Hubungan Modal Sosial Kognitif dengan Performansi Dukuh

109

5.3.2 Hubungan Modal Sosial Struktural dengan Performansi Dukuh

Untuk mengetahui hubungan dan pengaruh modal sosial struktural terhadap performansi dukuh pada Komunitas Dukuh Mandiangin Barat dan Komunitas Dukuh Bi‟ih, dapat dilihat pada tabel 35 dan 36. Tabel 35 Hubungan antara modal sosial struktural dengan performansi dukuh pada Komunitas Dukuh Mandiangin Barat Korelasi MS Struktural Aturan Peranan Jaringan Performansi Dukuh 0.501 0.331 0.102 0.535 Kerapatan Tumbuhan 0.205 0.138 0.214 0.151 Produktivitas 0.112 0.320 0.335 0.204 Keberlanjutan 0.693 0.574 0.423 0.589 Keadilan 0.525 0.265 0.186 0.617 Efisiensi 0.533 0.315 0.227 0.551 Keterangan : korelasi nyata pada taraf 0,05 korelasi nyata pada taraf 0,01. Pada Tabel 35 dapat dilihat bahwa performansi dukuh pada Komunitas Dukuh Mandiangin Barat juga dipengaruhi oleh modal sosial struktural. Unsur modal sosial struktural yang berpengaruh nyata tersebut adalah jaringan, sedangkan aturan dan peranan tidak berpengaruh nyata terhadap performansi dukuh . Unsur modal sosial struktural berupa jaringan tersebut berkorelasi positif terhadap performansi dukuh. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat modal sosial struktural berupa jaringan pada warga Komunitas Dukuh Mandiangin Barat maka semakin baik pula performansi dukuh pada Komunitas Dukuh Mandiangin Barat tersebut. Berdasarkan Tabel 35, dapat diketahui pula bahwa keberlanjutan pada Dukuh Mandiangin Barat memiliki hubungan yang signifikan dan positif dengan aturan dan jaringan, hal ini karena norma-norma yang ada masih tetap dipertahankan oleh warga komunitas, selain itu hubungan-hubungan sosial yang terbangun dalam berbagai jaringan cukup mempengaruhi upaya-upaya pemeliharaan dalam rangka mempertahankan keberadaan dukuh tersebut. Sedangkan keadilan dan efisiensi memiliki hubungan yang signifikan dan positif 110 dengan jaringan, hal ini karena semakin luas hubungan-hubungan sosial yang terjalin akan sangat mempengaruhi penyebaran manfaat dari dukuh tersebut kepada berbagai pihak yang dapat merasakannya, selain itu dengan semakin baik hubungan sosial maka proses-proses produksi yang berlangsung akan semakin efektif dan efisien. Tabel 36 Hubungan antara modal sosial struktural dengan performansi dukuh pada Komunitas Dukuh Bi‟ih Korelasi MS Struktural Aturan Peranan Jaringan Performansi Dukuh 0.553 0.514 0.593 0.168 Kerapatan Tumbuhan 0.118 0.738 0.354 0.227 Produktivitas 0.389 0.620 0.277 0.193 Keberlanjutan 0.588 0.674 0.612 0.114 Keadilan 0.662 0.665 0.520 0.628 Efisiensi 0.557 0.593 0.323 0.273 Keterangan : korelasi nyata pada taraf 0,05 korelasi nyata pada taraf 0,01. Pada Tabel 36 dapat dilihat bahwa performansi dukuh pada Komunitas Dukuh Bi‟ih juga dipengaruhi oleh modal sosial struktural. Unsur-unsur modal sosial struktural yang berpengaruh nyata tersebut yaitu aturan dan peranan, sedangkan jaringan tidak berpengaruh nyata terhadap performansi dukuh. Unsur modal sosial struktural berupa aturan dan peranan tersebut berkorelasi positif terhadap performansi dukuh Hal tersebut menunjukkan kepada kita bahwa semakin baik tingkat pemahaman dan ketaatan warga komunitas terhadap aturan dalam pengelolaan dukuh yang ada, maka semakin mendukung mobilisasi dan resolusi konflik dalam pengelolaan dukuh. Demikian pula halnya dengan peranan, dimana peranan para tokoh formal maupun informal dalam pengelolaan dukuh sangat penting untuk memfasilitasi komunikasi antar individu dalam kegiatan- kegiatan pengelolaan dukuh, termasuk juga menyelesaikan konflik yang mungkin timbul diantara anggota komunitas, bahkan sangat diperlukan untuk mendapatkan dan mempertahankan kebersamaan antar individu guna mengantisipasi hal-hal yang mungkin terjadi yang dilakukan oleh individu yang hanya mencari keuntunganmanfaat untuk kesejahteraan dirinya sendiri dan merugikan 111 kepentingan komunitas dalam menjaga dan melestarikan dukuh. Adapun jaringan tidak berpengaruh nyata karena hubungan sosial yang spesifik dalam pengelolaan dukuh yang mereka lakukan masih sangat terbatas dan lebih berbasis pada kekeluargaan. Berdasarkan Tabel 36, dapat pula diketahui bahwa kerapatan tumbuhan, produktivitas, dan efisiensi pada Komunitas Dukuh Bi‟ih memiliki hubungan yang signifikan dan positif dengan aturan, hal ini karena pada warga Komunitas Dukuh Bi‟ih tersebut masih memegang teguh aturan berupa norma-norma yang ada seperti tidak merusak atau menjual dukuh, kemudian tidak memanen buah durian dengan memetiknya, dll sehingga keberadaan dukuh mereka tetap bertahan dan produktivitasnya juga tetap terjaga dengan baik, serta biaya produksi juga menjadi sangat kecil. Keberlanjutan memiliki hubungan yang signifikan dan positif dengan aturan dan peranan, karena sebagaimana dijelaskan di atas bahwa warga Komunitas Dukuh Bi‟ih tersebut masih memegang teguh aturan berupa norma-norma yang ada, selain itu peranan tokoh-tokoh seperti tokoh adat, tokoh agama, dan kepala desa pembakal yang cukup tinggi dalam mendukung pengelolaan dukuh sehingga sangat berpengaruh terhadap keberadaan dukuh tersebut. Adapun keadilan pada Komunitas Dukuh Bi‟ih memiliki hubungan yang signifikan dan positif dengan seluruh unsur modal sosial struktural yaitu aturan, peranan, dan jaringan, hal ini karena norma-norma berupa kearifan-kearifan lokal seperti pelibatan tetanggawarga yang tidak memiliki dukuh sebagai tenaga kerjamitra dalam kegiatan pengelolaan dukuh dan kebiasaan membagikan secara cuma-cuma sebagian buah-buahan hasil panen dukuh kepada tetangga yang tidak memiliki dukuh, masih dipertahankan dan berjalan dengan baik, hal ini juga tidak terlepas dari peran berbagai tokoh dalam turut mendukung pengelolaan dukuh tersebut selain itu dengan adanya ikatan dan hubungan sosial yang terjalin dengan baik di antara sesama warga turut mendukung terjadinya distribusi manfaat dukuh kepada berbagai pihak yang ikut merasakannya. 112