Kesimpulan Social Capital in the Management of Forest Gardens (Dukuh) on Karang Intan Subdistrict, Banjar Regency, South Kalimantan Province

116 Warga komunitas dukuh di Kecamatan Karang Intan membangun dan memelihara hubungan sosial dalam satu komunitas dengan basis ikatan kekeluargaan dan ketetanggaan. Hubungan-hubungan sosial juga berlangsung antara warga komunitas dengan orang luar. Hubungan-hubungan sosial secara umum berlangsung dengan intensitas yang cukup tinggi dan dalam jaringan yang cukup luas. Adapun jaringan sosial yang spesifik dalam pengelolaan dan pemasaran hasil dukuh yang mereka lakukan masih sangat terbatas dan lebih berbasis pada kekeluargaan dan ketetanggaan. Modal sosial yang tinggi pada komunitas dukuh di Kecamatan Karang Intan telah memfasilitasi terbentuknya performansi dukuh yang baik, dicirikan oleh tingkat kerapatan tumbuhan yang baik, nilai produktivitas yang tinggi, penggunaan sumberdaya yang efisien, pemanfaatan sumberdaya yang adil, serta berlangsungnya pengelolaan dukuh secara berkelanjutan. Performansi dukuh yang baik di Kecamatan Karang Intan tersebut tidak terlepas dari pengaruh modal sosial komunitasnya. Hasil uji korelasi peringkat spearman menunjukkan bahwa modal sosial baik kognitif maupun struktural berpengaruh nyata dan berkorelasi positif terhadap performansi dukuh. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi modal sosial yang dimiliki oleh warga komunitas dukuh maka semakin tinggi pula harapan untuk terwujudnya performansi dukuh yang baik karena upaya-upaya pengelolaan dukuh yang dilakukan masyarakat semakin intensif. Sebaliknya, semakin baik performansi dukuh maka akan semakin menguatkan modal sosial masyarakat karena meningkatnya ekspektasi harapan akan aliran manfaat yang dapat mereka produksi bersama-sama.

6.2 Saran

Modal sosial kognitif yang tinggi pada Komunitas Dukuh di Kecamatan Karang Intan perlu dukungan pemerintah untuk dapat meningkatkan modal sosial struktural yang ada, terutama melalui peningkatan peranan berupa kebijakan yang berorientasi pada upaya untuk menggali keseluruhan sistem kehutanan masyarakat yang ada, memperkuat keberadaannya, menghindari segala bentuk intervensi dalam hal-hal teknis yang menjadi domain dari masyarakat itu sendiri, memperluas jaringan sosial, serta penguatan norma-norma yang berlaku. 117 DAFTAR PUSTAKA Adger WN. 2003. Social Capital, Collective Action, and Adaptation to Climate Change. Economic Geography 79 4: 387-404. Adnan H, Tadjudin D, Yuliani EL, Komarudin H, Lopulalan D, Siagian YL, Munggoro DW. 2008. Belajar dari Bungo Mengelola Sumberdaya Alam di Era Desentralisasi . Bogor: Center for International Forestry Research CIFOR. Ameen F, Sulaiman M. 2006. Social Capital and Economic Well-being. Bangladesh: BRAC Research Evaluation Division. Aryadi M. 2010. Adaptasi Budaya Masyarakat Pedesaan Hutan Terhadap Program Hutan Rakyat: Studi Fenomenologi pada Masyarakat Lokal dan Transmigran di Dua Desa di Kalimantan Selatan . Disertasi Program Doktor Ilmu Pertanian Minat Sosiologi Pedesaan Program Pascasarjana Universitas Brawijaya. Malang: Tidak Diterbitkan. Ashenafi ZT, Williams NL. 2005. Indigenous Common Property Resource Management in the Central Highlands of Ethiopia. Human Ecology Vol 33. Becker CD, Leon R. 2000. Indigenous Forest Management in the Bolivian Amazon: Lesson From the Yuracare People. In Gibson CC, McKean MA and Ostrom E eds.. People and Forests: Communities, Institutions, and Governance. Cambridge: The MIT Press. Bourdieu P. 1986. The Form of Capital. In Richardson J ed., Hand Book of Theory and Research for The Sociology of Education. New York: Greenwood Press. [BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjar. Kecamatan Karang Intan Dalam Angka Tahun 2011 . Martapura: Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjar. Brata AG. 2004. Social Capital and Credit in A Javanese Village. Yogyakarta: Research Institute University of Atmajaya. Bruun TB, Mertz O, Elberling B. 2006. Linking Yields of Upland Rice in Shifting Cultivation to Fallow Length and Soil Properties. Agriculture, Ecosystem and Environment 113:139-149. Cairns ed. 2007. Voices from the Forest: Integrating Indigenous Knowledge into Sustainable Upland Farming. Washington: Resources for the Future. Coleman JS. 1988. Social Capital in The Creation of Human Capital. American Journal of Sociology. Volume 94. 118 Damsar. 2009. Pengantar Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Prenada Media Group. Edmunds D, Wollenberg E eds. 2003. Local Forest Management: the Impacts of Devolution Policies. UK and USA: Earthscan Publications Ltd. Fadli. 2007. Peran Modal Sosial dalam Percepatan Pembangunan Desa Pasca Tsunami . Tesis Program Studi Ilmu-Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor: Tidak Diterbitkan. Fauzi H. 2010. Kehutanan Masyarakat: Teori dan Implementasi. Banjarmasin: Pustaka Banua. Fedderke J. 1999. Economic Growth and Social Capital: A Critical Reflection. Netherlands: Kluwer Academic Publishers. Flora CB. 2007. Social Capital and Community Problem Solving: Combining Local and Scientific Knowledge to Fight Invasive Species . USA: Iowa State University. Foresta HD, Kusworo A, Michon G, Djatmiko WA. 2000. Ketika Kebun Berupa Hutan: Agroforest Khas Indonesia Sebuah Sumbangan Masyarakat. Bogor: International Centre for Research in Agroforestry ICRAF. Fukuyama F. 2001. Social Capital, Civil Society and Development. Third World Quarterly. Gibson CC, Becker CD. 2000. A Lack of Institutional Demand: Why a Strong Local Community in Western Ecuador Fails to Protect Its Forest. In Gibson CC, McKean MA and Ostrom E eds.. People and Forests: Communities, Institutions, and Governance. Cambridge: The MIT Press. Golar. 2007. Strategi Adaptasi Masyarakat Adat Toro. Disertasi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor: Tidak Diterbitkan. Gunarso P, Setyawati T, Sunderland T, Shackleton C ed. 2009. Pengelolaan Sumberdaya Hutan di Era Desentralisasi: Pelajaran yang Dipetik dari Hutan Penelitian Malinau, Kalimantan Timur, Indonesia . Bogor: Center for International Forestry Research CIFOR. Hafizianor. 2002. Pengelolaan Dukuh Ditinjau dari Perspektif Sosial-Ekonomi dan Lingkungan Studi Kasus pada Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar Propinsi Kalimantan Selatan . Tesis Program Studi Kehutanan Jurusan Ilmu-ilmu Pertanian Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta: Tidak Diterbitkan. Hasbullah J. 2006. Social Capital Menuju Keunggulan Budaya Manusia Indonesia . Cetakan pertama. Jakarta: MR-United Press. 119 Hermawati M, Rinandri H. 2003. Penguatan dan Pengembangan Modal Sosial Masyarakat Adat. Yogyakarta: Institute for Research and Empowerment. Jacobs M. 1981. The Tropical Rainforest. A First Encounter. Kruk R et al. Editor. Springer-Verlag. Berlin Heidelberg New York. Jones P. 2009. Pengantar Teori-Teori Sosial: Dari Teori Fungsionalisme hingga Post-Modernisme . Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Juanda B. 2009. Ekonometrika Pemodelan dan Pendugaan. Bogor: IPB Press. Kartasubrata J. 1991. Kehutanan Masyarakat dalam Menunjang Penyediaan dan Keanekaragaman Pangan. Di dalam: Social Forestry dan Agroforestry di Asia. 2003. Bogor: Lab Politik Ekonomi dan Sosial Kehutanan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Klyza CM, Isham J, Savage A. 2006. Local Environmental Groups and the Creation of Social Capital: Evidence from Vermont. Society and Natural Resources Taylor Francis Group LLC . Krishna A, Shrader E. 1999. Social Capital Assessment Tool. Makalah pada Conference on Social Capital and Poverty Reduction, Washington DC: June 22-24, 1999. The Word Bank. Krishna A, Uphoff N. 1999. Mapping and Measuring Social Capital: A Conceptual and Empirical Study of Collective Actionfor Conserving and Developing Watersheds in Rajasthan, India . In Social Capital Initiative. Working Paper No. 13. Washington, D.C.: World Bank. [LP UNPAD]. Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran. 2008. Pemetaan dan Pemanfaatan Modal Sosial dalam Penanggulangan Kemiskinan di Jawa Barat . Bandung: Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran. Miller DL, Scheffler R, Lam S, Rosenberg R, Rupp A. 2006. Social Capital and Health in Indonesia. World Development Vol. 34, No. 6, pp. 1084 –1098. Moeliono M, Wollenberg E, Limberg G. 2008. Desentralisasi Tata Kelola Hutan: Politik, Ekonomi dan Perjuangan untuk Menguasai Hutan di Kalimantan, Indonesia . Bogor: Center for International Forestry Research CIFOR. Nazir M. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Putnam RD, Leonardi R, Nonetti RY. 1993. Making Democracy Work: Civic Traditions in Modern Italy. Princeton: Princeton University Press. Radam NH. 2001. Religi Orang Bukit. Yogyakarta: Yayasan Semesta.