Kepercayaan trust Modal Sosial Kognitif

50 Norma-norma norms berupa aturan-aturan adat yang merupakan kearifan lokal dan berlaku dalam pengelolaan dukuh diantaranya adalah sebagai berikut: - Tanaman Linjuang Cordyline fruticosa L A. Cheval adalah tanda batas hak kepemilikan lahan dukuh; - Pewarisan lahan dukuh dilakukan dengan cara islah atau faraid; - Tidak boleh menjual dukuh warisan; - Di dalam dukuh dibuat lampau pondok kecil untuk tempat beristirahat saat pemeliharaan atau kegiatan pengawasan tanaman; - Tidak boleh menggunakan pupuk anorganik untuk pemeliharaan tanaman di dalam dukuh; - Membungkus buah cempedak yang masih muda dengan plastik; - Menabur garam di sekeliling pohon durian setelah musim panen selesai; - Melibatkan tetanggawarga yang tidak memiliki dukuh sebagai tenaga kerja dalam kegiatan budidayapemeliharaan tanaman penyiangan, pendangiran pemupukan; - Memetik buah langsat dengan galah alat pemetik buah terbuat dari kayubambu; - Memetik buah langsat dan cempedak dengan sigai tangga dari bambu; - Memanen buah durian tidak boleh memetiknya langsung dari pohon tetapi harus menunggu buahnya jatuh; - Pengangkutan buah dari dukuh ke rumah dengan menggunakan ladung; - Melibatkan tetanggawarga yang tidak memiliki dukuh sebagai tenaga kerja dalam kegiatan pemanenan pemetikan dan pengangkutan buah; - Melibatkan tetanggawarga yang tidak memiliki dukuh sebagai pembeli perantara tengkulak dalam pemasaran hasil dukuh. Norma-norma norms yang berlaku tersebut merupakan aturan-aturan adat berupa cara usage, kebiasaan folkways, dan tata kelakuan mores dalam pengelolaan dukuh, sejak pengelolaan lahan, budidayapemeliharaan, pemanenan, hingga pemasaran hasil dukuh. Aturan-aturan adat norma-norma tersebut meskipun tidak tertulis tetapi telah berlaku secara turun temurun dan terinternalisasi dalam masyarakat sebagai norma-norma yang diakui, dipatuhi, dan dijadikan pedoman bertindak warganya hingga sekarang. 51 Kepatuhan seseorang terhadap aturan dapat diperlemah atau dikuatkan oleh kepatuhan orang lain terhadap aturan tersebut, sehingga penting pula untuk meninjau tingkat kepercayaan warga terhadap kepatuhan warga lain dalam melaksanakan aturan. Pada warga komunitas dukuh, sebagian besar warga percaya bahwa anggota komunitas yang lain dapat mematuhi aturan dan mampu menjaga kelestarian dukuh dan hanya sebagian kecil yang ragu-ragu. Tingkat kepercayaan warga bahwa anggota komunitas yang lain dapat mematuhi aturan dan mampu menjaga kelestarian dukuh diperkuat oleh tingkat kepercayaannya bahwa warga komunitas dapat bekerjasama dalam menjaga kelestarian dukuh. Hampir seluruh warga pada komunitas dukuh percaya bahwa warga komunitas dapat bekerjasama dalam pengelolaan dukuh. Warga juga percaya bahwa hubungan sosial yang terjalin dapat memudahkan pekerjaan. Sebagian besar warga percaya bahwa warga komunitas bersedia untuk menguatkan hubungan sosial yang terbangun dalam komunitas, hanya sebagian kecil yang masih ragu- ragu. Meskipun tingkat kepercayaan responden pada Komunitas Dukuh Mandiangin Barat bahwa anggota masyarakat yang lain dapat mematuhi aturan dan mampu menjaga kelestarian dukuh lebih rendah dari pada Komunitas Dukuh Bi‟ih, tetapi pada kedua komunitas tersebut relatif sama dalam hal tingkat kepercayaan responden terhadap kerjasama, fungsi hubungan sosial, dan kesediaan menguatkan hubungan sosial. Adapun warga yang masih ragu-ragu terhadap kemauan dan kemampuan warga lain dalam menjaga kelestarian dukuh, adalah karena belum terlalu mengenal dengan baik pada warga lain tersebut. Tingkat kepercayaan trust antar sesama warga komunitas dukuh tergolong tinggi, hal ini karena dilandasi oleh norma-norma norms, nilai-nilai values, sikap attitudes dan keyakinan beliefs yang bersumber dari nilai-nilai ajaran islam yang mereka anut yang melekat kuat dan sudah berlaku secara turun temurun serta terinternalisasi dalam masyarakat sebagai norma-norma yang diakui, dipatuhi, dan dijadikan pedoman bertindak warganya. Selain itu, adanya hubungan famili berupa ikatan darah seketurunan pada sebagian besar warganya dan mereka saling mengenal serta berhubungan dengan baik satu sama lain, semakin memperkuat ikatan kekeluargaan di antara mereka sehingga menjadi faktor pendukung tingkat kepercayaan trust yang tinggi di antara warga. 52 Nilai-nilai values yang melekat pada warga Komunitas Dukuh yang mendukung terciptanya tingkat kepercayaan yang tinggi antar sesama warga pada dasarnya bersumber dari ajaran islam yang dianut oleh para warganya. Nilai-nilai values yang melekat kuat tersebut diantaranya adalah sebagai berikut. a Berprasangka baik dan tidak berprasangka buruk kepada orang lain; Nilai-nilai ajaran islam sebagai agama yang dianut oleh seluruh warga masyarakat sangat mempengaruhi seluruh sendi kehidupan warga masyarakat pada komunitas dukuh selama ini. Nilai-nilai luhur berupa prasangka baik terhadap orang lain telah menjiwai para warganya dan masih tertanam di dalam jiwa dan pikiran mereka hingga sekarang. Warga masyarakat memegang teguh sifat prasangka baik tersebut kepada warga masyarakat lainnya karena sesuai dengan perintah dalam ajaran agama islam yang mereka yakini bahwa berprasangka buruk terhadap orang lain adalah perbuatan yang tidak baik, membuat hati gelisah dan bahkan mendapat dosa. Dalam kegiatan pengelolaan dukuh selama ini warga saling berprasangka baik tanpa adanya prasangka buruk atau kekhawatiran terhadap adanya orang atau warga lain yang akan mencuri, merusak atau mengganggu dukuh hak miliknya. b Berbuat jujur dan saling percaya kepada sesama manusia; Warga komunitas dukuh hingga sekarang masih memegang teguh nilai- nilai kejujuran dan saling percaya antar sesama warga. Nilai-nilai yang bersumber dari ajaran islam tersebut diajarkan oleh nenek moyang mereka hingga generasi yang paling muda sekarang. Setiap warga dalam berbicara, bersikap bertindak dilandasi oleh sikap yang jujur karena mereka yakin berbohong adalah perbuatan dosa yang dilarang dalam agama. Setiap warga juga saling percaya atas apa yang disampaikan oleh warga yang lain, karena rasa curiga atau tidak percaya terhadap orang lain menurut warga merupakan perbuatan yang kurang baik yang juga dilarang dalam ajaran agama. Dalam kegiatan pengelolaan dukuh warga juga selalu mempraktikan nilai-nilai kejujuran dan saling percaya di antara sesama mereka, seperti saling mengamankan dan memberitahukan adanya buah durian warga lain yang jatuh ke lantai dukuh mereka, bahkan dengan rela dan senang hati menyerahkan buah tersebut kepada sang pemiliknya. 53 c Saling menghormati, menghargai dan menyayangi antar sesama; Pada warga komunitas dukuh telah tertanam nilai-nilai kehidupan berupa saling menghormati antar sesama warga. Dalam kehidupan sehari-hari nampak terlihat setiap orang muda sangat menghormati orang yang lebih tua, yang tua menyayangi orang yang lebih muda, sedangkan yang sebaya saling menghargai di antara mereka. Nilai-nilai saling menghormati tersebut jika tidak dilaksanakan oleh warga maka akan mendapat cela, bahkan orang muda yang tidak menghormati orang yang lebih tua diyakini oleh warga akan mendapat kualat kutukan didalam hidupnya. Dalam pengelolaan dukuh nampak warga sangat memegang teguh nilai-nilai ini di antaranya terlihat keberadaan tetuha tokoh adat dan penghulu tokoh agama yang sangat dihormati dan disegani oleh warga dalam setiap sikap dan tindakannya. Apapun pendapat atau nasehat yang disampaikan oleh tetuha dan penghulu dalam setiap permasalahan pengelolaan dukuh maka warga komunitas sangat menghormatinya dan antar sesama warga juga saling menghargai dan menerimanya, seperti permasalahan tentang letak batas hak kepemilikan lahan dukuh, permasalahan hak warisan, dan lain-lain. d Menjaga hubungan baik mempererat silaturrahmi antar warga; Nilai-nilai lain yang masih berlaku pada warga komunitas dukuh adalah berupa kewajiban untuk menjaga hubungan baik dan mempererat tali silaturrahmi di antara mereka. Warga ditanamkan nilai-nilai untuk selalu berbuat baik diantara sesama agar hubungan kekeluargaan di antara mereka terjalin semakin kuat. Hubungan baik dan kekeluargaan yang terjalin erat diyakini oleh warga akan membawa keberkahan di dalam hidup mereka. Hingga sekarang warga komunitas dukuh selalu menjalin hubungan baik, saling silaturrahmi, saling membantu, tolong-menolong, bahkan saling mengunjungi dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kegiatan pengelolaan dukuh, warga komunitas juga selalu menjaga hubungan baik seperti saling mendukung dalam kegiatan pemeliharaan dan pengamanan tanaman, pemanenan dan pengangkutan buah, bahkan saling koordinasi dalam pemasaran hasil buah kepada siapa dan berapa harganya. Semua itu mereka lakukan tidak ter lepas dari i‟tikad dari warga komunitas untuk menjaga hubungan baik dan mempererat silaturrahmi di antara mereka. 54 e Menjaga dan memelihara lingkungan beserta alam sekitarnya; Warga komunitas dukuh juga memiliki nilai-nilai yang telah ditanamkan oleh nenek moyang mereka sejak dahulu kala yaitu bahwa memelihara lingkungan dan alam sekitarnya seperti hutan, dukuh, kebun, ladang, dan sawah merupakan pekerjaan mulia dan kewajiban seluruh warga. Warga percaya bahwa alam dan lingkungannya tersebut diciptakan Tuhan Yang Maha Kuasa untuk mereka jaga, pelihara, dan kelola dengan baik. Warga juga meyakini bahwa jika alam dan lingkungan mereka tersebut dikelola dengan baik maka mereka akan banyak mendapat rejeki dan hidup sejahtera, tetapi sebaliknya jika tidak dijaga dan dipelihara dengan baik maka akan menimbulkan bencana dan membawa sengsara bagi mereka. Nilai-nilai yang tertanam dan melekat kuat tersebut merupakan salah satu faktor pendorong sehingga warga komunitas dukuh tetap menjaga, memelihara, dan mengelola dengan baik keberadaan dukuh yang telah dikaruniakan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa agar tetap lestari dan tetap dapat dinikmati oleh anak cucu mereka kelak. Nilai-nilai kehidupan yang berlaku dalam praktik-praktik keseharian warga komunitas dukuh selama ini dan terus dipertahankan hingga sekarang pada dasarnya bersumber dari nilai-nilai ajaran agama islam yang dianut oleh seluruh warganya. Nilai-nilai kehidupan tersebut juga sangat terkait dengan keyakinan beliefs yang melekat pada warganya. Keyakinan beliefs yang juga bersumber dari ajaran agama islam telah mengakar kuat pada warga sehingga semakin mendukung dan memperkuat nilai-nilai yang melekat pada warga komunitas dukuh selama ini. Keyakinan beliefs yang telah mengakar kuat pada warga komunitas dukuh tersebut diantaranya adalah sebagai berikut. a Setiap perbuatan manusia selalu diketahui oleh Tuhan Yang Maha Kuasa; Bersumber dari ajaran agama islam yang dianut oleh seluruh warga, mereka meyakini bahwa setiap perbuatan apapun yang mereka lakukan selalu diketahui oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Masyarakat meyakini bahwa Tuhan Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT adalah Maha Mengetahui dan Maha Melihat, di mana tidak ada satu perbuatan makhluk pun yang tersembunyi atau tidak 55 diketahui olehNya. Atas dasar keyakinan tersebut warga komunitas dukuh tidak berani melakukan hal-hal yang dilarang dalam ajaran agama, seperti mencuri, berbohong, dan perbuatan terlarang lainnya, baik dalam aktivitas kehidupan sehari-hari maupun khusus dalam kegiatan pengelolaan dukuh. b Setiap kebaikan akan mendatangkan kebaikan pula bagi pelakunya dan begitu pula sebaliknya; Warga komunitas dukuh juga meyakini bahwa setiap kebaikan yang dilakukan dengan tulus dan ikhlas pasti akan mendatangkan kebaikan pula dan begitu pula sebaliknya setiap keburukan yang dilakukan akan mendatangkan keburukan pula bagi pelakunya pada masa yang akan datang. Resiprositas pembalasan kebaikan dan keburukan tersebut diyakini warga berasal dari Tuhan Yang Maha Kuasa, bisa melalui orang yang telah kita beri kebaikankeburukan pada waktu yang lalu maupun melalui orang lain yang tidak ada sangkut pautnya dengan kita. Dalam hal keberadaan dukuh, warga yakin jika mereka turut menjaga dan tidak merusak atau mengganggu dukuh milik orang lain, maka dukuh mereka juga tidak akan diganggu atau dirusak oleh orang lain. Atas dasar keyakinan tersebut warga berusaha untuk selalu berbuat kebaikan dan menghindari perbuatan buruk dalam kehidupan mereka sehari-hari dan dalam menjaga dukuh mereka tentunya. c Setiap perbuatan baik yang dilakukan dengan tulus dan ikhlas akan diganjar pahala oleh Tuhan Yang Maha Kuasa; Keyakinan mendasar yang juga melekat kuat pada warga komunitas dukuh adalah bahwa setiap perbuatan baik yang dilakukan dengan tulus dan ikhlas akan diganjar pahala dan setiap perbuatan buruk akan diganjar dosa oleh Allah SWT. Warga yakin bahwa pahala dan dosa akan ditimbang di akherat kelak, di mana yang lebih berat timbangan pahalanya akan masuk sorga, sedangkan yang lebih berat timbangan dosanya akan masuk neraka. Ajaran agama islam yang mereka yakini tersebut telah mereka pegang kuat sebagai pedoman hidup sejak dahulu hingga sekarang. Terkait dengan keberadaan dukuh orang lain maka warga yakin akan mendapat pahala jika tidak mengganggu dan merusaknya, serta turut menjaga dan mengamankannya. 56 d Setiap kejadian adalah taqdir ketentuan dari Tuhan Yang Maha Kuasa; Warga komunitas dukuh memegang teguh keyakinan bahwa setiap kejadian apapun merupakan taqdir ketentuan dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Warga meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi sudah ditetapkan oleh Yang Maha Kuasa sehingga kehidupan di dunia ini hanya menjalani taqdirnya saja, meskipun demikian manusia tetap wajib menjalankan usaha dan ikhtiar sesuai dengan ajaran agama. Atas dasar keyakinan tersebut warga komunitas dukuh tidak terlalu berambisi dalam menjalani kehidupan di dunia ini, warga merasa cukup dengan apa yang ada dan sudah berbahagia dengan kehidupan yang sederhana. Nilai-nilai values dan keyakinan beliefs yang melekat kuat pada warga telah menumbuhkan sikap attitudes dalam kehidupan sehari-hari warga komunitas dukuh. Sikap attitudes yang nampak pada warga komunitas dukuh selama ini diantaranya adalah adanya sikap saling percaya antar warga, hormat- menghormati, sikap kekeluargaan yang tinggi, perbuatan yang dilaksanakan dengan tulus, jujur, ikhlas, empati, suka menolong, gaya hidup sederhana, serta kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan dan alam sekitarnya. Kepercayaan trust pada warga Komunitas Dukuh Mandiangin Barat dan Komunitas Dukuh Bi‟ih yang dilandasi oleh norma-norma norms, nilai-nilai values, sikap attitudes, dan keyakinan beliefs telah membuat hubungan sosial dalam kegiatan pengelolaan dukuh semakin kuat, sehingga mendukung keberadaan dukuh yang akan terus terpelihara. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Suharjito dan Saputro 2008 di Kampung Ciburial Desa Mekarsari dan Kampung Cibedug Desa Citorek Kabupaten Lebak Banten, yang menemukan bahwa tingkat kepercayaan trust warga masyarakat yang kuat di landasi oleh norma, nilai, sikap dan keyakinan yang membuat hubungan sosial dan kerjasama mereka efektif sehingga mampu mendukung terpeliharanya upaya-upaya untuk terus menjaga kelestarian hutan yang ada. 57

5.1.1.2 Kerjasama cooperation

Ada dua tingkat kerjasama warga komunitas yang ditinjau. Pertama, kerjasama dalam berbagai kegiatan lingkungankemasyarakatan, seperti pembersihan lingkungan, pekuburan, mesjid, perbaikan jalan, jembatan, dll. Kedua, kerjasama dalam kegiatan pengelolaan dukuh, seperti pemeliharaan, pengawasan, serta pemanenan dan pemasaran hasil dukuh. Pada masyarakat warga Komunitas Dukuh Mandiangin Barat dan warga Komunitas Dukuh Bi‟ih tradisi kerjasama gotong-royongkerja bakti di kedua komunitas masih terjalin sangat kuat, baik kerjasama dalam berbagai kegiatan lingkungankemasyarakatan, seperti pembersihan lingkungan, pekuburan, mesjid, perbaikan jalan, jembatan, dll, maupun kerjasama dalam kegiatan pengelolaan dukuh , seperti pemeliharaan, pengawasan, pemanenan dan pemasaran hasil dukuh. Adapun distribusi responden menurut tingkat kerjasama dalam kegiatan lingkungan dan pengelolaan dukuh pada Komunitas Dukuh Mandiangin Barat dan Komunitas Dukuh Bi‟ih, dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17 Distribusi responden menurut tingkat kerjasama No. Jenis Kerjasama Tingkat Kerjasama Komunitas Dukuh Mandiangin Barat Komunitas Dukuh Bi‟ih Tidak pernah Jarang Sering Tidak pernah Jarang Sering 1. Kegiatan lingkungan 10 90 100 2. Kegiatan pengelolaan dukuh 33,3 66,7 100 Tingkat kerjasama warga Komunitas Dukuh Mandiangin Barat dalam kegiatan lingkungankemasyarakatan sebagaimana Tabel 17 termasuk kategori tinggi, di mana sebanyak 90 warga sering terlibat dan selalu aktif dalam berbagai kegiatan gotong-royong dan kerja bakti seperti pembersihan lingkungan, pekuburan, mesjid, perbaikan jalan, jembatan, dll. Hanya sebagian kecil warga 10 yang jarang aktif dalam berbagai kegiatan gotong-royong dan kerja bakti, itupun hanya dikarenakan keterbatasan kondisi mereka yang sudah berusia lanjut dan sudah tidak memiliki suami janda tua serta tidak memiliki anggota keluarga yang bisa dilibatkan mewakili dalam kegiatan gotong royong dan kerja bakti 58 tersebut. Adapun tingkat kerjasama warga Komunitas Dukuh Bi‟ih dalam kegiatan lingkungankemasyarakatan lebih tinggi dibanding Komunitas Dukuh Mandiangin Barat, di mana seluruh warga Komunitas Dukuh Bi‟ih selalu terlibat dan aktif dalam berbagai kegiatan gotong-royong dan kerja bakti seperti pembersihan lingkungan, pekuburan, mesjid, perbaikan jalan, jembatan, dll. Tingkat kerjasama warga Komunitas Dukuh Mandiangin Barat dalam kegiatan pengelolaan dukuh cukup tinggi, sebagian besar warga selalu melakukan kerjasama dengan anggota komunitas yang lain dalam kegiatan pengelolaan dukuh . Sebagian kecil warga pada Komunitas Dukuh Mandiangin Barat tergolong jarang melakukan kerjasama dengan anggota komunitas yang lain dalam kegiatan pengelolaan dukuh, hal ini terjadi karena sebagian responden tersebut merasa mampu untuk melakukan kegiatan pengelolaan dukuh tersebut secara sendiri sekeluarga saja sehingga hanya kadang-kadang saja melakukan kerjasama dengan anggota komunitas yang lain hanya kegiatan tertentu dan sewaktu-waktu saja. Tingkat kerjasama warga Komunitas Dukuh Bi‟ih dalam kegiatan pengelolaan dukuh lebih tinggi dibanding warga Komunitas Dukuh Mandiangin Barat, dimana seluruh warga Komunitas Dukuh Bi‟ih selalu melakukan kerjasama dengan anggota komunitas yang lain dalam kegiatan pengelolaan dukuh. Bentuk kerjasama yang dilakukan warga komunitas dalam pengelolaan dukuh meliputi berbagai kegiatan mulai pengelolaan lahan, kegiatan budidaya, pemanenan hingga pemasaran hasil dukuh. Dalam pengelolaan lahan warga selalu melakukan koordinasi dan kerjasama dalam penetapan tata batas lahan yang ditandai dengan penanaman jenis Linjuang Cordyline fruticosa L A. Cheval pada masing-masing batas dukuh yang telah disepakati, begitu juga pada saat membuat lampau mereka selalu bekerjasama dan saling membantu. Adapun dalam kegiatan budidaya, warga selalu melakukan kerjasama dalam kegiatan pemeliharaan tanaman sejak pemupukan, penyiangan dan pendangiran, hingga kegiatan pengawasan dan pengamanan dari gangguan binatang atau bahaya kebakaran. Begitu pula pada saat pemanenan buah, warga bekerjasama dan saling membantu dalam pemungutan buah durian yang jatuh, pemetikan buah langsat, hingga pengangkutan. Selanjutnya warga juga selalu bekerjasama dan 59 berkoordinasi dalam pemasaran terutama dalam menentukan harga jual buah kepada tengkulak. Tradisi kerjasama cooperation dan gotong-royong baik dalam kegiatan lingkungankemasyarakatan sehari-hari maupun dalam kegiatan pengelolaan dukuh pada warga Komunitas Dukuh dilandasi oleh nilai-nilai values, sikap attitudes dan keyakinan beliefs yang bersumber dari nilai-nilai ajaran islam yang mereka anut yang melekat kuat dan sudah berlaku secara turun temurun. Selain itu, adanya hubungan famili berupa ikatan darah seketurunan pada sebagian besar warganya dan mereka saling mengenal serta berhubungan dengan baik satu sama lain, semakin memperkuat ikatan kekeluargaan di antara mereka sehingga menjadi faktor pendukung tingkat kerjasama cooperation yang tinggi di antara warga. Nilai-nilai values yang melekat pada warga komunitas dukuh yang mendukung terciptanya tingkat kerjasama cooperation yang tinggi antar sesama warga pada dasarnya bersumber dari ajaran islam yang dianut oleh para warganya. Nilai-nilai values yang melekat kuat tersebut diantaranya adalah sebagai berikut. a Saling kerjasama dan tolong-menolong dalam kebaikan; Nilai-nilai luhur berupa kerjasama, gotong royong dan tolong-menolong telah dimiliki warga komunitas dukuh dalam kehidupan sehari-hari sejak zaman nenek moyang dahulu kala hingga sekarang. Warga masyarakat memegang teguh kebiasaan kerjasama, gotong royong dan tolong-menolong karena selalu dianjurkan oleh orang tua mereka dan sesuai dengan perintah dalam ajaran agama islam yang mereka yakini. Warga sadar bahwa dengan bekerjasama maka masing- masing akan mendapat kemudahan dalam menyelesaikan setiap kegiatan atau permasalahan dalam kehidupan sosial mereka, selain itu dengan kerjasama masyarakat juga tidak merasa hidup sendirian tetapi memiliki banyak teman yang dapat saling membantu. Nilai-nilai kerjasama, gotong royong dan tolong- menolong untuk kebaikan ini terus dipertahankan warga komunitas dukuh, baik dalam kehidupan sehari-hari seperti pembersihan lingkungan, pekuburan, mesjid, perbaikan jalan, jembatan, dll, maupun dalam kegiatan pengelolaan dukuh, seperti 60 pada saat pemeliharaan tanaman, pengawasan menjaga dari kebakaran, gangguan binatang dan atau pencurian, pemanenan serta koordinasi pemasaran hasil dukuh. b Mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi atau keluarga; Nilai-nilai kehidupan yang juga masih berlaku hingga sekarang pada warga komunitas dukuh adalah berupa kewajiban untuk menjaga kepentingan umum bersama dan lebih mendahulukannya daripada kepentingan pribadi atau keluarga. Menjaga dan memelihara kepentingan umum lebih didahulukan daripada kepentingan pribadi atau keluarga karena menyangkut hajat hidup orang banyak dan kepentingan bersama. Fasilitas-fasilitas untuk kepentingan umum seperti mesjid, jembatan, jalan, pekuburan selalu dijaga dan dipelihara oleh setiap warga dan secara rutin dilakukan gotong royong untuk membersihkan dan atau memperbaikinya. c Hormat dan taat terhadap perintahnasihat tetuha tokoh masyarakat; Warga komunitas dukuh juga memiliki nilai-nilai yang berlaku sejak dahulu yaitu berupa kewajiban warga untuk menghormati, patuh dan taat terhadap segala perintahnasihat yang disampaikan oleh tetuha tokoh masyarakat. Apapun yang disampaikan oleh tetuha tersebut selama tidak bertentangan dengan syariat islam maka wajib untuk diikuti dan dilaksanakan oleh semua warga. Kepatuhan warga terhadap perintahnasihat tetuha ini semakin menguatkan hubungan sosial di antara sesama warga yang terjalin dengan baik. Nilai-nilai kehidupan yang berlaku dalam praktik-praktik keseharian warga komunitas dukuh selama ini dan terus dipertahankan hingga sekarang pada dasarnya bersumber dari nilai-nilai ajaran agama islam yang dianut oleh seluruh warganya. Nilai-nilai kehidupan tersebut juga sangat terkait dengan keyakinan beliefs yang melekat pada warganya, seperti adanya keyakinan bahwa setiap perbuatan manusia selalu diketahui oleh Tuhan Yang Maha Kuasa; setiap kebaikan akan mendatangkan kebaikan pula bagi pelakunya dan begitu pula sebaliknya; setiap perbuatan baik yang dilakukan dengan tulus dan ikhlas akan