Identifikasi Isu Pengelolaan DPL

92 pesisir, laut dan pulau-pulau kecil, tanpa pilih kasih dan keperpihakan pada satu kelompok tetentu c Memberikan dukungan penuh kepada masyarakat dan pengelolaan kawasan konservasi dalam melakukan monitoring, pengawasan dan pengendalian kawasan ekosistem terumbu karang di DPL Bontolebang.

6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Pembentukan DPL di Desa Bontolebang merupakan bagian dari program pemerintah dalam upaya rehabilitasi dan pengelolaan terumbu karang. Proses pembentukan DPL dimulai dari sosialisasi, survei calon DPL, penetapan melalui perdes, pemasangan tanda batas, dan pengawasan. Pemberlakuan aturan yang yang tercantum dalam perdes relatif efektif dalam pengelolaan sumberdaya terumbu karang di Desa Bontolebang, hal ini dapat dilihat dari peningkatan kondisi ekosistem terumbu karang di area DPL, menurunnya kegiatan penangkapan yang merusak seperti penggunaan bom dan bius, bahkan nelayan lokal sudah tidak ada yang melakukannya lagi. Berdasarkan indikator-indikator yang dikemukakan Ostrom 1990, karakteristik lembaga pengelola terumbu karang di Desa Bontolebang masih relatif lemah karena masih adanya resistensi dari beberapa masyarakatnelayan. Masyarakat yang sejak awal tidak banyak dilibatkan dalam perencanaan dan proses pembentukan DPL menjadi semakin tidak peduli dengan aturan meskipun mereka tidak menyatakannya dengan terang terangan. Aturan yang dibuat tidak sepenuhnya ditegakkan karena lemahnya pengawasan. Hal inilah yang melemahkan legitimasi atau pengakuan dari masyarakat sendiri secara internal, sehingga lembaga pengelola masih relatif rapuh.

6.2 Saran

Dari hasil kajian pengelolaan DPL berbasis masyarakat di Pulau Pasi, beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak yang terkait antara lain: 1. Penegakan hukum perlu ditingkatkan serta melibatkan berbagai pihak seperti kepolisian danatau TNI. Aspek penegakan hukum ini memberikan harapan kepada masyarakat untuk mau terlibat dalam pengelolaan dan pengawasan sumberdaya terumbu karang. 2. Peningkatan kapasitas kelembagaan pengelolakelompok masyarakat melalui berbagai pelatihan dan pendidikan yang memadai dan berlaku untuk semua.