Konsep Kawasan Konservasi Laut
19 a Community control: kekuasaan didelegasikan kepada masyarakat untuk
membuat keputusan dan menginformasikan keputusan tersebut kepada pemerintah.
b Partnership: pemerintah dan masyarakat bersama-sama dalam pembuatan keputusan.
c Advisory: masyarakat memberikan masukan nasihat kepada pemerintah dalam membuat keputusan, tetapi keputusan sepenuhnya ada pada
pemerintah. d Communicative:
pertukaran informasi
dua arah;
perhatian lokal
direpresentasikan dalam perencanaan pengelolaan. e Cooperative: masyarakat termasuk dalam pengelolaan tenaga.
f Consultative: mekanisme dimana pemerintah berkonsultasi dengan para nelayan, tetapi seluruh keputusan dibuat oleh pemerintah.
g Informative: masyarakat
mendapatkan informasi
bahwa keputusan
pemerintah telah siap dibuat.
2.7. Kelembagaan 2.7.1 Pengertian Kelembagaan
Efektifitas pengelolaan sumberdaya tergantung dari kelembagaan yang ada di lingkungan sumberdaya tersebut. Pada prinsipnya keberadaan lembaga sangat
penting sebagai pembentuk aturan dalam suatu pengelolaan, penentu dalam sebuah proses dimana keputusan dibuat dalam sebuah pengelolaan Ruddle 1998.
Ada beberapa pengertian kelembagaan seperti yang diungkapkan Ostrom 1990, kelembagaan adalah seperangkat aturan yang digunakan untuk
menentukan siapa yang berhak untuk mengambil keputusan, kegiatan apa yang diperbolehkan dan dibatasi, aturan-aturan apa yang digunakan, prosedur apa yang
harus ditempuh, informasi apa yang harus dan tidak harus tersedia, dan hukuman apa yang harus diberikan pada setiap individu yang melakukan kegiatan disebuah
area tertentu. Sementara itu Soekanto 1997 mendefinisikan kelembagaan dalam dua
makna yaitu lembaga sebagai institute
institution dan pelembagaan
institutionalization. Lembaga dalam pengertian institut, merupakan organ-organ yang berisikan konsep dan struktur dalam menjalankan fungsi masyarakat.
20 Sedangkan pelembangaan dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilewati oleh
sesuatu norma atau aturan itu untuk dikenal, diakui, dihargai, dan kemudian ditaati oleh masyarakat.
Lembaga tumbuh dari kebiasaan yang menjadi adat istiadat yang kemudian berkembang menjadi tata kelakuan dan bertambah matang apabila telah diadakan
penjabaran terhadap aturan dan perbuatan. Untuk menjalankan aturan dan perbuatan tersebut terbentuklah struktur yakni sarana atau struktur peranan.
Dengan demikian maka, lembaga merupakan konstelasi dari perangkat kaidah- kaidah yang mengacu pada organisasi baik abstrak maupun kongkrit. Lembaga
yang mengacu pada organisasi abstrak adalah lembaga yang diakui dan diterima oleh masyarakat, namun tidak mempunyai juridiksi hukum, contohnya lembaga-
lembaga adat. Sedangkan lembaga yang mengacu pada organisasi yang kongkrit adalah lembaga yang diakui secara formal dan mempunyai juridiksi hukum,
contohnya lembaga-lembaga pemerintahSoekanto 1997.