57
4 Penetapan respon kebijakan moneter dapat dilakukan melalui Rapat Dewan Gubernur mingguan jika terjadi perkembangan di luar
perkiraan.
b. Hubungan anatara BI Rate terhadap pembiayaan Usaha Kecil
dan Menengah UKM
Perubahan BI Rate mempengaruhi suku bunga deposito dan suku bunga kredit perbankan. Apabila perekonomian sedang mengalami
kelesuan, Bank Indonesia dapat menggunakan kebijakan moneter yang ekspansif melalui penurunan suku bunga untuk mendorong
aktifitas ekonomi. Penurunan suku bunga BI Rate menurunkan suku bunga kredit sehingga permintaan akan kredit dari perusahaan dan
rumah tangga akan meningkat. Penurunan suku bunga kredit juga akan menurunkan biaya modal perusahaan untuk melakukan investasi.
Ini semua akan meningkatkan aktifitas konsumsi dan investasi sehingga aktifitas perekonomian semakin bergairah. Sebaliknya,
apabila tekanan inflasi mengalami kenaikan, Bank Indonesia merespon dengan menaikkan suku bunga BI Rate untuk mengerem
aktifitas perekonomian yang terlalu cepat sehingga mengurangi tekanan inflasi
www.bi.go.id Dampak perubahan suku bunga kepada kegiatan Usaha Kecil dan
Menengah UKM juga mempengaruhi ekspektasi publik akan inflasi jalur ekspektasi. Penurunan suku bunga yang diperkirakan akan
mendorong aktifitas ekonomi seperti Usaha Kecil dan Menengah
58
UKM dan pada akhirnya inflasi mendorong pekerja untuk mengantisipasi kenaikan inflasi dengan meminta upah yang lebih
tinggi. Upah ini pada akhirnya akan dibebankan oleh produsen kepada konsumen melalui kenaikan harga.
6. Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS
a. Definisi Sertifikat Bank Indonesia Syariah
Sertifikat Bank Indonesia syariah SBIS adalah sertifikat yang diterbitkan Bank Indonesia yang diterbitkan Bank Indonesia
yang dibuat dalam rangka pengendalian moneter berdasarkan prinsip syariah dan merupakan salah satu upaya untuk mengatasi bila terjadi
kelebihan likuiditas
pada bank
syariah Arifin,2009:198.
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.1011PBI2008 tentang Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS, bahwa definisi SBIS
adalah surat berharga berdasarkan prinsip syariah berjangka waktu pendek dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank
Indonesia www.bi.go.id
. Hal ini sedikit berbeda dengan SBI konvensional yang diterbitkan melalui lelang dengan tingkat
diskonto yang berbasis bunga interest, sedangkan Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai
salah satu instrument operasi pasar terbuka dalam rangka pengendalian moneter yang dilakukan berdasarkan prinsip syariah
dengan menggunakan akad ju’alah. Akad ju’alah adalah janji atau
komitmeniltizan untuk memberikan imbalan tertentu „iwadahju’l
59
atas pencapaian hasil natijah yang ditentukan dari suatu pekerjaan. Bank Indonesia dalam operasi moneter melalui penerbitan
SBIS mengumumkan target penyerapan likuiditas kepada bank-bank syariah sebagai upaya pengendalian moneter dan menjanjikan
imbalan reward „iwadjhu’i tentu bagi yang turut berantisipasi
dalam pelaksanaannya. Ketentuan mengenai imbalan SBIS adalah dengan cara Bank Indonesia menetapkan dan memberikan imbalan
atau SBIS yang diterbitkan kemudian Bank Indonesia membayar imbalan pada saat jatuh waktu SBIS
www.bi.go.id .
b. Karakterisik Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS
Menurut Wirdyaningsih, Perwataatamadja, Gemala dan Yeni 2006:149 SWBI yang sekarang disebut SBIS merupakan
instrument kebijakan moneter yang bertujuan untuk mengatasi kesulitan kelebihan likuiditas pada bank yang beroperasi dengan
prinsip syariah. Beberpa karakteristik SBIS sebagai berikut : 1. Menggunakan akad
ju’alah berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional dan Majelis Ulama Indonesia, SBIS juga dapat diterbitkan
dengan menggunakan akad mudharabah, musyarakah, wadiah, qardh, dan wakalah.
2. Diterbitkan oleh bank Indonesia. 3. Merupakan tanda bukti penitipan dana berjangka pendek.
4. Berjangka waktu paling kurang 1satu bulan dan paling lama 12 dua belas bulan.