28 - Efisiensi Rendah : Biaya produksi 40 dari Nilai Produksi
- Efisiensi Sedang : Biaya produksi 20 – 40 dari Nilai Produksi
- Efisiensi Tinggi : Biaya produksi 20 dari Nilai Produksi. Secara rinci cara pengukuran tingkat performansi dukuh adalah sebagai
berikut: Tabel 4 Cara pengukuran tingkat performansi dukuh pada komunitas dukuh
No. Performansi
Dukuh Parameter
Pengukuran Terhadap Responden
Total Nilai Komunitas
30 Responden Selang
Kelas Tingkat
Performansi Dukuh Kriteria
Nilai Kelas
Ukuran Total Nilai
1. Kerapatan
Tumbuhan Jumlah
tumbuhanha 1.000
1 30x1 sd 30x3
90-303 Buruk 30-50
1.000 – 25.000
2 30 sd 90
= 20 Baik
51-70 25.000
3 Sangat Baik
71-90 2.
Produktivitas Pendapatan
dukuh ha
Rp. 7 juta 1
30x1 sd 30x3 90-303 Rendah
30-50 Rp. 7 juta
– 10 jt 2
30 sd 90 = 20
Sedang 51-70
Rp. 10 juta 3
Tinggi 71-90
3. Keberlanjutan Intensitas keg.
pemeliharaan dukuh
Tidak pernah 1
30x1 sd 30x3 90-303 Rendah
30-50 Jarang kadang
2
2 30 sd 90
= 20 Sedang
51-70 Sering
3 Tinggi
71-90 4.
Keadilan Pihak lain yang
ikut merasakan manfaat dukuh
Tidak ada 1
30x1 sd 30x3 90-303 Rendah
30-50 Pembeli buahnya
2 30 sd 90
= 20 Sedang
51-70 Banyak pihak
3 Tinggi
71-90 5.
Efisiensi Persentase biaya
produksi 40
1 30x1 sd 30x3
90-303 Rendah 30-50
20 - 40 2
30 sd 90 = 20
Sedang 51-70
20 3
Tinggi 71-90
Performansi Dukuh
5 Parameter 30x5x1 sd 30x5x3
450-1503 Buruk 150
– 250 di atas
150 sd 450 = 100
Sedang 251
– 350 Baik
351 – 450
3.6.3 Analisis Hubungan Modal Sosial dengan Performansi Dukuh
Untuk menjelaskan korelasi antara tingkat modal sosial dengan performansi dukuh dilakukan dengan menggunakan analisis uji koefisien
Peringkat Spearman Rs: R
S
= Keterangan:
R
S
Koefisien Rank Spearman, di
selisih peringkat X dan Y, n
banyaknya sampel. Jika Rs bernilai nol, maka tidak ada korelasi,
apabila Rs bernilai +1,00 atau -1,00 maka terdapat korelasi sempurna.
29
4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Keadaan Fisik 4.1.1 Letak dan Luas Wilayah
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjar 2011, Kecamatan Karang Intan dengan luas wilayah 215,65 km
2
secara administrasi termasuk dalam wilayah Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan. Secara
administrasi batas-batas wilayah Kecamatan Karang Intan adalah, Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Pengaron, sebelah Timur berbatasan dengan
Kecamatan Aranio, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tanah Laut, dan sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Martapura dan Kota Banjarbaru.
Secara geografis, Kecamatan Karang Intan terletak pada posisi 2 49‟55” –
3 43‟38” LS dan 114
30‟20” – 115 35
‟37” BT. Kecamatan Karang Intan terdiri dari 26 Desa, dan 2 diantaranya merupakan lokasi yang dijadikan penelitian yaitu
Desa Mandiangin Barat dan Desa Bi‟ih dengan luas masing-masing desa yaitu 5,64 km
2
dan 4,63 km
2
.
4.1.2 Topografi
Topografi Desa Mand iangin Barat dan Desa Bi‟ih secara umum datar
sampai bergelombang dengan ketinggian mencapai 49 – 55 m dpl. Untuk daerah-
daerah perkebunan karet, dukuh, dan ladang yang terletak di bukit-bukit atau di gunung-gunung di belakang pemukiman masyarakat, topografinya dapat
dikategorikan bergelombang, berbukit sampai bergunung-gunung dengan notasi kemiringan 15 sampai 25 BPS 2011.
Berdasarkan laporan Praktik Kerja Lapang PKL Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat dikemukakan bahwa bukit-bukit atau gunung-
gunung tersebut merupakan suatu sistem pegunungan dengan ketinggian lebih dari 300 m dpl, dan sebagian merupakan sistem perbukitan dengan ketinggian di
bawah 300 m dpl. Kedua sistem tersebut sama-sama mempunyai lereng yang terjal dan puncak bukit yang sempit. Di antara bukit dan gunung tersebut
mengalir sungai-sungai besar dan kecil yang berada di dalam Sub DAS Riam Kanan, DAS Barito.