Monitoring dan Pengawasan Karakteristik Lembaga Pengelola DPL
86 1 pokmas produksi, dan 2 pokmas perempuan yaitu Cahaya Kartini I dan II.
Masing-masing pokmas memiliki 3 pengurus yang terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara, yang bertanggung jawab dalam aspek administrasi teknis dan
keuangan. Dalam penelitian kelompok ini merupakan kelompok terbesar jumlah respondennya yaitu 59 orang, seperti pada tabel 16 dibawah ini.
Tabel 16 Responden stakeholder kelompok pengelola dan nelayan
No 1
2 3
4 5
6 7
8 Kelompok Pengelola dan Nelayan
SETO Fasilitator Masyarakat
Ketua LPSTK Bendahara LPSTK
Sekretaris LPSTK Motivator Desa
Pengurus pokmas Nelayan
Total Jumlah orang
1 1
1 1
1 2
12 40
59
Sumber : Data primer diolah 2010 4. Tokoh Masyarakat, Imam Desa dan SwastaPengusaha
Pemangku kepentingan lainnya yang ada di desa adalah tokoh masyarakat dan imam desa seperti pemuka adat dan agama merupakan penghubung atau
kontak person sekaligus tokoh kunci keyperson yang dapat berperan penting dalam membantu kelancaran komunikasi antara masyarakat dan fasilitator.
Mereka adalah orang-orang tertentu di desa yang memiliki pengaruh yang baik kepada masyarakat karena perkataan atau petuah yang mereka berikan senantiasa
didengar atau dipercaya. Disamping nelayan, unsur masyarakat lain yang terlibat dalam pengelolaan
DPL adalah pengumpul. Dalam menjalankan kegiatannya pengumpul membeli ikan secara langsung pada nelayan dan hasil pembelian biasanya dijual lagi pada
pengumpul besar, atau ke konsumen akhir. Di Desa Bontolebang terdapat 2 pedagang pengumpul. Kedua pengumpul tersebut langsung berhubungan dengan
pengumpul besar yang berada di Benteng ibukota kabupaten. Oleh karena perairan Desa Bontolebang dijadikan site diving area menyelam wisatawan,
maka stakeholder yang menjadi responden juga adalah pelaku wisatapemilik resort yang ada di Kabupaten Kepulauan Selayar. Dalam penelitian terdapat
87 sejumlah 5 orang responden yang terdiri atas: 1 orang tokoh masyarakat, 3 orang
imam desa dan 1 orang pengusaha resort. 5. LembagaInstitusi Pemerintah Kabupaten
Di pihak lain, keterlibatan pemerintah dalam pengelolaan sumberdaya adalah sebagai pembuat kebijakan yang dituangkan dalam peraturan-peraturan di
tingkat nasional, propinsi dan kabupatenkota. Pemerintah juga berperan sebagai pelaksana dalam pengelolaan sumberdaya tersebut. Kebijakan pengelolaan
sumberdaya ini dimaksudkan agar pemanfaatan sumber daya laut dilakukan secara optimal untuk kesejahteraan masyarakat, tetapi tetap terjaga kelestariannya.
Lembaga atau institusi Pemerintah kabupaten beserta jajaran dinas dan instansi yang terkait daerah yang menjadi responden dalam penelitian ini, antara lain:
Dinas Kelautan dan Perikanan DKP, Project Management Office PMO Coremap II, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Bappeda, Dinas
Pariwisata, Dinas Pendidikan Nasional, Polri, dan Babinsa. Berdasarkan hasil indentifikasi pemangku kepentingan yang mempunyai
pengaruh dan partisipasi dalam pembentukan dan pengelolaan DPL maka terpilih beberapa responden yang di gunakan dalam penelitian ini berjumlah 85 orang
yang terdiri dari laki-laki 71 orang 84 dan 14 orang 16 perempuan. Tabel 17 Persentase responden pemangku kepentingan Stakeholder
No Kelompok Pemangku
Kepentingan Stakeholder Jumlah
orang Persentase
1 Pemerintah Desa 2 BPD
3 Kelompok Pengelola dan Nelayan 4 Tokoh Masyarakat, imam desa dan Swasta
5 Lembagainstitusi Pemerintah Kabupaten
Total 7
5 59
5 9
85 8
6 69
6 11
100 Sumber : Data primer diolah 2010
Persentase stakeholder dari kelompok pengelola dan nelayan adalah yang terbesar berjumlah sebesar 69 persen hal ini dikarenakan kelompok ini memiliki
kepentingan terbesar dalam pengelolaan DPL dimana kelompok pengelola seperti LPSTK, Pokmas dan motivator juga pekerjaannya seharinya merupakan nelayan,
begitu juga dengan kelompok perempuan merupakan bagian dari kelompok tersebut.
lem
i.
se 88
6 11
8 6
Pemerintah Desa BPD
Kelompok PengelolaNelayyan
69 Tokoh Masyarakkat, Imam
Desa, Swasta LembagaInstituusi
Pemerintah Daerrah
Gambar 21 Persenntase responnden pemanggku kepentinngan stakehholder di Bontoolebang.
Desa