Operasional Variabel Penelitian METODELOGI PENELITIAN

100

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Objek

Pembiayaan adalah merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan deficit unit Antonio, 2001. Sedangkan pembiayaan sektor Usaha Kecil dan Menengah UKM di Perbankan Syariah adalah pembiayaan yang di alokasikan oleh perbankan syariah untuk sektor Usaha Kecil dan Menengah. Jadi, bisa dikatakan juga bahwa perjanjian yang dilakukan oleh perbankan syariah dengan para pelaku usaha untuk melakukan akad pemberian modal usaha. Perkembangan pembiayaan sektor UKM di Perbankan Syariah periode 2011-2016 dapat dilihat pada gam bar 4.1 dibawah ini. Gambar 4.1 Perkembangan Usaha Kecil dan Menengah UKM 20 40 60 80 100 120 2011 2012 2013 2014 2015 2016 101 Dari Gambar diatas bisa dilihat bahwa Pembiayaan UKM mengalami kenaikan pada bulan Desember 2013 sebesar 110.086 Miliar kemudian pada bulan Februari 2016 mengalami Penurunan drastis sebesar 48.178 Miliar. Berdasarkan alokasi kredit kepada Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menegah UMKM pangsa pada UMKM pada Desember 2014 masih dibawah thersold yaitu sebesar 18,28, dimana mengalami penurunan dibandingkan dengan Desemmber 2013 sebesar 18,49. Sebagaimana yang telah ditetapkn dalam PBI No. 1422PBI2012 tentang “ pemberian kredit atau Pembiayaan oleh Bank dan Bantuan Teknis Dalam Rangka Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah” mewajibkan bank dalam mengcurkan kredit UMKM minimal 20 dari total kredit . Sumber lain menyebutkan faktor internal penyebab perlambatan pertumbuhan bank syariah adalah efisiensi dalam kegiatan operasional bank.Bank syariah masih kalah bersaing dengan perbankan konvensional dalam hal efisiensi terutama dalam kondisi ekonomi yang kurang stabil, sehingga equivalent rate pembiayaan yang diminta oleh bank syariah relatif lebih besar dibanding kredit bank konvensional. Dalam hal ini bank syariah harus pandai meminimalisir risiko pembiayaan bermasalah baik dari faktor internal maupun eksternal, jika hal ini terus menerus terjadi maka akan mengakibatkan tidak tercapainya tujuan perusahaan perbankan dan dapat menyebabkan berkurangnya daya tarik dari nasabah untuk mengambil pembiayaan pada bank syariah, karena nasabah bank di Indonesia mayoritas masih bersifat rasional, artinya dalam melakukan transaksi masih menilai 102 untung-rugi dari sisi nominal dana. Masyarakat yang memiliki motif ideolegi dalam bertransaksi dengan bank syariah masih sangat terbatas. B. Deskripsi Data 1. Variabel Inflasi Inflasi didefinisikan sebagai kecenderungan terjadinya peningkatan harga produk-produk secara keseluruhan. Sukirno 2006:339 bahwa inflasi akan memperburuk pembagian kekayaan yang ditunjukkan oleh penerima pendapatan tetap akan menghadapi kemerosotan dalam pendapatan riilnya dan pemilik kekayaan bersifat keuangan juga mengalami penurunan dalam nilai riil kekayaannya, akan tetapi pemilik harta tetap akan dapat mempertahankan atau menambah nilai riil kekayaannya dan juga sebagian penjualpedagang dapat mempertahankan nilai riil pendapatannya. Tabel 4.1 Data Inflasi di Indonesia Tahun 2011-2016 BULAN TAHUN 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Januari 7.02 3.65 4.57 8.22 6.96 4.14 Februari 6.84 3.56 5.31 7.75 6.29 4.42 Maret 6.65 3.97 5.9 7.32 6.38 4.45 April 6.16 4.5 5.57 7.25 6.79 Mei 5.98 4.45 5.47 7.32 7.15 Juni 5.54 4.53 5.9 6.7 7.26 Juli 4.61 4.56 8.61 4.53 7.26 Agustus 4.79 4.58 8.79 3.99 7.18 September 4.61 4.31 8.4 4.53 6.83 Oktober 4.42 4.61 8.32 4.83 6.25 November 4.15 4.32 8.37 6.23 4.89 Desember 3.79 4.57 8.38 8.36 3.35 Sumber data Bank Indonesia data diolah 103 pada Tabel di atas menunjukan bahwa nilai inflasi tertinggi pada tahun 2011 inflasi tertinggi terjadi pada bulan Januari sebesar 7,02 dan terendah pada bulan Desember sebesar 3,79. Pada tahun 2012 inflasi tertinggi terjadi pada bulan Oktober sebesar 4,61 dan terendah pada bulan Februari sebesar 3,56. Pada tahun 2013 inflasi tertinggi terjadi pada bulan sebesar Agustus 8,79 dan terendah pada bulan Januari sebesar 4,57. Pada tahun 2014 inflasi tertinggi terjadi pada bulan Desember sebesar 8,36 dan terendah pada bulan Agustus sebesar 3,99. Pada tahun 2015 inflasi tertinggi terjadi pada bulan Juni sebesar 7,26 dan terendah pada bulan Desember 3,35. Pada tahun 2016 inflasi tertinggi pada bulan januarit 4,45 dan terendah pada bulan Januari 4,14. Sedangkan selama periode penelitian inflasi tertinggi terjadi pada bulan Agustus 2013 sebesar 8,79 dan terendah pada bulan Desember 2015sebesar 3,35.

2. Variabel BI Rate

Suku bunga Bank Indonesia BI Rate adalah suku bunga acuan yang mencerminkan sikap kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebagai otoritas moneter dan diumumkan kepada publik Bank Indonesia. BI Rate adalah suku bunga yang diumumkan oleh Bank Indonesia secara periodic dengan tenor satu bulan untuk jangka waktu tertentu yang berfungsi sebagai sinyal kebijakan moneter Siamat, 2005:139. 104 Tabel 4.2 Data BI Rate di Indonesia Tahun 2011-2016 BULAN TAHUN 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Januari 7.00 6.00 5.75 7.50 7.75 7.25 Februari 6.75 5.75 5.75 7.50 7.50 7.00 Maret 6.75 5.75 5.75 7.50 7.50 6.75 April 6.75 5.75 5.75 7.50 7.50 Mei 6.75 5.75 5.75 7.50 7.50 Juni 6.75 5.75 6.00 7.50 7.50 Juli 6.75 5.75 6.50 7.50 7.50 Agustus 6.75 5.75 7.00 7.50 7.50 September 6.75 5.75 7.25 7.50 7.50 Oktober 6.50 5.75 7.25 7.50 7.50 November 6.00 5.75 7.50 7.75 7.50 Desember 6.00 5.75 7.50 7.75 7.50 Sumber data Bank Indonesia data diolah Pada tabel di atas menunjukan bahwa nilai BI Rate tertinggi pada tahun 2011 BI Rate tertinggi terjadi pada bulan Januari sebesar 7.00 dan terendah pada bulan Desember sebesar 6.00. Pada tahun 2012 BI Rate tertinggi terjadi pada bulan Januari sebesar 6.00 dan terendah pada bulan Desember sebesar 5.75. Pada tahun 2013 BI Rate tertinggi terjadi pada bulan sebesar Desember 7.50 dan terendah pada bulan Januari sebesar 5.75. Pada tahun 2014 BI Rate tertinggi terjadi pada bulan Desember sebesar 7.75 dan terendah pada bulan Januari sebesar 7.50. Pada tahun 2015 BI Rate tertinggi terjadi pada bulan Januari sebesar 7,75 dan terendah pada bulan Desember 7.50. Pada tahun 2016 BI Rate tertinggi pada bulan Januari 7.25 dan terendah pada bulan Maret 6.75. Sedangkan selama periode penelitian BI Rate tertinggi terjadi pada bulan Januari 2015 sebesar 7.75 dan terendah pada bulan Desember 2012 sebesar 5.75.

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga Dan Non Performing Financing Terhadap Penyaluran Dana Perbankan Syariah Di Indonesia

0 41 114

Analisis Pengaruh Jumlah Kantor Bank Syariah, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan Murabahah Perbankan Syariah di Indonesia

4 18 134

Analisis Pengaruh Inflasi, BI Rate, Pertumbuhan Pembiayaan, dan Ukuran Bank terhadap Pembiayaan Bermasalah Sektor UKM pada Perbankan Syariah di Indonesia (Periode Tahun 2009-2012)

0 4 146

Analisis Pengaruh Financing To Deposit Ratio (FDR) Dana Pihak Ketiga (DPK), Sertifikat Bank Indonesia Suariah (SBIS), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asset (ROA), Periode Januari 2009-2012

1 14 151

Analisis Pengaruh Jumlah Dana Pihak ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF) dan Tingkat Inflasi terhadap Total Pembiayaan yang diberikan oleh Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia (Periode januari 2007-Oktober 2012)

2 24 142

Analisis Pengaruh Inflasi, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), dan Jumlah Uang Beredar (JUB) terhadap Indeks Syariah yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

1 23 107

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), dan inflasi terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia periode 2010-2013

2 8 115

Pengaruh Non Perfoming Finance (NPF) Dan Dana Pihak Ketiga (DPK) Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah (studi Kasus Pada PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia Tahun 2010-2013)

0 2 1

Pengaruh Dana Pihak Ketiga terhadap Pembiayaan Dana Iplikasinya Terhadap Laba Bank Syariah (Penelitian pada Perbankan Syariah di Indonesia)

1 30 82

View of Analisis Pengaruh BI Rate, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Rasio Non Performing Financing (NPF) terhadap Produk Pembiayaan dengan Akad Murabahah pada Bank Syariah di Indonesia

0 0 12