Aturan Disusun oleh Pengguna Sumberdaya
85 Kelompok Pengelola dan Nelayan, 4 Tokoh Masyarakat, Imam Desa, dan
SwastaPengusaha dan 5 LembagaInstitusi Pemerintah Daerah. 1. Pemerintah Desa
Pemerintah desa memegang peranan utama dalam terlaksananya program karena tanpa keterlibatannya akan mempengaruhi keberhasilan program.
Pemerintah desa terdiri dari Kepala Desa, sekretaris desa, kepala urusan kaur dan seksi-seksi. Dalam penelitian terdapat sejumlah 8 orang responden yang
terdiri dari: kepala desa, sekretaris desa, 6 orang staf desa, dan 3 kepala dusun. 2. Badan Perwakilan Desa BPD
BPD sebagai lembaga penjelmaan masyarakat desa mempunyai tanggung jawab moral untuk menyuarakan aspirasi masyarakat dalam bentuk kabijakan-
kebijakan yang berpihak kepada kepentingan masyarakat secara keseluruhan. BPD bersama-sama Kepala Desa akan menyusun perencanaan dan membuat
aturan-aturan tingkat desa. BPD akan memberikan koreksi terhadap Kepala Desa apabila terdapat kekeliruan penyelenggaraan kebijakan termasuk pelaksanaan
rencana pengelolaan. Dalam penelitian terdapat sejumlah 5 orang responden yang terdiri dari : Ketua, wakil ketua, sekretaris, dan 2 orang anggota.
3. Kelompok Pengelola dan Nelayan Kelompok pengelola adalah kelompok yang di bentuk khusus untuk
membantu mempersiapakan dan melaksanakan rencana pengelolaan yang di buat oleh desa. Dalam program Coremap II di Desa Bontolebang telah dibentuk
Lembaga Pengelola Sumberdaya Terumbu Karang LPSTK. LPSTK merupakan sub-ordinasi dari Pemerintah Desa yang bertugas sebagai penanggung jawab
pengelolaan serta membuat perencanaan ekosistem laut ditingkat desa, diantaranya rencana pengelolaan terumbu karang. LPSTK terdiri dari anggota
kelompok masyarakat yang dipilih melalui musyawah desa, yang secara umum mempunyai fungsi dan peran mengelola kegiatan yang didanai oleh Coremap.
Struktur pengurus LPSTK terdiri dari seorang ketua, sekretaris dan bendahara. Pokmas adalah suatu organisasi atau kelompok masyarakat yang dibentuk
oleh masyarakat dalam satu desa. Pembentukan Pokmas ini disesuaikan dengan kebutuhan lokal berdasarkan masukan dari masyarakat. Desa Bontolebang
memiliki 4 kelompok masyarakat pokmas yang terdiri dari 1 pokmas konservasi,
86 1 pokmas produksi, dan 2 pokmas perempuan yaitu Cahaya Kartini I dan II.
Masing-masing pokmas memiliki 3 pengurus yang terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara, yang bertanggung jawab dalam aspek administrasi teknis dan
keuangan. Dalam penelitian kelompok ini merupakan kelompok terbesar jumlah respondennya yaitu 59 orang, seperti pada tabel 16 dibawah ini.
Tabel 16 Responden stakeholder kelompok pengelola dan nelayan
No 1
2 3
4 5
6 7
8 Kelompok Pengelola dan Nelayan
SETO Fasilitator Masyarakat
Ketua LPSTK Bendahara LPSTK
Sekretaris LPSTK Motivator Desa
Pengurus pokmas Nelayan
Total Jumlah orang
1 1
1 1
1 2
12 40
59
Sumber : Data primer diolah 2010 4. Tokoh Masyarakat, Imam Desa dan SwastaPengusaha
Pemangku kepentingan lainnya yang ada di desa adalah tokoh masyarakat dan imam desa seperti pemuka adat dan agama merupakan penghubung atau
kontak person sekaligus tokoh kunci keyperson yang dapat berperan penting dalam membantu kelancaran komunikasi antara masyarakat dan fasilitator.
Mereka adalah orang-orang tertentu di desa yang memiliki pengaruh yang baik kepada masyarakat karena perkataan atau petuah yang mereka berikan senantiasa
didengar atau dipercaya. Disamping nelayan, unsur masyarakat lain yang terlibat dalam pengelolaan
DPL adalah pengumpul. Dalam menjalankan kegiatannya pengumpul membeli ikan secara langsung pada nelayan dan hasil pembelian biasanya dijual lagi pada
pengumpul besar, atau ke konsumen akhir. Di Desa Bontolebang terdapat 2 pedagang pengumpul. Kedua pengumpul tersebut langsung berhubungan dengan
pengumpul besar yang berada di Benteng ibukota kabupaten. Oleh karena perairan Desa Bontolebang dijadikan site diving area menyelam wisatawan,
maka stakeholder yang menjadi responden juga adalah pelaku wisatapemilik resort yang ada di Kabupaten Kepulauan Selayar. Dalam penelitian terdapat