40 lampau
tersebut masyarakat melakukan aktivitas perladangan dan sambil berladang mereka juga melakukan penanaman tanaman buah dan karet baik secara
campuran ataupun secara terpisah. Dari waktu kewaktu dan secara turun temurun proses tersebut terus berlangsung yang pada akhirnya dengan motto parang kada
lapas di awak
4
areal kosong yang tidak produktif tersebut berubah menjadi pemukimanperkampungan dengan tanaman buah-buahan dan karet yang
terhampar luas menghijau.
4.4.2 PenanamanPermudaan
Sebagian besar pohon buah yang terdapat di dalam dukuh saat ini sudah berumur tua hingga ratusan tahun, tetapi secara umum produksinya pada setiap
musim buah masih tinggi. Berdasarkan kondisi tersebut kegiatan permudaan atau penanaman tanaman buah hanya dilakukan seperlunya. Proses permudaan hanya
berlangsung secara alami dimana anakan yang terdapat di dalam dukuh berasal dari biji-biji buah yang tertinggal. Jika anakan tersebut tumbuh pada lokasi yang
tepat, tidak ternaungi secara keseluruhan oleh tajuk pohon diatasnya maka anakan tersebut akan dipelihara oleh masyarakat, tapi jika tumbuh pada lokasi yang
kurang tepat anakan tersebut akan dimatikan atau dipindahkan ke lokasi yang tepat. Masyarakat pemilik dukuh membuat dukuh-dukuh baru pada lahan kosong
atau di bawah tegakan pohon karet yang sudah tua dan sebagian sudah ditebang. Kesadaran membuat dukuh baru di luar dukuh yang lama dilakukan masyarakat
karena mereka menyadari akan arti penting dukuh sebagai sebuah investasi untuk anak cucu mereka.
Proses pembuatan dukuh di areal tegakan pohon karet tua dilakukan dengan menanam bibit tanaman buah yang jenisnya sama dengan tanaman buah
pada dukuh tua misalnya seperti durian, langsat, cempedak dan rambutan. Penanaman dilakukan pada awal musim hujan agar tanaman tidak mati
kekeringan. Jarak tanamnya tidak beraturan, tetapi hanya mengikuti keadaan areal dimana ada lokasi kosong maka dilokasi tersebut akan dilakukan
penanaman. Pada areal yang masih kosong proses pembuatan dukuh diawali
4
Motto atau semboyan yang dipegang oleh petani agar selalu bekerja keras, yang dalam bahasa Indonesia berarti “Parang Selalu Melekat di Badan”.
41 dengan penanaman pohon pisang yang dapat berfungsi sebagai naungan kemudian
setelah itu baru dilakukan penanaman tanaman buah yang terdiri dari durian, langsat dan cempedak. Langsat ditanam di antara durian dan cempedak dengan
jarak tanam 8 x 9 m
2
atau 15 x 15 m
2
diatur sedemikian rupa agar tidak terganggu dan tidak mengganggu tanaman pisang. Secara bertahap kalau pertumbuhannya
sudah stabil pohon-pohon pisang sebagian akan dibuang. Dalam pembuatan dukuh ini bibitnya berasal dari bibit lokal dimana
masyarakat menyemai sendiri dari biji yang berasal dari pohon buah unggul; dari segi rasa, aroma dan warna yang diperoleh dari dukuh tua. Berdasarkan
pengalaman seorang responden jika dipelihara secara intensif durian akan berbuah pada umur delapan tahun dan cempedak akan berbuah pada umur lima tahun.
Adapun yang menjadi pertimbangan masyarakat di dalam memilih jenis tanaman buah yang ditanam di areal dukuh yaitu 1 jenis tanaman buah tersebut cocok
tumbuh dengan kondisi ekologis setempat yang dicerminkan oleh keberadaan jenis tanaman buah tersebut tumbuh di dalam dukuh 2 secara ekonomi
menguntungkan karena permintaan pasar cukup tinggi.
4.4.3 Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan dukuh dapat berlangsung pada dukuh tua dan dukuh
muda yang baru dibuat. Pada dukuh tua intensitas pemeliharaan dukuh akan mulai dilakukan pada awal musim berbuah yaitu ketika tanaman buah mulai
berbunga sampai kegiatan panen selesai. Kegiatan pemeliharaan berupa penyiangan tanaman bawah, pada pohon durian dilakukan sebelum kegiatan
panen dengan tujuan untuk memudahkan pemungutan durian-durian yang jatuh, pada pohon cempedak dilakukan justru setelah panen selesai dimana sisa-sisa
penyiangan tersebut dibiarkan membusuk di bawah tegakan cempedak, pada tanaman langsat penyiangan tanaman bawah tidak terlalu perlu dilakukan dengan
alasan untuk menjaga kelembaban tanah. Bentuk pemeliharaan yang lain berupa pemberian garam ke dalam parit di sekitar pohon durian setelah panen selesai dan
pengamanan bunga dan buah tanaman dukuh dari serangan binatang pengganggu. Dalam satu tahun kegiatan pemeliharaan dukuh tua pada dukuh gunung
berlangsung satu sampai dua kali tapi pada dukuh rumah sebagian masyarakat