Pemanenan Sistem Pengelolaan Dukuh
45 angkut untuk satu ladung sekitar Rp 20.000,- dan dalam satu hari ada yang
mampu mengangkat lima kali per-satu ladung. Proses pemilahan dan penggolongan buah ditujukan pada buah durian.
Setiap pohon durian memiliki kekhasan tersendiri sesuai nama-nama yang diberikan. Durian panyangat dari desa Biih merupakan durian yang dari segi
kualitas buah menjadi durian terbaik nomor satu se-Kalimantan Selatan. Setelah durian jatuh dari pohon pemilik dukuh akan mengelompokkan durian tersebut
berdasarkan nama-namanya sehingga akan memudahkan transaksi dengan pembeli desa atau pedagang perantara dalam mematok harga setiap biji. Kegiatan
pemasaran buah-buahan hasil dukuh berlangsung di dua tempat yaitu di dalam dukuh
dan di rumah pemilik dukuh melalui pedagang perantara. Adapun proses pemasaran tersebut dapat digambarkan seperti diagram di bawah ini.
Gambar 3 Diagram pemasaran hasil-hasil dukuh. Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa pemilik dukuh tidak langsung
menjual hasil produk dukuhnya ke konsumen tetapi melalui pedagang perantara yang langsung datang ke dukuh atau ke rumah pemilik dukuh. Pedagang perantara
tersebut kebanyakan berasal dari desa yang bersangkutan dan desa-desa disekitarnya. Pedagang perantara tersebut adalah penduduk yang tidak memiliki
dukuh . Transaksi biasanya berlangsung cepat karena antara pemilik dukuh dan
pedagang perantara sudah memahami dengan baik standar harga yang telah menjadi kesepakatan bersama.
Untuk menghindari terjadinya monopoli oleh pedagang perantara tertentu pemilik dukuh tidak pernah terikat dengan hanya satu orang pembeli melalui suatu
perjanjian tapi setiap pedagang perantara bebas untuk membelinya. Harga jual buah-buahan tersebut menggunakan satuan biji atau pikul seperti disebutkan
dalam tabel 13. Sistem pemasaran selain dengan cara di atas ada juga dengan cara borongan. Pemilik dukuh akan menawarkan harga buah yang masih di pohon
kemudian pembeli akan menaksir harganya sesuai kuantitas dan kualitas buah- Pedagang
Perantara Pasar
Konsumen Pemilik
Dukuh
46 buahan yang ada di dukuh. Sistem seperti ini sangat jarang dilakukan kecuali jika
pemilik dukuh berhalangan untuk mengelola sendiri panenan di dukuhnya. Pengaturan hasil panen dukuh pemasarannya masih terbatas dalam bentuk buah
segar dan belum ada upaya pengolahan buah segar menjadi makanan atau buah- buahan yang dapat diawetkan, namun sejauh ini masyarakat juga tidak terlalu
dipusingkan dengan proses pengawetan tersebut karena hasil dukuh berupa buah segar selalu laku dijual.
47
5 HASIL DAN PEMBAHASAN