Definisi BI Rate BI Rate

59 atas pencapaian hasil natijah yang ditentukan dari suatu pekerjaan. Bank Indonesia dalam operasi moneter melalui penerbitan SBIS mengumumkan target penyerapan likuiditas kepada bank-bank syariah sebagai upaya pengendalian moneter dan menjanjikan imbalan reward „iwadjhu’i tentu bagi yang turut berantisipasi dalam pelaksanaannya. Ketentuan mengenai imbalan SBIS adalah dengan cara Bank Indonesia menetapkan dan memberikan imbalan atau SBIS yang diterbitkan kemudian Bank Indonesia membayar imbalan pada saat jatuh waktu SBIS www.bi.go.id .

b. Karakterisik Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS

Menurut Wirdyaningsih, Perwataatamadja, Gemala dan Yeni 2006:149 SWBI yang sekarang disebut SBIS merupakan instrument kebijakan moneter yang bertujuan untuk mengatasi kesulitan kelebihan likuiditas pada bank yang beroperasi dengan prinsip syariah. Beberpa karakteristik SBIS sebagai berikut : 1. Menggunakan akad ju’alah berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional dan Majelis Ulama Indonesia, SBIS juga dapat diterbitkan dengan menggunakan akad mudharabah, musyarakah, wadiah, qardh, dan wakalah. 2. Diterbitkan oleh bank Indonesia. 3. Merupakan tanda bukti penitipan dana berjangka pendek. 4. Berjangka waktu paling kurang 1satu bulan dan paling lama 12 dua belas bulan. 60 5. Satuan unit sebesar Rp. 1.000.000,00 satu juta rupiah. 6. Diterbitkan tanpa warkat Scripless . 7. Merupakan instrument kebijakan moneter dan sarana penitipan dana sementara www.bi.go.id . 8. Tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder.

c. Ketentuan dan Mekanisme Penerbitan SBIS

Berdasrkan Fatwa DSN-MUI dan peraturan Bank Indonesia, instrument SBIS dilaksanakan dengan menggunakan mekanisme lelang sebagaimana hal ini pun diberlakukan bagi SBI konvensional. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.1040DPM tanggal 17 November 2008 tentang cara penerbitan Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS. Berikut ini adalah penjelasan atas hal-hal yang berkaitan dengan peraturan diatas. Berkaitan dengan penatausahaan SBIS sebagaimana yang telah di operasikan terhadap SBI konvensional, BI menggunakan sistem pencatatan dan penatausahaan secara elektronis yang dikenal dengan sistem BI-SSSS Scripless Securities Settelement System. Atau Sistem Penyelesaian Surat Berharga Tanpa Warkat, yaitu transaksi dengan Bank Indonesia termasuk penatausahaanya dan penataanusahaan surat berharga secara elektronik dan terhubung langsung antara peserta, penyelenggara dan sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement BI-RGTS. 1 Pihak-pihak dalam Lelang SBIS a. Bank Umum Syariah BUS atau Unit Usaha Syariah UUS 61 atau pialang yang bertindak untuk dan atas nama BUSUUS. b. Bank Umum Syariah BUS atau Unit Usaha SyariahUUS, baik sebgai peserta langsung maupun tidak langsung, wajib memenuhi persyaratan Financing to Deposit Ratio FDR yang ditetapkan Bank Indonesia. 2 Pembatalan Hasil dan Transaksi Lelang SBIS Hasil lelang SBIS Settelement Lelang SBIS, Settelement First leg Repo SBIS dan Settelement Second leg Repo SBIS dinyatakan batal apabila saldo rekening giro dan saldo rekening surat berharga BUS atau UUS di Bank Indonesia tidak mencukupi. 3 Sanksi Peraturan Bank Indonesia No.1218PBI2010. Bank Indonesia mengenakan sanksi kepada BUS atau UUS atau transaksi SBIS www.bi.go.id , yang dinyatakan berupa : a Teguran tertulis b Kewajiban membayar sebesar 0,01 satu per sepuluh ribu dari nilai transaksi SBIS yang dinyatakan batal, paling sedikit sebesar Rp 10.000.000,00 sepuluh juta rupiah dan paling banyak sebesar Rp 100.000.000,00 seratus juta rupiah untuk setiap transaksi SBIS yang dinyatakan batal. Dengan tidak mengurangi sanksi tersebut diatas, dalam hal BUS atau UUS melakukan transaksi SBIS dan atau tanpa transaksi operasi moneter syariah lainnya sebagaimana dimaksud dalam peraturan

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga Dan Non Performing Financing Terhadap Penyaluran Dana Perbankan Syariah Di Indonesia

0 41 114

Analisis Pengaruh Jumlah Kantor Bank Syariah, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan Murabahah Perbankan Syariah di Indonesia

4 18 134

Analisis Pengaruh Inflasi, BI Rate, Pertumbuhan Pembiayaan, dan Ukuran Bank terhadap Pembiayaan Bermasalah Sektor UKM pada Perbankan Syariah di Indonesia (Periode Tahun 2009-2012)

0 4 146

Analisis Pengaruh Financing To Deposit Ratio (FDR) Dana Pihak Ketiga (DPK), Sertifikat Bank Indonesia Suariah (SBIS), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asset (ROA), Periode Januari 2009-2012

1 14 151

Analisis Pengaruh Jumlah Dana Pihak ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF) dan Tingkat Inflasi terhadap Total Pembiayaan yang diberikan oleh Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia (Periode januari 2007-Oktober 2012)

2 24 142

Analisis Pengaruh Inflasi, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), dan Jumlah Uang Beredar (JUB) terhadap Indeks Syariah yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

1 23 107

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), dan inflasi terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia periode 2010-2013

2 8 115

Pengaruh Non Perfoming Finance (NPF) Dan Dana Pihak Ketiga (DPK) Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah (studi Kasus Pada PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia Tahun 2010-2013)

0 2 1

Pengaruh Dana Pihak Ketiga terhadap Pembiayaan Dana Iplikasinya Terhadap Laba Bank Syariah (Penelitian pada Perbankan Syariah di Indonesia)

1 30 82

View of Analisis Pengaruh BI Rate, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Rasio Non Performing Financing (NPF) terhadap Produk Pembiayaan dengan Akad Murabahah pada Bank Syariah di Indonesia

0 0 12