Kondisi Biofisik, Ekologis dan Penutupan Lahan

43 Nelayan Desa Bontolebang secara adat memelihara hubungan patron-klien, dimana pedagang pengumpul atau juragan memegang peran yang sangat penting bukan saja dalam aspek perekonomian tetapi juga aspek kehidupan lain yang menunjang kehidupan nelayan. Pedagang pengumpul menyediakan modal untuk kebutuhan melaut nelayan, sementara nelayan menjual hasil tangkapannya kepada mereka dengan harga yang telah ditentukan. Hubungan patron-klien tidak terbatas pada hubungan pekerjaan saja namun juga hubungan sosial kemasyarakatan seperti kesehatan, pendidikan, dan pinjaman modal. Dengan kesederhanaan penampilan juragan, menjadikan nelayan merasa nyaman dan tidak sungkan. Hal ini diperlihatkan dengan hubungan mereka yang semakin erat.

4.2 Gambaran Singkat Program Coremap II di Desa Bontolebang

Program rehabilitasi dan pengelolaan terumbu karang, adalah program jangka panjang yang diprakarsai oleh Pemerintah dengan tujuan untuk melindungi, merehabilitasi, dan mengelola pemanfaatan secara lestari terumbu karang serta ekosistem terkait di Indonesia, yang pada gilirannya akan menunjang kesejahteraan masyarakat pesisir. Salah satu bentuk kegiatan program rehabilitasi dan pengelolaan terumbu karang atau Coral reef rehabilitation and management program phase II Coremap II Kabupaten Kepulauan Selayar adalah pembentukan DPL berbasis masyarakat DPL-BM. Berdasarkan pedoman umum Community-based Management CBM Coremap II 2006, di dalam kelembagaan Coremap ada beberapa petugas yang bekerja secara langsung ditingkat desa sebagai bagian dari implementasi pelaksanaan pengelolaan berbasis masyarakat DPL-BM, yaitu: 1. Senior Extention and Training Officer SETO, merupakan individu- individu yang direkrut dan dikoordinir langsung oleh PMU Project Management Unit, kelembagaan tingkat kabupaten yang mengelola Coremap II yang terdiri dari berbagai stakeholder terkait dan membantu pelaksanaan Coremap II pada tingkat kecamatan. Dalam menjalankan tugasnya, SETO dibantu oleh fasilitator masyarakat dan motivator desa yang bekerja di tingkat desa. 44 2. Fasilitator Masyarakat FM adalah pihak yang diangkat secara khusus oleh PMU untuk mendukung dan memfasilitasi pelaksanaan kegiatan- kegiatan pengelolaan berbasis masyarakat Coremap di lokasi-lokasi terpilih. Satu fasilitator mendampingi dua sampai tiga desa. 3. Motivator Desa MD adalah pihak yang pilih dan diangkat oleh masyarakat setempat secara demokratis sebanyak 2 dua orang, yang terdiri dari 1 satu orang laki-laki dan 1 satu orang perempuan dalam kerangka memperlancar pelaksanaan pengelolaan berbasis masyarakat Coremap dan berkedudukan di desapulau. Dalam rangka implementasi Coremap II di Kabupaten dilakukan pendampingan oleh SETO, fasilitator desa dan motivator desa. SETO, fasilitator masyarakat dan motivator desa melaksanakan pendampingan dalam pembentukan DPL-BM, meliputi penentuan lokasi, pembentukan kelompok pengawas DPL- BM, pembuatan dan pemasangan tanda batas, penetapan perdes dan monitoring. Project Management Unit PMU Community Based Management CBM Sub-unit Tingkat kabupaten Senior Extension Training Officer SETO Tingkat kecamatan Fasilitator Masyarakat FM Lembaga Pengelola Sumberdaya Terumbu Karang LPSTK Motivator Desa MD Tingkat desa Pokmas Produksi Pokmas Konservasi Pokmas Perempuan “Cahaya Kartini I” Pokmas Perempuan “Cahaya Kartini II” Gambar 3 Struktur kelembagaan pengelola Coremap Desa Bontolebang Dalam mendukung program DPL-BM, Coremap juga menyediakan dana untuk implementasi pengelolaan terumbu karang dan pengadaan infrastruktur desa. Dana tersebut dinamakan Village Grant atau dana bantuan desa. Jumlah 45 dana adalah 100 juta rupiah yang diberikan kepada LPSTK dalam dua tahap pencairan. Beberapa kegiatan yang didanai oleh Village Grant di Desa Bontolebang antara lain: 1. Infrastruktur desa dan fasilitas pendukung seperti pusat informasi dan pengadaan “bak fiber” penampung air hujan sebanyak 5 buah di setiap dusun. 2. Program konservasi dan rehabilitasi seperti pengadaan tanda batas DPL, papan informasi, poster juga perlengkapan pendukung bagi FM seperti handycam dan laptop. 3. Program peningkatan kapasitas bagi masyarakat seperti pelatihan mata pencaharian alternatif pembuatan abon, nugget dan bakso ikan. Sementara itu sebagai solusi dalam penyediaan akses masyarakat terhadap modal dibentuk lembaga keuangan mikro LKM. Lembaga ini merupakan lembaga keuangan desa yang dibentuk melalui program Coremap secara partisipatif. Latar belakang pembentukan LKM karena didasari oleh adanya pengelolaan terumbu karang melalui pengembangan mata pencaharian alternatif MPA. MPA merupakan salah satu metode untuk mengalihkan perhatian masyarakat dari kegiatan perikanan yang tidak ramah lingkungan sehingga dapat mengurangi tekanan terhadap ekosistem terumbu karang, selain itu dengan adanya MPA diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. MPA dapat terwujud apabila ada dukungan material dan keterampilan yang dimiliki oleh masyarakat, oleh kerena itu pemerintah melalui program Coremap memberikan dana stimulant seed fund kepada masyarakat. Dana seed fund yang diberikan kemudian membutuhkan suatu lembaga yang dapat mengelola perguliran untuk perkembangannya, maka lahirlah LKM di desa. Dana seed fund yang dikelola oleh LKM di Desa Bontolebang, dipantau secara berkelanjutan oleh SETOFM dan tidak terlepas dari pengawasan kepala desa selaku Pembinapenasehat di tingkat desa. Hal ini dilakukan agar dana yang diberikan dapat berkelanjutan sehingga pemanfaatannya dapat dirasakan masyarakat secara merata. Tidak hanya kelancaran perguliran dana yang diharapkan, tetapi outcome yang sangat ditekankan adalah bertambah dan meningkatnya usaha yang dibangun masyarakat sehingga kesejahteraan mereka