DPL. Pusat informasi di Desa Bontolebang berada di Dusun Gusung Barat yang merupakan ibukota desa. Pada saat pengamatan dilakukan pusat informasi ini digabung dengan perpustakaan mini desa dimana masyarakat khususnya anak-anak dapat membaca, meminjam buku dan bermain. Keberadaan pusat informasi ini tentunya dirasakan penting sebagai media penyampaian informasi kegiatan pengelolaan terumbu karang di Desa Bontolebang, juga sebagai media penyadaran bagi masyarakat sekaligus media pendidikan bagi generasi muda. 69 Sosialisasi Dana pengembangan pusat informasi yang dilaksanakan pada tanggal 10 November 2009 bertempat di Balai Pertemuan Desa Bontolebang. Peserta yang hadir sebagian besar adalah jajaran staf pemerintah desa, LPSTK, LKM, motivator desa dan terlihat beberapa dari kalangan masyarakat. Dalam kegiatan ini, dibahas mengenai rencana usulan kegiatan yang akan dilaksanakan. Berdasarkan hasil musyawarah bersama LPSTK, Pemerintah Desa dan masyarakat di sepakati bahwa kegiatan yang akan dilaksanakan adalah penambahan gedung pusat informasi dan pengadaan fasilitas pendukung kegiatan seperti pengadaan Laptop, printer, alat komunikasi, camera dan lain-lain. Gedung pusat informasi yang sekarang memiliki ruangan yang sempit dan lahan yang ada tidak memungkinkan untuk melakukan perluasan sehingga berdasarkan hasil kesepakatan, pemerintah desa akan memberikan satu gedung yang telah ada untuk diperluas. Pusat informasi ini, nantinya akan dilengkapi dengan kantor LKM dan kantor koperasi desa. Dengan adanya dana dukungan pusat informasi, diharapkan semua kegiatan baik kegiatan LPSTK, LKM, Pokmas dan kegiatan lainnya dapat berjalan dengan lancar sehingga keberhasilan program semakin meningkat. Gambar 18 Gedung Pusat Informasi.

5.6.3 Pendidikan dan Pelatihan

Aspek pendidikan dan pelatihan merupakan faktor penting dalam mendukung keberhasilan program Coremap. Untuk tingkat kabupaten, Coremap telah melibatkan dinas pendidikan kabupaten dalam upaya mensosialisasikan program. Upaya tersebut antara lain dengan menyusun materi pelajaran, silabus, 70 serta buku bagi pelajar sebagai bahan muatan lokal di Kabupaten Kepulauan Selayar. Para pelajar sudah sejak dini diberikan pemahaman mengenai pentingnya mengelola ekosistem terumbu karang. Pusat informasi menjadi tempat yang sangat efektif dalam mengkampanyekan penyadaran serta pentingnya pendidikan pengelolaan terumbu karang bagi masyarakat sejak dini. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya buku-buku bacaan serta permainan yang semuanya diarahkan kepada penyadaran akan pentingnya ekosistem terumbu karang. Sementara itu berbagai pelatihan mulai dari pelatihan bagi pengelola dan juga bagi masyarakat telah dilakukan. Seperti pelatihan Creel, pelatihan pokmas, pelatihan produksi dan pemasaran mata pencaharian alternatif, pelatihan metode pemantauan, pelatihan selam dan pelatihan manajemen keuangan. Dalam pelaksanaannya pelatihan-pelatihan tersebut dihadiri oleh orang-orang yang sama bahkan didominasi oleh seseorang ketua LPSTK sebagai peserta. Padahal seyogyanya pelatihan seperti pelatihan produksi pemasaran mata pencaharian alternatif dihadiri oleh anggotapengurus pokmas produksi namun dihadiri oleh Ketua LPSTK. Beberapa pelatihan juga dirasakan kurang efektif dikarenakan tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat, seperti pelatihan pembuatan abon, bakso dan nugget ikan. Pelatihan hanya pada tataran teknis saja namun setelah itu masyarakat bingung mau dipasarkan kemana.

5.6.4 Dukungan Pendanaan

Dukungan pendanaan dalam program Coremap di Desa Bontolebang terdapat dalam dua skema, yaitu village grant dana bantuan desa dan seed fund. Dana Village grant adalah dana hibah yang diberikan dengan tujuan untuk memperbaiki fasilitas infarastruktur desa dalam rangka mendukung kegiatan rehabilitasi terumbu karang. Dana yang berasal dari dana pinjaman bank dunia berjumlah 100 juta rupiah dengan pencairan sebanyak 2 dua tahap. Kegiatan village grant ini telah dilaksanakan sejak tahun 2007 terealisasi 100 persen dari total dana yang akan disalurkan. Realisasi village grant tahun 2007 dan 2008 dapat dilihat pada tabel 13.