64
pembiayaan total. Sedangkan porsi pembiayaan dengan akad jual beli murabahah Peran SBIS yang semakin signifikan pada
penyaluran kredit UMKM baik pada perbankan syariah maupun konvensional mengindikasikan kinerja instrumen moneter syariah
semakin baik. Untuk itu bank sentral sebagai otoritas moneter dapat memperkuat peran instrumen SBIS. Selain itu, transmisi kebijakan
moneter lewat jalur kredit berjalan kurang optimal terlihat dari hasil FEDV yang menunjukan pengaruh instrumen moneter baik SBI atau
SBIS yang tidak terlalu besar. Otoritas moneter harus ikut berpartisipasi mendorong penyaluran dana perbankan ke sektor
UMKM mengingat peran UMKM yang sangat besar bagi perekonomian Indonesia.
7. Non Performing Financing NPF
a. Definisi Non Perfoming Financing NPF
Non Performing Financing NPF adalah rasio antara pembiayaan yang bermasalah dengan total pembiayaan yang disalurkan oleh bank
syariah. Berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh Bank Indonesia kategori yang termasuk dalam NPF adalah pembiayaan
yang kurang lancar, diragukan dan macet. Dalam peraturan Bank Indonesia Nomor 821PBI2006 tanggal 5 oktober 2006 tentang
Peniliain Kalitas Bank Umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah pasal 9 ayat 2, bahwa kualitas aktiva
produktif dalam bentuk pembiayaan dibagi dalam 5 golongan yaitu
65
lancar L, dalam perhatian khusus DPK, kurang lancar KL, diragukan D, macetM.
Pada umumnya resiko pembiayaan ini dinilai dari besarnya pembiayaan yang bermasalah atau Non Performing Financing NPF.
Dalam PSAK No 31 tentang Akutansi perbankan pada pasal 24 disebutkan bahwa : “ kredit non performing pada umumnya
merupakan kredit yang pembayaran angsuran pokok dan atau bunganya telah lewat 90 Sembilan puluh hari atau lebih setelah
jatuh tempo, atau kredit non performing terdiri atas kredit yang digolongkan sebagai kredit kurang lancar, diragukan, dan macet.
Berdasarkan surat edaran Bank Indonesia No. 824Dpbs tanggal 20 Oktober 2006 ditetapan menjadi 4empat golongan yaitu:
1 Lancar, Pembayaran pokok atau pelunasan pokok tepat waktu. 2 Kurang Lancar, terdapat tunggakan angsuran pokok atau
pelunasan pokok sampai dengan 3 bulan. 3 Diragukan, terdapat tunggakan angsuran pokok atau pelunasan
pokok yang telah melampaui tiga bulan sampai dengan 24 bulan. 4 Macet, terdapat tunggakan angsuran pokok atau pelunasan pokok
yang telah melampai 24 bulan. Non Performing Financing NPF menggambarkan bagaimana
kualitas pembiayaan yang disalurkan oleh bank. Tingkat Non Performing Financing NPF yang rendah menggambarkan bahwa
bank mampu mengelola pembiayaan yang disalurkan dengan baik.
66
Sebaliknya jika tingkat NPF yang tinggi, hal ini menggambarkan bahwa kualitas pembiayaan yang disalurkan mengalami penurunan
akibat pengelolaan pembiayaan yang kurang baik. Non Performing Financing NPF pada dasarnya disebabkan
oleh faktor intern dan ekstern. Kedua faktor tersebut tidak dapat dihindari mengingat adanya kepentingan yang saling berkaitan
sehingga mempengaruhi kegiatan usaha bank. Mahmoedin,2004: 52 Besarnya NPF yang diperoleh bank Indonesia adalah 5 jika
melebihi 5 akan mempengaruhi penilaian tingkat kesehatan bank yang bersangktan yaitu akan mengurangi nilai skor yang yang
diperoleh. Bila resiko pembiayaan meningkat, margin atau biaya kredit akan meningkat pula. Sementara itu, dalam ekonomi Islam
sektor perbankan tidak mengenal instrument bunga, sistem keuangan Islam menerapkan sistem pembagian keuntungan dan kerugian, bukan
kepada tingkat bunga yang telah menetapkan tingkat keuntungan dimuka.
Adapun jenis-jenis Non Performing Financing NPF adalah sebagai berikut :
1 Non Performing Financing Penyediaan Dana Bermasalah Gross NPF gross adalah perbandingan antara jumlah pembiayaan
yang diberikan dengan tingkat kolektabilitas 3 sampai dengan 5 dibandingkan dengan total pembiayaan yang siberikan oleh bank.
Terdapat 5 kategori tingkat kolektabilitas pembiayaan yaitu :