Ruang Lingkup Kelembagaan Kelembagaan 1 Pengertian Kelembagaan

30

3.8 Analisis Stakeholder

Analisis stakeholder adalah suatu proses sistematis dalam mengumpulkan dan menganalisis informasi kualitatif untuk menentukan kepentingan siapa yang harus dipertimbangkan dalam mengembangkan danatau melaksanakan kebijakan atau program Schmeer 2000. Semakin banyak masyarakat yang terlibat dalam pengambilan keputusan, maka keputusan tersebut semakin berkualitas dan terakui legitimate. Analisis stakeholder menjadi alat penting dalam mengidentifikasi para pelaku pembangunan. Pelaku pembangunan ini meliputi orang dan organisasi yang terlibat ataupun terkena dampak dari suatu perencanaan. Proses tahapan analisis stakeholder dilakukan dengan cara: 1 merumuskan isu yang akan dibahas; dalam hal ini isu pengelolaan sumberdaya terumbu karang, 2 membuat ”daftar panjang”; Stakeholder yang telah teridentifikasi dimasukan kedalam daftar panjang, hasilnya berupa daftar panjang individu dan kelompok yang terkait pengelolaan kawasan DPL. Berdasarkan rumusan isu yang dibahas, maka disusunlah daftar partisipan yang dianggap stakeholder yang dibedakan berdasarkan: a yang terkena dampak; b yang sangat terkena dampak; c yang memiliki informasi, pengetahuan dan keahlian atas isu; d yang memiliki kontrolpengaruh atas isu, 3 memetakan stakeholder; dengan daftar panjang stakeholder yang ada dikelompokan dalam berbagai kategori sesuai dengan tingkat kepentingan, kapasitas, serta relevansi atas pengelolaan DPL, 4 indentifikasi stakeholder menggunakan pendekatan partisipatif dengan teknik snowball dimana setiap stakeholder mengindentifikasi stakeholder lainnya. Berdiskusi dengan stakeholder yang terindentifikasi pertama kali dapat mengungkapkan pandangan mereka tentang keberadaan stakeholder penting lain yang berkaitan dengannya, 5 melakukan verifikasi analisis dan penjajakan stakeholder; untuk memastikan tidak ada stakeholder kunci dan relevan yang terlewatkan, 6 menyusun strategi untuk mendorong serta memelihara partisipasi stakeholder; strategi ini harus disesuaikan dengan setiap kelompok yang berbeda terhadap stakeholder yang dianalisis dan diklasifikasikan. Output dari strategi ini adalah munculnya langkah strategis untuk meningkatkan kapasitas kepentingan dan pengaruh stakeholder. 31 Berdasarkan indentifikasi stakeholder tersebut dilakukan analisis kepentingan importance dan pengaruh influence masing-masing stakeholder dalam kaitan dengan kebijakan pengelolaan kawasan DPL. Kepentingan merujuk pada peran stakeholder di dalam pencapaian output dan tujuan serta menjadi fokus pertimbangan terhadap keputusan yang akan dibuat, sedangkan pengaruh merujuk pada kekuatan yang dimiliki stakeholder yang terindentifikasi dan hasil analisis stakeholder.

4. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Keadaan Umum Desa Bontolebang

4.1.1 Geografis dan Administrasi

Desa Bontolebang merupakan sebuah desa yang terletak di ujung sebelah utara Pulau Pasi dan berada dalam wilayah Kecamatan Bontoharu, Kabupaten Kepulauan Selayar. Secara geografis, Desa Bontolebang terletak pada 6 o 05’24.58” LS – 6 o 08’51.49” LS dan 120 o 22’35.94” BT – 120 o 25’59” BT. Secara administratif Desa Bontolebang memiliki batas-batas sebagai berikut: a. Sebelah utara: berbatasan dengan Laut Flores, b. Sebelah selatan: berbatasan dengan Desa Kahu-Kahu, c. Sebelah barat: berbatasan dengan Laut Flores, d. Sebelah timur: berbatasan dengan Selat Benteng. Secara administratif pemerintahan Desa Bontolebang terdiri dari tiga dusun yaitu Dusun Gusung Barat, Gusung Timur dan Gusung Lengu’ dengan ibu kota desa berada di Dusun Gusung Barat. Luas daratan Desa Bontolebang adalah 331 Ha dengan rincian luas Gusung Barat 94 Ha, Gusung Timur 98 Ha dan Gusung Lengu’ 139 Ha. Jarak dari ibukota kecamatan sejauh 8 km dan jarak dari ibu kota kabupaten sejauh 4 km. Untuk menjangkau Desa Bontolebang dapat ditempuh dengan menggunakan kapaljoloro selama kurang lebih 15 menit dari ibukota kabupaten. Meskipun akses ke desa melalui jalur laut, akan tetapi tidak telalu sulit karena jalur transportasi kapal joloro lumayan lancar. Kapal desa ini dapat diakses melalui 2 jalur yaitu melalui dermaga padang Desa Bontosunggu dan melalui ibu kota kabupaten. Jalur transportasi ke dermaga padang biasanya diakses ketika musim barat tiba khususnya masyarakat Gusung Lengu’ dan Gusung Barat. Hal ini dilakukan karena kondisi perairan yang berombak tidak memungkinkan kapal kecil melalui jalur ibu kota kabupaten, sehingga masyarakat harus melalui terusan yang menghubungkan perairan barat dan timur menuju dermaga padang.

4.1.2 Topografi, Iklim dan Musim Penangkapan

Bentuk topografi daratan wilayah ini relatif datar dengan ketinggian 1-2 meter dari permukaan laut sedangkan tekstur pulaunya berpasir dan lumpur. Profil